Sultan Alamuddin Syah dari Siak: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
ArfanSulaiman (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
ArfanSulaiman (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
{{Infobox raja
| name = Tengku AlamRabiul Alamuddin
| title = Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah
| image =
Baris 51:
}}
 
'''SultanTengku Rabiul Alamuddin Syah''' atau '''SultanRaja Abdul Jalil Alamuddin Syah'''Alam merupakan [[sultan Siak]] ke 4 (1761-1766) yang naik tahta setelah menggantikan keponakannya, Sultan Ismail bin Tengku Buwang Asmara dengan gelar penabalan: '''Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah.'''
 
Beliau dikenal sebagai sultan yang banyak melakukan reformasi di dalam struktur pemerintahan Kesultanan Siak, khususnya memadukan antara pemerintahan dengan agama dan budaya.
 
Dalam upaya ini, diantaranya beliau menjadikan dua orang ''[[Sayyid]]'' sebagai menantu, yakni putri beliau '''Tengku Hawi''' dinikahkah dengan '''Sayyid Syech Al Jufri''' dari Jambi, sementara putri bungsunya '''Tengku Embung Badariyah''' dinikahkah dengan '''[[Sayyid Usman Syahabuddin]],''' seorang ulama, sufi, sekaligus ahli militer.
 
== Keluarga ==
'''Sultan Alamuddin Syah''' terlahir dengan nama Tengku Rabiul Alamuddin, kerap disebut Tengku Alam dan Raja Alam, merupakan putra sulung '''Raja Kecil''', pendiri dan sultan pertama Siak. Dan ibunya adalah seorang putri dari Dipati Batu Kucing Jambi-Palembang<ref name="Amir Lutfi 1991">Amir Lutfi (1991), ''Hukum dan Perubahan Struktur Kekuasaan: Pelaksanaan Hukum Islam dalam Kesultanan Melayu Siak 1901 - 1942'', Susqa Press Pekanbaru.</ref>. Menikah dengan seorang putri keturunan raja-raja Bugis, '''Sultanah Khodijah''' binti Daeng Perani.
 
== Latar Belakang ==