Perpustakaan Proklamator Bung Hatta: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
UPT PPBH (bicara | kontrib)
UPT PPBH (bicara | kontrib)
Baris 173:
 
=== Hari Ulang Tahun ke-118 tahun Bung Hatta ===
Mohammad Hatta bisa dijadikanadalah inspirasi bagi kita semua karena pada saat sebelum beliau wafat, pernah berwasiat bahwa beliau tidak mau dimakamkan di Taman Makam Pahlawan. Beliau lebih memilih untuk dimakamkan di Taman Pemakaman Umum, karena ingin selalu dekat dengan rakyat yang ia perjuangkan nasibnya. Makam beliau saat ini ada di di TPU Tanah Kusir Jakarta.
 
Beberapa hal ini yang menjadi bahan renungan kita semua, khususnya seluruh staf UPT Perpustakaan Proklamator Bung Hatta pada acara renungan bersama 12 Agustus 2020, dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Bung Hatta yang ke-118. Acara diikuti oleh seluruh staf dan pemustaka di UPT Perpustakaan Proklamator Bung Hatta yang berada di perpustakaan saat itu.
Baris 180:
UPT Perpustakaan Proklamator Bung Hatta mempersembahkan Talkshow Internalisasi Pemikiran Bung Hatta: Dengan Literasi membangun Negeri, 12 Agustus 2021. <ref>{{Cite news|last=Oktriananda|first=Rendy|title=Literasi sebagai Ujung Tombak Pembangunan Negeri: Sebuah Talkshow Kebangsaan dalam Peringatan Hari Lahir Bung Hatta}}</ref> Talkshow ini disiarkan secara nasional melalui aplikasi webinar, zoom dan kanal youtube UPT Perpustakaan Proklamator Bung Hatta. LPP TVRI Sumatera Barat sebagai mitra juga menyiarkan talkshow ini melalui lansir langsung digital. Talkshow ini dilaksanakan sebagai salah satu rangkaian Pergeleran Produk Inklusi Sosial Ke-Bung Hatta-an, puncak kegiatan prioritas nasional; mewujudkan layanan perpustakaan berbasis inklusi sosial.
 
Talkshow dibuka olehdengan laporan oleh Kepala UPT Perpustakaan ProklamatoerProklamator Bung Hatta, Nur Karim. Karimmengenai melaporkan kegiatakegiatan-kegiatan prioritas nasional yang telah dilakukan, oleh UPT Perpustakaan Proklamator Bung Hatta. Diantaranyadiantaranya adalah Workshop Seni Sablon, Workshop Karya Tulis, Workshop Memorabilia, Workshop Infografis, Workshop Menyulam dan Workshop Koperasi. Kemudian pada tanggal 18 AGustusAgustus akan dilaksanakadilaksanakan Workshop Fotografi.
 
Selanjutnya Kepala Perpustakaan Nasional RI, Muh. Syarif Bando sebagai pembicara utama ''(keynote speaker)'' menyampaikan pidatonya dan secrasecara resmi membuka kegiatan ini''.'' Dalam pidato pembukaannya, Bando menjelaskan bahwa generasi penerus bangsa harus meneruskan semangat juang Hatta dan para pejuang kemerdekaan lainnya, tentunya dengan tetap mencintai buku. Sebagaimana Hatta, yang begitu mencintai buku hingga rela dipenjara asalkan dengan tetap membawa koleksi buku-bukunya.
 
Memasuki acara utama, Talkshow yang dimoderatori oleh Mona Azhari Nissaq menghadirkan pembicara inti yaitu Putri Bung Hatta, Halida Hatta dan Duta Baca Indonesia, Gol A Gong serta Kepala UPT Perpustakaan Proklamator Bung Hatta, Nur Karim. Karim menjelaskan peran serta UPT PerpstakaanPerpustakaan Proklamator Bung Hatta dalam mewariskan pemikiran-pemikiran Hatta kepada generasi penerus bangsa.
 
“kita terus bergerak meningkatkan kualitas pelayanan perpustakaan dalam rangka memberikan pelayanan yang terbaik. Kemudian dengan adanya teknologi digital kami menyesuaikan dengan perkembangan teknologi informatika dan komunikasi”, papar Karim. Karim juga menambahkan bahwa UPT Perpustakaan Proklamator Bung Hatta senantiasa menghimpun koleksi-koleksi ke-Bung Hatta-ankebunghattaan dalam rangka desiminasidiseminasi pemikiran Bung Hatta, tidak hanya kepada pemustaka di bukittinggi, dengan dukungan teknologi juga berupaya menyediakan kepada pemustaka dari seluruh Indonesia.
 
Selanjutnya, Halida Hatta, putri bungsu Bung Hatta menjelaskan bahwa budaya mencintai buku sudah ditanamkan ayahnya, Hatta bahkan sejak Halida kecil. Dimulai dari hal-hal kecil seperti menghadiahi putri-putri Hatta dengan bahan bacaan. Berkaitan dengan mewariskan minat literasi Hatta kepada generasi penerus bangsa, Halida menjelaskan bahwa dukungan keluarga dan sekolah mempunyai peranan yang sangat fundamental. Ditambah lagi dengan berkembangnya teknologi membuat anak semakin bergantung dengan gawai dan mulai meninggalkan buku sebagai bahan bacaan untuk meningkatkan literasi. “Setiap minggunya kami diajak ayah ke sebuah villa di Mega Mendung, Bandung. Disana, Ayah selalu menulis. Juga, kami diberi buku dan disana dibacakan buku oleh Ayah dan Ibu” papar Halida. Halida juga menjelaskan bahwa nilai utama dari membaca adalah mencerna. Itulah sebabnya setiap dibacakan buku, Hatta selalu memberikan ruang diskusi berupa pertanyaan-pertanyaan untuk putri-putrinya sehingga lebih memahami isi dari buku itu sendiri.
 
