Perang Salib Pertama: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
kTidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 36:
==Konteks sejarah==
Negeri-negeri Kristen dan Muslim telah bertikai sejak berdirinya Islam pada abad ke-7. Satu abad setelah kematian
Perang Salib Pertama adalah upaya dunia Kristen untuk membendung perluasan pengaruh Islam ke Tanah Suci dan Bizantium, terutama oleh Fatimiyah dan Seljuk. Di Eropa Barat, Yerusalem dianggap sebagai tempat patut untuk menunaikan [[Peziarahan Kristen|peziarahan]] [[penebusan dosa]]. Meskipun kekuasaan Seljuk di Yerusalem lemah (yang kelak menyerahkan kota tersebut kepada Fatimiyah), para peziarah yang kembali ke Eropa melaporkan adanya kesusahan dan penindasan yang dialami oleh umat Kristen. Dukungan militer yang diperlukan oleh Bizantium bertepatan dengan meningkatnya jumlah prajurit di Eropa Barat yang bersedia menerima perintah perang dari kepausan.{{sfn|Riley-Smith|2005|pp=10–12|loc=The Birth of the Crusading Movement}}
Baris 44:
Pada abad ke-11, jumlah penduduk Eropa meningkat pesat akibat munculnya pembaruan di bidang teknologi dan pertanian yang memungkinkan berkembangnya perdagangan. [[Gereja Katolik]] telah menjadi lembaga yang sangat berpengaruh bagi peradaban Barat. Kehidupan masyarakat diatur melalui [[manorialisme]] dan [[feodalisme]], struktur politik dengan para kesatria dan bangsawan berutang pengabdian militer kepada para penguasa sebagai imbalan atas hak untuk menyewakan tanah dan manor.<ref>[[Sidney Painter|Painter, Sidney]] (1969). "[http://images.library.wisc.edu/History/EFacs/HistCrus/0001/0001/reference/history.crusone.i0016.pdf Western Europe on the Eve of the Crusades] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20230104204618/http://images.library.wisc.edu/History/EFacs/HistCrus/0001/0001/reference/history.crusone.i0016.pdf |date=4 January 2023 }}". In Setton, K., ''A History of the Crusades: Volume I''. hlm. 3–30.</ref>
Dalam rentang tahun 1050 sampai 1080, gerakan [[Reformasi Gregorian]] mengembangkan kebijakan yang semakin tegas demi memperluas kekuatan dan pengaruh Katolik Roma. Hal tersebut memicu pertikaian dengan umat [[Kekristenan Timur]] yang tidak mengakui doktrin [[supremasi kepausan]]. Gereja Timur menganggap paus hanyalah satu dari [[Pentarki|lima patriark]] Gereja, bersama dengan patriark [[Patriark Aleksandria|Aleksandria]], [[Patriark Antiokhia|Antiokhia]], [[Patriark Ekumenis Konstantinopel|Konstantinopel]], dan [[Gereja Ortodoks Yunani Yerusalem|Yerusalem]]. Lantaran adanya perbedaan kebiasaan, kredo, dan praktik antar umat Kristen, [[Paus Leo IX]] mengirim utusan ke Patriark [[Mikael I Kerularius]] dari Konstantinopel pada tahun 1054, yang
Umat Kristen awal terbiasa menggunakan kekerasan untuk kepentingan keumatan. Teologi Kristen mengenai kewajiban berperang berkembang sejak kewarganegaraan Romawi dan Kekristenan dipersatukan. Warga negara diwajibkan berperang melawan musuh-musuh kekaisaran. Berawal dari pemikiran teolog abad ke-4, [[Agustinus dari Hippo]], doktrin [[Perang agama|perang suci]] mulai berkembang. Agustinus berpendapat bahwa [[perang agresi]] itu dosa, tetapi perang bisa dibenarkan jika dinyatakan oleh penguasa yang sah seperti raja atau uskup, untuk mempertahankan diri atau merebut kembali wilayah, dan tidak melakukan kekerasan berkelebihan. Terpecahnya [[Kekaisaran Karoling]] di Eropa Barat menyebabkan munculnya golongan prajurit yang saling bertempur sesama mereka sendiri. Tindakan kekerasan umumnya digunakan untuk penyelesaian sengketa, dan kepausan berupaya mengentaskan hal tersebut.{{sfn|Asbridge|2012|pp=14–15|loc=Warfare and Violence in Latin Europe}}
Baris 50:
[[Paus Aleksander II]] mengembangkan sistem penerimaan prajurit melalui proses penyumpahan untuk membangun pasukan militer, yang kemudian diperluas oleh [[Paus Gregorius VII|Gregorius VII]] ke seluruh Eropa. Hal tersebut dimanfaatkan oleh Gereja dalam menghadapi perseteruan antara Kristen dengan Muslim di [[Semenanjung Iberia]] dan melawan [[Penaklukan Italia Selatan oleh Norman|penaklukan Sisilia oleh Norman]]. Gregorius VII melangkah lebih jauh pada tahun 1074, yang berencana memanfaatkan kekuatan militer untuk memperkuat prinsip kedaulatan kepausan dalam perang suci mendukung Bizantium melawan Seljuk, tetapi tidak mendapatkan banyak dukungan. Teolog [[Anselmus dari Lucca]] mengambil langkah tegas sehubungan dengan ideologi tentara salib. Ia memaklumatkan bahwa berperang demi tujuan yang benar dapat mengampuni dosa.{{sfn|Runciman|1951|pp=83–92|loc=Holy Peace and Holy War}}
