Loka (Buddhisme): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Faredoka (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Faredoka (bicara | kontrib)
k "kamma" -> "karma"
Baris 55:
Loka materi-halus (''rūpāvacarabhūmi'') disebut demikian karena para brahma yang tinggal di loka-loka ini memiliki tubuh yang sangat halus dan bahkan beberapa jenis materi sudah tidak ada di tubuh mereka. Loka nonmateri (''arūpavacarabhūmi'') berlokasi di atas loka materi-halus (''rūpāvacarabhūmi'') dan terdiri dari 4 tingkatan. Loka nonmateri disebut demikian karena makhluk yang terlahir di loka ini tidak memiliki tubuh jasmani sama sekali. Eksistensi kehidupan mereka hanyalah berupa fenomena mental atau batin.
 
Loka materi-halus adalah loka kelahiran untuk mereka yang di kehidupan terakhirnya menguasai salah satu dari jhāna materi-halus hingga di detik-detik menjelang kematiannya. Kelahiran di loka ini tidak akan bisa dicapai oleh mereka yang pada awalnya menguasai jhāna materi-halus dan di kemudian hari kehilangan jhāna-nya sebagai akibat kelalaian karena jarang berlatih atau karena terganggu oleh kilesa-kilesa yang kasar. Loka nonmateri merupakan loka untuk mereka yang di kehidupan sebelumnya menguasai jhāna nonmateri hingga di detik-detik menjelang kematiannya. Singkatnya, seseorang perlu melakukan satu dari 8 kammakarma baik yang berat, yaitu pencapaian meditatif:
 
* 4 Jhāna Materi Halus (''rūpāvacarajhāna'')
Baris 73:
Loka-loka tersebut dinamakan “loka yang-penuh-kebahagiaan-indrawi” karena para makhluk yang terlahir di loka-loka tersebut merasakan kebahagiaan dengan bersandar pada pancaindra mereka. Dari tujuh loka tersebut, enam loka yang kedudukannya berada di atas loka manusia adalah "alam surga" yang dikenal oleh Buddhisme.
 
Pada intinya, sebab-sebab kelahiran di alam surga diuraikan dari penjagaan terhadap moralitas (''[[Pancasila (Buddha)|pañcasīla]]'') Buddhis melalui Sepuluh Jalan KammaKarma Baik (''kusalakammapatha''):
 
# Menahan diri dari pembunuhan (''pāṇātipāta veramaṇī'')
Baris 86:
# Pandangan-benar (''sammādiṭṭhi'')
 
Selain sepuluh jalan kammakarma baik di atas, juga dikenal sepuluh kammakarma baik lagi, yakni sepuluh landasan perbuatan baik (''dasa-puñña-kiriya-vatthu''):
 
# Bederma (''dāna'')
Baris 109:
Dari empat loka ''apāya'', ada tiga loka yang hidup bersama dengan manusia yaitu binatang, peta, dan kumpulan-jin. Mereka yang ada di neraka hidup dengan lokasi yang berbeda, yakni di inti bumi.
 
Makhluk yang terlahir di empat loka ini akan menghabiskan sebagian besar hidupnya loka penderitaan. Walaupun kesadaran yang baik bisa muncul di loka-loka ini, tetapi, disebabkan oleh buah kammakarma buruk yang masak silih berganti, mereka tetap saja kesulitan menjaga batinnya untuk tetap tenang dan damai. Kesulitan, kesakitan, penderitaan, dan kemalangan yang mereka alami di sepanjang kehidupannya jauh lebih banyak dibandingkan dengan kemudahan, keberuntungan, dan kebahagiaan.
 
Seseorang masih mungkin terlahir kembali di empat loka rendah jika belum mencapai tingkat kesucian pertama, yakni ''[[sotāpanna]]''. Ada berbagai sebab kelahiran di loka-loka yang menyedihkan. Pada intinya, sebab-sebab tersebut diuraikan dari pelanggaran terhadap moralitas (''[[Pancasila (Buddha)|pañcasīla]]'') Buddhis melalui Sepuluh Jalan KammaKarma Tidak Baik (''akusalakammapatha''):
 
# Pembunuhan makhluk hidup (''pāṇātipāta'')
Baris 124:
# Pandangan salah (''micchādiṭṭhi'')
 
Sebab pasti terlahir di neraka adalah melakukan lima kammakarma yang keji (''ānantariyakamma''), yakni:
 
# Membunuh ibu kandung
Baris 134:
Selain itu, 3 kelompok pandangan-salah juga bisa menyebabkan kelahiran di Neraka Avīci:
 
# '''Pandangan tentang tiadanya dampak dari perbuatan (''akiriya diṭṭhi'')''' yang menolak adanya akibat dari kammakarma baik dan kammakarma tidak baik.
# '''Pandangan fatalis tentang tiadanya sebab (''ahetuka diṭṭhi'')''' yang menyangkal akar, sebab, dan kondisi. Pandangan ini menolak adanya sebab dari suatu kejadian: semua kejadian muncul karena kebetulan saja—tanpa sebab.
# '''Pandangan nihilis (''natthika diṭṭhi'')''' yang menolak baik sebab maupun akibat dari suatu perbuatan.