Di sisi lain, Gol A Gong, Duta Baca Indonesia menilai bahwa minat literasi masyarakat Indonesia tidaklah buruk. Yang menjadi catatan hanyalah bagaimana penyedia bahan bacaan dapat terus berinovasi, meberikanmemberikan gaya dan warna yang beragam dalam menyebarkan bahan bacaan sehingga generasi penerus bangsa dapat benar-benar meneladani Hatta dalam hal kecintaannya kepada buku. Bagaimana masa lalu dan masa kini dapardapat dikolaborasikan agar bisa menyentuh generasi penerus bangsa sehingga literasi dapat menjadi ujung tonggaktombak pembangunan negeri, pembangunandan peradaban.
“setiap minggunya kami diajak ayah ke sebuah villa di Mega Mendung, Bandung. Disana, Ayah selalu menulis. Juga, kami diberi buku dan disana dibacakan buku oleh Ayah dan Ibu” papar Halida. Halida juga menjelaskan bahwa nilai utama dari membaca adalah mencerna. Itulah sebabnya setiap dibacakan buku, Hatta selalu memberikan ruang diskusi berupa pertanyaan-pertanyaan untuk putri-putrinya sehingga lebih memahami isi dari buku itu sendiri.
 
Di sisi lain, Gol A Gong, Duta Baca Indonesia menilai bahwa minat literasi masyarakat Indonesia tidaklah buruk. Yang menjadi catatan hanyalah bagaimana penyedia bahan bacaan dapat terus berinovasi, meberikan gaya dan warna yang beragam dalam menyebarkan bahan bacaan sehingga generasi penerus bangsa dapat benar-benar meneladani Hatta dalam hal kecintaannya kepada buku. Bagaimana masa lalu dan masa kini dapar dikolaborasikan agar bisa menyentuh generasi penerus bangsa sehingga literasi dapat menjadi ujung tonggak pembangunan negeri, pembangunan peradaban.
 
Di tengah acara, Walikota Bukittinggi, Erman Safar bergabung. Erman menjelaskan bahwa Bukittinggi yang merupakan kota kelahiran Bung Hatta terus mendukung pewarisan nilai-nilai dan pemikiran Hatta. Hal ini diwujudkan dengan program penggantian motto kota dari Kota Wisata menjadi Kota Bung Hatta. Tentunya hal ini juga beriringan dengan penanaman watak dan karakter Hatta itu sendiri.
Baris 201 ⟶ 199:
UPT Perpustakaan Proklamator Bung Hatta pada 11 Agustus 2022 memperingati lari lahir ke-120 tahun Bung Hatta bersamaan dengan acara puncak pelaksanaan kegiatan perpustakaan berbasis inklusi sosial: Pergelaran produk Inklusi Sosial Ke-Bung Hatta-an.<ref>{{Cite news|last=Oktriananda|first=Rendy|date=2020-08-12|title=Bangkit bersama Literasi|url=https://upt-perpusbunghatta.perpusnas.go.id/publikasi/berita/bangkit-bersama-literasi}}</ref> Kegiatan ini dimeriahkan dengan Talkshow bertajuk 120 Tahun Hatta: Bangkit bersama Literasi; penampilan spesial dari penyair Taufiq Ismail; Pameran Online; serta pengaugerahan pemustaka terbaik tahun 2022.
 
Kegiatan dibuka dengan laporan Pertanggung Jawaban Kegiatan dari Kepala UPT Perpustakaan Proklamator Bung Hatta, Drs. Nur Karim, M.Hum. “kegiatan Pergelaran Produk Inklusi Sosial ke-Bung Hatta-an ini dilaksanakan sebagai ajang promosi bagi paradigma layanan perpustakaan berbasis inklusi sosial.” Paparpapar Nur Karim.
 
“Perayaan hari lahir Bung Hatta harus dilakukan dengan pendekatan kekinian agar bisa diterima dan dinikmati oleh generasi milenial. Dengan menumbuhkembangkan kegemaran membaca dan kecintaan terhadap buku oleh generasi muda, diharapkan kita dapat bangkit bersama literasi.” Ucap Drs. Deni Kurniadi, M. Hum., Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, dalam sambutannya sekaligus membuka kegiatan.
 
Acara kemudian dilanjutkan dengan pemutaran video ''Impact Story'' kegiatan Layanan Perpustakaan Proklamator Bung Hatta berbasis inklusi sosial tahun 2021. Cerita yang diangkat berasal dari Yusnimar Nora dan Tommy Gusman. Yusnimar merupakan salah satu peserta Workshop Karya Tulis Tentang Bung Hatta yang berprofesi sebagai guru TK, penulis, dan penggiat literasi di Kota Bukittinggi.  Sedangkan Tommy adalah peserta Workshop Pengembangan Seni Menyulam Tradisional dan perajin sulaman yang ada di Kota Bukittinggi.
 
Selanjutnya penampilan spesial dari Taufiq Ismail, Penyair dan Sastrawan besar Indonesia yang lahir di Pandai Sikek, Sumatera Barat. Beliau menyairkan puisi berjudul “Rindu Pada Setelan Jas Putih Dan Pantalon Putih Bung Hatta”.