Di Semenanjung Iberia, tidak ada pemerintahan Kristen yang berpengaruh. Kerajaan Kristen [[Kerajaan Leon|León]], [[Kerajaan Navarra|Navarra]], dan [[Kepangeranan Catalonia|Catalonia]] tidak memiliki kesamaan identitas dan keterikatan sejarah yang berlandaskan pada suku atau etnis, sehingga mereka berkali-kali bersatu dan berpisah di sepanjang abad ke-11 dan ke-12. Meskipun kecil, kerajaan-kerajaan tersebut mengembangkan teknik militer atas dasar kebangsawanan, dan pada tahun 1031, runtuhnya [[Kekhalifahan Córdoba]] di Spanyol selatan membuka peluang untuk menyatukan wilayah-wilayah tersebut, yang kemudian dinamai ''[[Reconquista]]''. Pada tahun 1063, [[William VIII, Adipati Aquitaine|William VIII dari Aquitaine]] memimpin pasukan yang terdiri dari gabungan kesatria Prancis, [[Aragon]], dan [[Orang Catalonia|Catalan]] dalam [[Perang Salib Barbastro|Pengepungan Barbastro]] untuk merebut kembali kota-kota yang telah dikuasai Muslim sejak tahun 711. Tindakan tersebut mendapat dukungan penuh dari Paus Aleksander II. Setelah gencatan senjata dinyatakan di Catalonia, para prajurit perang diberi [[indulgensi|penghapusan dosa]]. Perang tersebut digolongkan sebagai perang suci, tetapi berbeda dengan Perang Salib Pertama karena tidak ada peziarahan, tidak ada
Bangsa [[Italia-Norman]] berhasil merebut sebagian Italia Selatan dan Sisilia dari Bizantium dan Arab Afrika Utara beberapa dekade menjelang Perang Salib Pertama.{{sfn|Asbridge|2012|pp=5–8|loc=Western Europe in the Eleventh Century}} Tindakan tersebut dikecam oleh kepausan. Paus Leo IX kemudian menyerukan perlawanan terhadap mereka melalui [[Pertempuran Civitate]], yang berhasil dimenangkan oleh Norman. Kendatipun demikian, ketika menyerbu Sisilia Muslim pada tahun 1059, Norman melancarkannya di bawah panji kepausan ''[[Gonfalone Gereja|Invexillum sancti Petrior]],'' atau panji Santo Petrus.{{sfn|Lock|2006|pp=306–308|loc=The Proto-Crusades, or the Prehistory of Crusading}} [[Robert Guiscard]] merebut kota Bizantium [[Bari]] pada tahun 1071 dan melancarkan perlawanan di sepanjang pesisir timur [[Adriatik]] di dekat [[Durrës|Dyrrachium]] pada tahun 1081 dan 1085.{{sfn|Tyerman|2019|p=46|loc=The Mediterranean Crisis and the Background to the First Crusade}}
Baris 58:
[[File:Map of the Byzantine Empire (867-1081).svg|thumb|left|alt=map of the Byzantine Empire (9-11th centuries)|upright=1.8 |Peta Kekaisaran Bizantium (867–1081)]]
Sejak awal berdirinya, [[Kekaisaran Bizantium]] merupakan pusat sejarah perbendaharaan, budaya, dan kekuatan militer di Eropa.<ref>Papayianni, Aphrodite (2006)."Byzantine Empire". In ''The Crusades – An Encyclopedia''. hlm. 188–196.</ref> Di bawah pemerintahan [[Basileios II Boulgaroktonos|Basilus II]], perluasan wilayah kekaisaran mencapai puncaknya pada tahun 1025. Perbatasan Kekaisaran membentang ke arah timur hingga Iran, Bulgaria, dan sebagian besar Italia selatan berada di bawah kendali Bizantium. Perompakan yang marak terjadi di Laut Tengah juga berhasil ditumpas. Hubungan Bizantium dengan Kesultanan Islam yang bersebelahan sama bermasalahnya seperti hubungannya dengan [[Rumpun suku bangsa Slavia|bangsa Slavia]] atau Kristen Barat. Bangsa [[Italo-Norman|Norman]] di Italia; [[Pecheneg]], [[Orang Serbia|Serbia]] dan [[Suku Kuman|Kuman]] di utara; serta Turki Seljuk di timur, kesemuanya bertikai dengan Kekaisaran Bizantium, dan untuk menghadapi ancaman tersebut, para kaisar merekrut prajurit bayaran, bahkan terkadang direkrut dari para musuh mereka.{{sfn|Kaldellis|2017|pp=120–141|loc=Basil II (976–1025)}}
Di sisi lain, dunia Islam mengalami kemajuan pesat sejak didirikan pada abad ke-7, dan diperkirakan akan segera menghadapi perubahan besar.<ref>[[H. A. R. Gibb|Gibb, Hamilton A. R.]] (1969). "[http://images.library.wisc.edu/History/EFacs/HistCrus/0001/0001/reference/history.crusone.i0018.pdf The Caliphate and the Arab States] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20230601084159/http://images.library.wisc.edu/History/EFacs/HistCrus/0001/0001/reference/history.crusone.i0018.pdf |date=1 June 2023 }}". In Setton, K., ''A History of the Crusades: Volume I''. hlm. 81–98.</ref> Gelombang pertama [[Migrasi orang-orang Turkik|migrasi bangsa Turki]] ke Timur Tengah turut memengaruhi sejarah Arab dan Turki sejak abad ke-9. ''[[Status quo]]'' di Asia Barat terancam oleh gelombang migrasi bangsa Turki berikutnya, terutama kedatangan [[Dinasti Seljuk|Turki Seljuk]] pada abad ke-10. Seljuk adalah klan penguasa kecil yang berasal dari [[Transoksiana]] di Asia Tengah. Mereka masuk Islam dan bermigrasi ke Iran untuk mencari peruntungan. Dua dekade kemudian, Seljuk berhasil menaklukkan Iran, Irak dan [[Timur Dekat]]. Seljuk dan para prajuritnya adalah Muslim Sunni, yang memicu terjadinya perseteruan dengan Syiah [[Kekhalifahan Fatimiyah|Fatimiyah]] di Palestina dan Suriah.{{sfn|Peacock|2015|pp=20–71|loc=The Rise of the Seljuks, c. 965 –1092}}
[[File:Varqa fighting on horseback.jpg|thumb|upright=1|Penunggang kuda Seljuk Anatolia, dalam ''[[Varka and Golshah]]'', miniatur dari pertengahan abad ke-13, [[Konya]], Kesultanan Rum.<ref>These knights were equipped with long swords and bows, and for protection used large shields ("kite-shields"), lamellar armour and ''[[hauberk]]'' mail {{cite book |last1=Gorelik |first1=Michael |title=Oriental Armour of the Near and Middle East from the Eighth to the Fifteenth Centuries as Shown in Works of Art (in Islamic Arms and Armour) |date=1979 |publisher=Robert Elgood |page=Fig.38 |location=London |isbn=978-0859674706 |url=http://warfare.6te.net/Gorelik-Oriental_Armour.htm}}</ref><ref name="AAOS">{{cite journal |last1=Sabuhi |first1=Ahmadov Ahmad oglu |title=The miniatures of the manuscript "Varka and Gulshah" as a source for the study of weapons of XII–XIII centuries in Azerbaijan |journal=Austrian Journal of Humanities and Social Sciences |date=July–August 2015|issue=7–8 |pages=14–16 |url=https://www.researchgate.net/publication/305236939}}</ref>]]
Bangsa Seljuk adalah orang-orang nomaden, berbahasa Turki, dan terkadang [[Shamanisme|shamanistik]], berbeda dengan rakyat mereka yang menetap dan menuturkan bahasa Arab.{{sfn|Cahen|1968|pp=66–72|loc=The First Incursions before 1071}} Perbedaan tersebut turut melemahkan struktur kekuasaan ketika
Sejak tahun 1092, ''status quo'' di Timur Tengah kacau balau setelah kematian penguasa sah Kesultanan Seljuk, [[Nizham al-Mulk]]
===Penindasan Kristiani===
Menurut sejarawan [[Jonathan Riley-Smith]] dan [[Rodney Stark]], penguasa Muslim di Tanah Suci kerap memberlakukan aturan keras "terhadap setiap orang yang mempertunjukkan iman Kristen secara
<ref>{{cite book|url=https://books.google.com/books?id=wtI90AEACAAJ|title=A history of the crusades, volume 1: the first hundred years|date=1969 |page=78|publisher=University of Wisconsin Press |isbn=978-0-299-06670-3 }}</ref><ref>{{cite book|url=https://www.degruyter.com/document/doi/10.9783/9781512818642-012/html?lang=en|title=the pilgrimages to palestine before 1095|chapter=D. The Pilgrimages to Palestine before 1095 |date=11 November 2016 |pages=68–80 |publisher=University of Pennsylvania Press |doi=10.9783/9781512818642-012 |isbn=978-1-5128-1864-2 }}</ref><ref>{{cite book|url=https://books.google.com/books?id=0E-_EAAAQBAJ|title=How the West Won: The Neglected Story of the Triumph of Modernity|date=11 July 2023 |page=102|publisher=Simon and Schuster |isbn=978-1-68451-622-3 }}</ref>
{{quote|Pada tahun 1026, Richard dari Saint-Vanne dirajam sampai mati karena ia
[[Penindasan terhadap orang Kristen|Penindasan terhadap umat Kristen]] semakin parah setelah Turki Seljuk menyerbu Yerusalem. Desa-desa yang diduduki oleh Turki di sepanjang jalan menuju Yerusalem mulai memungut biaya masuk pada peziarah Kristen. Pada prinsipnya, Seljuk mengizinkan para peziarah untuk memasuki Yerusalem, tetapi mereka kerap memberlakukan tarif yang tinggi dan membiarkan para peziarah diserang oleh penduduk setempat. Banyak peziarah yang diculik dan dijual sebagai budak, sedangkan selebihnya disiksa.
Kabar mengenai penindasan tersebut sampai ke telinga umat Kristen Eropa di Barat beberapa tahun setelah [[Pertempuran Manzikert]]. Seorang saksi mata dari [[Orang Franka|Franka]] berkata: "Sejauh mata memandang, Muslim Turki
{{blockquote|Tempat-tempat suci dinodai dan dihancurkan dengan berbagai cara. Para bangsawan perempuan dan putri-putri mereka, yang ditelanjangi, diperkosa satu demi satu, seperti binatang. Beberapa [penyerang] tanpa rasa malu memamerkan para perawan di depan ibunya sendiri dan memaksanya menyanyikan lagu-lagu yang
Kaisar memperingatkan bahwa jika Konstantinopel jatuh ke tangan Turki, tidak hanya ribuan umat Kristen yang akan disiksa, diperkosa dan dibunuh, tetapi “relikui paling suci dari sang Juru Selamat,” yang dikumpulkan selama berabad-abad, akan lenyap. “Maka dari itu, dalam nama Tuhan... kami memohon kepada Saudara untuk membawa semua prajurit Kristus yang setia ke kota ini... dengan kedatangan Saudara, Saudara akan menemukan ganjarannya di surga, dan jika Saudara tidak datang, Tuhan akan menghukum Saudara.”<ref>{{cite book |url=https://books.google.com/books?id=_JUyPcvrYXUC |title=The Dream and the Tomb: A History of the Crusades |date=1984 |page=28-29|publisher=Rowman & Littlefield |isbn=978-0-8128-2945-7 }}</ref>
Baris 96:
[[File:PeoplesCrusadeMassacre.jpg|thumb|Ilustrasi yang menunjukkan kekalahan [[Perang Salib Rakyat]], dari ''Livre des Passages d'Outre-mer'' karya Sébastien Mamerot ([[Jean Colombe]], {{circa|1472–75}}, [[Bibliothèque Nationale|BNF]] Fr. 5594)|alt=Lines of peasants and armies are shown in battle against the Seljuq Turks.]]
Para bangsawan besar Prancis dan pasukannya yang terlatih bukanlah rombongan pertama yang memulai perjalanan menuju Yerusalem.<ref name="Murray-2006">Murray, Alan V. (2006)."People's Crusades (1096)". In ''The Crusades – An Encyclopedia''. hlm. 939–941.</ref> Urbanus telah merencanakan keberangkatan tentara salib pertama pada tanggal 15 Agustus 1096, bertepatan dengan [[Maria Diangkat ke Surga|Hari Kenaikan Maria]], tetapi beberapa bulan sebelumnya, serombongan pasukan tak terduga yang terdiri dari para petani dan bangsawan rendahan berangkat
Kurangnya keterampilan militer membuat pasukan Peter mudah mengalami kesulitan, meskipun mereka masih berada di wilayah Kristen.<ref name="Runciman-1949" /> Pasukan yang dipimpin oleh Walter menjarah kawasan [[Beograd]] dan [[Zemun]], dan berhasil tiba di Konstantinopel tanpa kendala berarti. Sementara itu, pasukan yang dipimpin oleh Peter, yang berarak terpisah dari pasukan Walter, bertempur dengan bangsa Hungaria dan kemungkinan berhasil merebut Beograd. Di [[Niš]], gubernur Bizantium memberi mereka makanan, tetapi Peter tidak bisa mengendalikan pasukannya dan bentrokan pecah dengan warga setempat, yang berhasil diredakan oleh tentara Bizantium. Peter tiba di Konstantinopel pada bulan Agustus. Pasukannya kemudian bergabung dengan pasukan Walter yang telah tiba lebih dulu, serta dengan rombongan tentara salib dari Prancis, Jerman, dan Italia. Pasukan lainnya dari [[Bohemia]] dan [[Sachsen]] tercerai-berai dan tidak berhasil melewati Hungaria.{{sfn|Asbridge|2004|p=82|loc=Afire with Crusading Fever}}
Rombongan Peter dan Walter yang tak terkendali mulai menjarah di pinggiran kota untuk mencari perbekalan dan makanan. Hal tersebut mendorong Aleksius untuk memberangkatkan mereka menyeberangi [[Selat Bosporus]] satu minggu lebih cepat. Setelah tiba di [[Asia Kecil]], rombongan tentara salib tercerai-berai dan mulai menjarah pedesaan, menyelinap memasuki wilayah Seljuk di dekat Nikea. Bangsa Turki yang jauh lebih berpengalaman membantai sebagian besar rombongan tersebut.<ref name="Murray-2006" /> Serombongan pasukan Italia dan Jerman dikalahkan dalam [[Pengepungan Xerigordos|Pengepungan Xerigordon]] pada akhir September. Sementara itu, pasukan Walter dan Peter, meskipun kebanyakannya tidak terlatih dalam pertempuran, dipimpin oleh kurang lebih 50 kesatria, yang bertempur melawan pasukan Turki dalam [[Pertempuran Civetot]] pada bulan Oktober 1096. Para pemanah Turki melumpuhkan bala tentara salib dan Walter adalah salah seorang yang tewas. Peter, yang tidak berada di Konstantinopel pada saat itu,
[[File:Carte de la premiere croisade.jpg|250px|right|thumb|Peta rute para pemimpin Perang Salib Pertama|alt=A map of the Mediterranean, with the routes of Hugh I of Vermandois, Godfrey of Bouillon, Bohemond of Taranto, Raymond IV of Toulouse, Robert Curthose, and Baldwin of Boulogne highlighted. The major Christian and Muslim empires at the time of the crusade are also highlighted. Major battles in Asia Minor are marked.]]
Di Eropa, imbauan Perang Salib Pertama memicu terjadinya [[pembantaian Rhineland]] yang menyasar orang-orang [[Orang Yahudi|Yahudi]]. Pada akhir 1095 dan awal 1096, beberapa bulan sebelum keberangkatan tentara salib resmi pada bulan Agustus, terjadi sejumlah penyerangan terhadap masyarakat Yahudi di Prancis dan Jerman. Pada bulan Mei 1096, [[Emicho|Emicho dari Flonheim]] memerangi orang Yahudi di [[Speyer]] dan [[Worms]]. Tentara salib tidak resmi lainnya dari Swabia, yang dipimpin oleh Hartmann dari Dillingen, bersama dengan para sukarelawan dari Prancis, Inggris, [[Lotharingia]], dan [[Orang Flanders|Flandria]] yang dipimpin oleh Drogo dari Nesle dan [[William si Tukang Kayu]] beserta penduduk setempat, ikut membantu Emicho dalam menggempur masyarakat Yahudi di [[Mainz]] pada akhir Mei.{{sfn|Asbridge|2004|pp=84–85|loc=The Journey to Byzantium}} Di Mainz, seorang perempuan Yahudi memilih membunuh anak-anaknya ketimbang membiarkannya dibunuh oleh
[[Kálmán dari Hungaria]] harus menyelesaikan masalah yang ditimbulkan oleh tentara salib di sepanjang perjalanannya melintasi [[Hungaria]] menuju Tanah Suci pada tahun 1096. Ia membasmi dua rombongan tentara salib yang menjarah kerajaannya. Pasukan Emicho akhirnya melanjutkan perjalanan ke Hungaria, tetapi juga dilumpuhkan oleh Kálmán, dan pengikut Emicho tercerai-berai. Sejumlah pasukan berhasil bergabung dengan pasukan utama, sedangkan Emicho sendiri harus pulang ke kampung halamannya. Kebanyakan penyerang hendak memaksa umat Yahudi untuk memeluk agama Kristen, meskipun sebagian juga mengincar harta mereka. Kekerasan fisik terhadap orang Yahudi bukanlah kebijakan resmi gereja dalam perang salib, dan para uskup Kristen, terutama Uskup Agung Cologne, melakukan upaya terbaik untuk melindungi orang Yahudi. Satu dekade sebelumnya, Uskup Speyer memindahkan Yahudi di kota tersebut ke sebuah [[ghetto]] berpagar untuk melindungi mereka dari kezaliman Kristen dan menyerahkan kendali atas masalah peradilan kepada kepala rabi Yahudi. Namun, sejumlah uskup juga menerima uang sebagai imbalan karena melindungi Yahudi. Serangan-serangan tersebut diduga dipicu oleh anggapan bahwa orang Yahudi dan Muslim adalah musuh Kristus, dan oleh sebab itu harus diperangi atau [[Kristenisasi|dikristenkan]].{{sfn|Asbridge|2004|pp=84–88|loc=The Journey to Byzantium}}
Baris 112:
===Perekrutan===
[[File:Origin of the First Crusaders.jpg|alt=Origin of the known participants on the First Crusade|thumb|Asal prajurit pada Perang Salib Pertama]]
Perekrutan prajurit untuk perang besar semacam ini dilakukan di seluruh benua. Perkiraan jumlah tentara salib yang berangkat dari [[Eropa Barat]]
Sulit untuk menilai alasan ribuan prajurit memilih bergabung dengan tentara salib. Sebagian besarnya tidak memiliki catatan sejarah sama sekali, bahkan para kesatria tersohor sekalipun, yang kisahnya biasanya diceritakan ulang oleh para biarawan atau rohaniwan. Diduga kuat bahwa kesalehan adalah alasan utama seseorang bergabung dengan tentara salib.{{sfn|Asbridge|2004|pp=69–71|loc=The Mindset of the Lay Aristocracy}} Di tengah-tengah antusiasme umatnya, Urbanus tetap memastikan bahwa akan ada pasukan kesatria yang direkrut dari kalangan bangsawan Prancis. Selain Adhemar dan Raymond, para pemimpin lain yang direkrut di sepanjang tahun 1096 adalah [[Bohemond I dari Antiokhia|Bohemond dari Taranto]],<ref>Ernest Barker (1911). "[[wikisource:1911 Encyclopædia Britannica/Bohemund|Bohemund]]". In Chisholm, Hugh (ed.) ''Encyclopædia Britannica''. '''4.''' (11th ed.). Cambridge University Press. hlm. 135–136.</ref> sekutu pembaharu Paus di Italia selatan; keponakan Bohemond, [[Tancredi dari Galilea|Tancred]];<ref>Chisholm, Hugh, ed. (1911). "[[wikisource:1911 Encyclopædia Britannica/Tancred (crusader)|Tancred (crusader)]]". ''Encyclopædia Britannica''. '''26.''' (11th ed.). Cambridge University Press. hlm. 394–395.</ref> [[Godefroy dari Bouillon|Godfrey dari Bouillon]],<ref>Louis René Bréhier (1909). "[[wikisource:Catholic Encyclopedia (1913)/Godfrey of Bouillon|Godfrey of Bouillon]]". In ''Catholic Encyclopedia''. '''6.''' New York: Robert Appleton Company.</ref> yang sebelumnya merupakan sekutu antireformasi Kaisar Romawi Suci; adik Godfrey, [[Baudouin I dari Yerusalem|Baldwin dari Boulogne]];<ref>Ernest Barker (1911). "[[wikisource:1911 Encyclopædia Britannica/Baldwin I. (king of Jerusalem)|Baldwin I (king of Jerusalem)]]". In Chisholm, Hugh (ed.) ''Encyclopædia Britannica''. '''3.''' (11th ed.). Cambridge University Press. hlm. 245–246.</ref> [[Hugues I dari Vermandois|Hugh I, Pangeran Vermandois]],<ref>Bull, Marcus, "[https://www.brepolsonline.net/doi/10.1484/J.NMS.3.253?mobileUi=0 The Capetian Monarchy and the Early Crusade Movement: Hugh of Vermandois and Louis VII]," ''Nottingham Medieval Studies'' '''40''' (1996), 25–46.</ref> adik [[Philippe I dari Prancis]]; [[Robert Curthose]],<ref>David, C. Wendell (1920). [https://catalog.hathitrust.org/Record/006734413/Home Robert Curthose]. Cambridge: Harvard university press.</ref> kakak [[William II dari Inggris]]; serta kerabatnya, [[Étienne Henri II|Stephen II, Pangeran Blois]],<ref>Brundage, James A. "[https://www.jstor.org/stable/27830413 An Errant Crusader: Stephen of Blois]." ''Traditio'', Volume '''16'''. Fordham University (1960). hlm. 380–395.</ref> dan [[Robert II dari Flandria|Robert II, Pangeran Flandria]].<ref>Knappen, Marshall M., "Robert II of Flanders in the First Crusade," [https://books.google.com/books?id=FBETAQAAIAAJ in ''The Crusades and Other Historical Essays Presented to Dana C. Munro by His Former Students''], ed. Louis J. Paetow (New York: Crofts, 1928), hlm. 79–100.</ref> Para tentara salib tersebut berasal dari Prancis utara dan selatan, Flandria, Jerman, dan Italia selatan, sehingga dibagi menjadi empat pasukan terpisah yang tidak selalu bersama, meskipun mereka dipersatukan oleh tujuan yang sama.{{sfn|Runciman|1951|pp=142–171|loc=The Princes and the Emperor}}
Tentara salib dikomandoi oleh sejumlah bangsawan paling berkuasa di Prancis, bahkan banyak yang meninggalkan segalanya, dan sering kali seluruh keluarganya ikut serta dalam perang salib dengan biaya besar yang mereka tanggung sendiri.{{sfn|Riley-Smith|1998|p=21|loc=Motivations of Crusaders}} Robert dari Normandia menitipkan [[Kadipaten Normandia]] kepada kakaknya, William II dari Inggris, dan Godfrey menjual atau menggadaikan hartanya kepada gereja. Tancred mengkhawatirkan dosa yang akan ditanggungnya lantaran berperang sebagai seorang kesatria, tetapi ia memandang perang salib sebagai cara untuk
===Jalan ke Konstantinopel===
Baris 128:
{{Main|Pengepungan Nikea}}
[[File:Siege de Nicée (1097).jpg|thumb|Pengepungan Nikea tahun 1097. Miniatur dari {{lang|fr|[[:Commons:Category:Roman de Godefroy de Bouillon - BNF Fr22495|Roman de Godefroy de Bouillon et de Saladin]]}}]]
Bala tentara salib menyeberang ke Asia Kecil pada bulan Mei 1097 dan bergabung dengan [[Peter sang Pertapa]] beserta segelintir pasukannya yang masih tersisa. Di samping itu, Aleksius juga mengutus dua jenderalnya, [[Manuel Boutoumites]] dan [[Tatikios]], untuk membantu tentara salib. Sasaran pertama mereka adalah [[Nikea]], sebuah kota yang dulunya berada di bawah kekuasaan Bizantium, tetapi saat itu dijadikan sebagai ibu kota [[Kesultanan Rum|Kesultanan Rûm]] Seljuk di bawah pimpinan [[Kilij Arslan I|Kilij Arslan]].<ref>Savvides, Alexios G. C. (2006). "Qilij Arslān of Rûm (d. 1107)". In ''The Crusades – An Encyclopedia''. hlm. 998.</ref> Arslan sedang berperang melawan [[Danishmend]] di Anatolia tengah pada saat itu, dan meninggalkan harta serta keluarganya di Nikea,
Tatkala tentara salib tiba di Nikea pada tanggal 14 Mei 1097, kota tersebut dikepung, dan ketika Arslan mendengar kabar tersebut, ia bergegas kembali ke Nikea dan menyerbu tentara salib pada tanggal 16 Mei. Pasukannya berhasil dipukul mundur oleh tentara salib yang jumlahnya lebih banyak dari perkiraannya, dan kerugian besar dialami oleh kedua belah pihak dalam pertempuran tersebut. Pengepungan terus berlanjut, tetapi tentara salib gagal memblokade [[Danau İznik]], yang menjadi jalur utama untuk mencapai Nikea. Pasukan Aleksius tiba dan ia memerintahkan agar kapal-kapal milik tentara salib digulingkan di daratan agar bisa berlabuh di danau. Kapal akhirnya berhasil dilayarkan, dan pasukan Turki menyerah pada tanggal 18 Juni.{{sfn|Asbridge|2004|pp=126–130|loc=The Siege of Nicaea}}
Baris 138:
Pada akhir Juni 1097, tentara salib melanjutkan perjalanan melewati Anatolia. Mereka diiringi oleh serombongan pasukan Bizantium di bawah pimpinan Tatikios, dan masih berharap bahwa Aleksius kelak akan mengirimkan seluruh pasukan Bizantium. Mereka juga membagi pasukan menjadi dua rombongan agar lebih mudah diatur—satu rombongan dipimpin oleh Normandia, dan rombongan lainnya oleh Prancis. Kedua rombongan tersebut berencana untuk bertemu kembali di [[Dorilaeum]], tetapi pada 1 Juli, rombongan Normandia, yang berarak jauh di depan rombongan Prancis, disergap oleh Kilij Arslan.<ref>France, John (2006). "Dorylaion, Battle of (1097)". In ''The Crusades – An Encyclopedia''. hlm. 363–364.</ref> Setelah mengalami kekalahan di Nikea, Arslan mengumpulkan pasukan yang jauh lebih besar dari sebelumnya, dan mengepung rombongan Normandia dengan segerombolan [[pemanah berkuda]]. Rombongan Normandia "membentuk formasi pertahanan yang kuat", mengelilingi semua perlengkapan perang dan prajurit [[Non-kombatan|nonkombatan]] yang mengiringi mereka di sepanjang perjalanan, dan kemudian mengirim permintaan bantuan kepada rombongan lainnya. Ketika rombongan Prancis tiba, Godfrey menerobos garis pertahanan Turki dan [[legatus]] Adhemar menyergap pasukan Turki dari belakang. Pasukan Turki, yang bertekad melumpuhkan rombongan Normandia dan tidak menduga kedatangan rombongan Prancis, melarikan diri dari medan pertempuran.{{sfn|Asbridge|2004|pp=132–137|loc=The Battle of Dorylaeum}}
Ketika melintasi [[Anatolia]], arak-arakan tentara salib tidak menemui kendala yang berarti, tetapi perjalanan tersebut tidaklah mudah, sebab Arslan telah membakar dan menghancurkan seluruh
==Peristiwa di Armenia==
{{Further|Baldwin I dari Yerusalem}}
[[File:Baldwin of Boulogne entering Edessa in Feb 1098.JPG|thumb|230px|right|[[Baldwin I dari Yerusalem|Baldwin dari Boulogne]] memasuki [[Edessa, Mesopotamia|Edessa]] pada tahun 1098 ([[lukisan sejarah]] oleh [[Joseph-Nicolas Robert-Fleury]], 1840)]]
Setelah melewati [[Gerbang Kilikia]], Baldwin dan Tancred memisahkan diri dari pasukan utama dan menuju ke negeri [[Kerajaan Armenia Kilikia|Armenia]].{{sfn|Chalandon|1925|pp=159–176|loc=Les Croisés en Asie Mineure Campagne de Baudouin et de Tancrède en Cilicie}} Baldwin berhasrat mendirikan sebuah kerajaan bagi dirinya sendiri di Tanah Suci,<ref>Asbridge, Thomas (2004). Baldwin's Cold-Blooded Ambition. In ''The First Crusade: A New History.'' hlm. 149–152.</ref> dan di Armenia, ia bisa mengandalkan dukungan dari penduduk Kristen setempat, khususnya seorang petualang bernama [[Bagrat Pakrad|Bagrat]].{{sfn|Archer|1904|pp=61–64|loc=Baldwin at Edessa}} Baldwin dan Tancred memimpin dua rombongan terpisah, yang bertolak dari [[Ereğli, Konya|Heraclea]] pada tanggal 15 September. Tancred tiba lebih dulu di [[Tarsus, Mersin|Tarsus]]. Ia lalu membujuk garnisun Seljuk untuk mengibarkan
Sementara itu, Tancred berhasil merebut kota [[Mopsuestia|Mamistra]]. Baldwin tiba di kota tersebut kira-kira tanggal 30 September. [[Richard dari Salerno]], seorang prajurit Normandia, hendak membalas dendam atas peristiwa di Tarsus, yang menyebabkan terjadinya bentrokan antara pasukan Baldwin dan Tancred. Baldwin meninggalkan Mamistra dan bergabung dengan pasukan utama di [[Kahramanmaraş|Marash]], tetapi Bagrat membujuknya untuk melancarkan serangan ke wilayah Armenia yang padat penduduk, dan Baldwin memisahkan diri dari pasukan utama pada tanggal 17 Oktober. Penduduk Armenia menyambut kedatangan Baldwin, membantai prajurit Seljuk, dan berhasil merebut benteng kota Ravendel dan [[Gündoğan, Oğuzeli|Turbessel]] sebelum akhir 1097. Baldwin lantas mengangkat Bagrat sebagai gubernur Ravendel.{{sfn|Edgington|2019}}
Penguasa Armenia, [[Thoros dari Edessa]], mengirim utusan kepada Baldwin pada awal 1098, meminta bantuannya dalam melawan Seljuk yang makin mendekat ke wilayahnya.<ref>Morris, Rosemary (2006). " T'oros of Edessa (d. 1098)". ''The Crusades – An Encyclopedia''. hlm. 1185–1186.</ref> Sebelum bertolak ke Edessa, Baldwin memerintahkan penangkapan Bagrat, yang dituduhnya bersekongkol dengan Seljuk. Bagrat disiksa dan dipaksa menyerahkan Ravendel. Baldwin lantas berangkat ke Edessa pada awal Februari, sempat dihadang oleh pasukan Balduk, emir [[Samsat, Turki|Samosata]], dalam perjalanannya.
Tidak lama setelah Baldwin kembali dari peperangan, sekelompok bangsawan setempat mulai berkomplot melawan Thoros, diduga atas hasutan Baldwin. Kerusuhan mulai pecah di Edessa, yang memaksa Thoros untuk berlindung di [[benteng kota]]. Baldwin berjanji menyelamatkan ayah angkatnya, tetapi ketika para pemberontak menerobos masuk ke benteng kota pada tanggal 9 Maret dan membunuh Thoros serta istrinya, ia tidak melakukan apa-apa untuk menghentikan para pemberontak tersebut. Keesokan harinya, penduduk kota mengakui Baldwin sebagai penguasa mereka. Ia lalu diberi gelar Pangeran Edessa, dan mendirikan [[Negara-negara tentara salib|negara tentara salib]] pertama.<ref>MacEvitt, Christopher (2006). "Edessa, County of". ''The Crusades – An Encyclopedia''. hlm. 379–385.</ref>
Baris 163:
Tentara salib, tanpa Baldwin dan Tancred, terus bergerak menuju [[Antiokhia]], yang terletak di antara Konstantinopel dan Yerusalem. Sebagaimana dijelaskan oleh [[Stephen dari Blois]] dalam suratnya, Antiokhia adalah "sebuah kota yang sangat luas, diperkokoh dengan kekuatan yang luar biasa dan hampir tak tertembus". Gagasan untuk menyerang dan merebut kota tersebut mulai diragukan oleh bala tentara salib.<ref name="Munro-1992" /> Berharap bisa memaksa pemimpin kota menyerahkan diri, atau menemukan pengkhianat di dalam kota—taktik yang dahulunya menyebabkan Antiokhia jatuh ke tangan Bizantium dan kemudian Turki Seljuk—tentara salib memulai pengepungan pada tanggal 20 Oktober 1097. Antiokhia teramat besar sehingga tentara salib tidak memiliki cukup pasukan untuk mengepungnya secara penuh, alhasil kota tersebut tetap mendapatkan pasokan makanan.<ref>France, John (2006)."Sieges of Antioch (1097–1098)". In ''The Crusades – An Encyclopedia''. hlm. 79–81.</ref> [[Pengepungan Antiokhia]] kelak disebut sebagai "pengepungan paling menarik dalam sejarah."{{sfn|Robson|1855|pp=319–356|loc=Siege of Antioch}}
Pada bulan Januari, pengepungan telah berlangsung selama delapan bulan, yang amat menguras tenaga dan menyebabkan ratusan, atau bahkan ribuan
Setelah mengalami kegagalan, Kerbogha<ref>Taefl El-Azhari (2006). "Karbughā (d. 1102)". In ''The Crusades – An Encyclopedia''. hlm. 704–705.</ref> membentuk koalisi pasukan yang berasal dari Suriah selatan, Irak utara, dan Anatolia dengan tekad memperluas kekuasaannya dari Suriah hingga ke Mediterania. Koalisi tersebut butuh waktu tiga minggu untuk merebut kembali Saruj. Bohemond berupaya membujuk para pemimpin lainnya bahwa jika Antiokhia berhasil direbut, ia boleh menguasainya sendirian, dan mengungkapkan bahwa seorang komandan Armenia di dalam tembok kota setuju untuk membiarkan tentara salib masuk. Stephen dari Blois telah meninggalkan pasukannya. Ia berpapasan dengan rombongan Kaisar Aleksius di [[Akşehir|Philomelium]] dan berpesan kepada kaisar bahwa para pejuang telah kalah dan meyakinkannya agar kembali ke Konstantinopel dan jangan melanjutkan perjalanan menuju Anatolia.{{sfn|Asbridge|2004|pp=228–229}}
Baris 176:
==Dari Antiokhia ke Yerusalem==
Tentara salib melanjutkan perjalanan menyusuri
Raymond berencana menguasai [[Tripoli, Lebanon|Tripoli]] dan mendirikan sebuah negara yang setara dengan Antiokhia. Pada 14 Februari 1099, ia memulai [[Mars dari Antiokhia ke Yerusalem semasa Perang Salib Pertama|pengepungan Arqa]], sebuah kota di Lebanon utara. Sementara itu, Godfrey dan Robert II dari Flandria, yang juga menolak mengabdi kepada Raymond, bergabung dengan tentara salib yang tersisa di [[Latakia]] dan berkirab ke selatan pada bulan Februari. Bohemond awalnya ikut berkirab bersama mereka, tetapi ia kembali ke Antiokhia untuk mengukuhkan kekuasaannya melawan Bizantium yang makin merangsek maju. Tancred lantas meninggalkan Raymond dan bergabung dengan Godfrey. Pasukan terpisah yang ikut serta mengiringi Godfrey dipimpin oleh [[Gaston IV dari Béarn]].<ref name=":1" />
Baris 190:
Kedatangan tentara salib di Yerusalem disambut oleh suasana pedesaan yang tandus, serta kekurangan persediaan air dan makanan. Bantuan tidak bisa diharapkan, terlebih adanya ketakutan bahwa penguasa Fatimiyah setempat akan menyerang mereka setiap saat. Tidak ada peluang untuk memblokade kota sebagaimana yang mereka lakukan di Antiokhia; tentara salib tidak memiliki cukup pasukan, perbekalan, dan waktu. Sebaliknya, mereka memutuskan untuk langsung menyerbu kota.<ref>France, John (2006). "Jerusalem, Siege of (1099)". ''The Crusades – An Encyclopedia''. hlm 677–679.</ref> Tentara salib tidak punya banyak pilihan, sebab saat mereka tiba di Yerusalem, prajurit yang tersisa hanya sekitar 12.000 orang, termasuk 1.500 prajurit berkuda.<ref name="crusadearmy">{{harvnb|Konstam|2004|p=133}}.</ref> Maka dimulailah [[Pengepungan Yerusalem (1099)|Pengepungan Yerusalem]] yang menentukan.{{sfn|Robson|1855|pp=26-47}} Rombongan pasukan yang menyerbu kota terdiri dari prajurit dari beragam asal-usul dengan kesetiaan yang berbeda-beda, yang sama-sama dipersatukan oleh semangat kebersamaan. Sementara itu, Godfrey dan Tancred mendirikan perkemahan di sebelah utara kota, sedangkan Raymond berkemah di sebelah selatan. Rombongan Provençal tidak ikut serta dalam penyerbuan awal pada tanggal 13 Juni 1099. Lagi pula, penyerbuan tersebut hanya bersifat untung-untungan, bukan untuk meraih kemenangan telak. Seusai memanjat tembok kota, tentara salib dipukul mundur dari bagian dalam kota.<ref name="Tyerman153" />
Serbuan terakhir ke Yerusalem dimulai pada tanggal 13 Juli. Pasukan Raymond menggempur gerbang selatan sedangkan pasukan lainnya menggempur tembok utara. Awalnya, pasukan [[Provence|Provençal]] yang menyerbu gerbang selatan tidak membuat kemajuan berarti, tetapi pasukan di tembok utara bernasib lebih baik, dan pertahanan kota terus melemah. Pada tanggal 15 Juli, gempuran terakhir dilancarkan di kedua sisi kota, dan akhirnya, benteng kota di tembok utara berhasil direbut. Dalam kepanikan, pasukan Fatmiyah mengacir dari tembok utara dan selatan, walhasil tentara salib berhasil memasuki kota.<ref name="Tyerman157*">{{harvnb|Tyerman|2006|pp=157–159}}</ref>
Baris 196:
Pembantaian yang terjadi setelah penaklukan Yerusalem mencoreng citra tentara salib, yang dipandang sebagai "perpaduan antara kekerasan ekstrem dan ketersiksaan iman".<ref>{{harvnb|Tyerman|2006|p=159}}.</ref> Kesaksian langsung dari tentara salib sendiri membuktikan bahwa tidak diragukan lagi pembantaian besar-besaran setelah penaklukan kota memang terjadi. Namun, sejumlah sejarawan berpendapat bahwa skala pembantaian tersebut terlalu dibesar-besarkan dalam sumber-sumber sejarah abad pertengahan yang ditulis seusai peristiwa tersebut.<ref>{{harvnb|Madden|2005|p=34}}</ref><ref>[[Benjamin Z. Kedar|Kedar, Benjamin Z.]] (2004). ''The Jerusalem Massacre of July 1099''. In [https://www.book2look.com/embed/9781351985789 Crusades: Volume 3]. hlm 15–76.</ref>
Setelah tembok utara berhasil digempur, para prajurit pembela kota melarikan diri ke [[Bukit Bait Suci]], yang kemudian dikejar oleh Tancred dan pasukannya. Pasukan Tancred tiba di sana
Pembantaian terus berlangsung sepanjang hari; umat Muslim dibunuh secara membabi-buta, dan Yahudi yang berlindung di [[sinagoge]] tewas ketika rumah ibadah tersebut dibakar oleh tentara salib. Keesokan harinya, para prajurit yang ditawan oleh Tancred di masjid dibantai dengan keji. Kendati demikian, sejumlah Muslim dan Yahudi di Yerusalem berhasil selamat dari pembantaian, baik dengan cara melarikan diri atau ditawan untuk kemudian ditebus. [[Surat pemuka Karait Ascalon|Surat dari para pemuka Karait Ascalon]] menjelaskan mengenai upaya besar-besaran Yahudi Ascalon untuk menebus tawanan Yahudi dan mengirim mereka ke kota [[Aleksandria]] yang lebih aman. Penduduk Kristen Timur telah diusir oleh gubernur Yerusalem sebelum kota dikepung, sehingga lolos dari pembantaian.<ref name="Tyerman157*" />
Baris 216:
[[File:Map Crusader states 1135-en.svg|thumb|right|200px|[[Negara-negara tentara salib]] antara Perang Salib Pertama dan Kedua]]
[[File:Crusade of 1101 v1.svg|200px|thumb|left|Peta Anatolia barat menunjukkan rute yang ditempuh oleh pasukan Kristen dalam [[Perang Salib 1101]]|alt=A map of western Anatolia, showing the routes taken by Christian armies during the crusade of 1101]]
|