Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
→‎Pergerakan nasional bangsa Indonesia: Meringkas bagian sejarah yang terlalu panjang.
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Baris 147:
{{utama|Kebangkitan Nasional Indonesia}}
[[Berkas:1916_Dutch_East_Indies_-_Art.jpg|jmpl|318x318px|Lukisan [[Imperium Belanda|Belanda]] yang menggambarkan [[Hindia Belanda]] sebagai "permata Belanda yang paling berharga". (1916)]]
DipeloporiPada olehtanggal 17 September 1901, [[ConradWilhelmina Theodoredari van DeventerBelanda|Wilhelmina]], seorang[[Daftar ahlipenguasa hukumBelanda|Ratu Belanda]] yangpada menuliskansaat itu, mengemukakan [[esaiPolitik Etis]], padayang tahunmenyebutkan 1899bahwa mengenai[[Kerajaan Belanda]] memiliki utang budi Belanda(''eerschuld'') kepada pendudukterhadap [[Pribumi|kaum pribumi]] [[Hindia Belanda]], dan [[Pieteroleh Brooshooft]],karenanya seorangmengumumkan [[Wartawan|jurnalis]]program yangkebijakan menuliskan''Trias tentangvan ketidakadilanDeventer'' yangdemi terjadimembalas dibudi tanahkaum Hindia Belandapribumi, makasalah padasatunya tanggaladalah 17meningkatkan September 1901,taraf [[Wilhelmina dari Belanda|Wilhelminapendidikan]], Ratupribumi Belandadengan padamembuka saatsekolah-sekolah. itu,Kebijakan mengumumkantersebut kebijakanmemberi politiksumbangsih yangterhadap sangatkemunculan kontrasgerakan-gerakan dengankebangsa kebijakan-kebijakandi yangtanah dilakukan olehHindia Belanda sebelumnya, yaitu [[Politik Etis]].<ref name="etis">{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2022-07-24|title=Politik Etis: Tokoh, Pengertian, Latar Belakang, dan Dampak Halaman all|url=https://regional.kompas.com/read/2022/07/24/120555078/politik-etis-tokoh-pengertian-latar-belakang-dan-dampak|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2023-05-26|archive-date=2023-05-26|archive-url=https://web.archive.org/web/20230526052337/https://regional.kompas.com/read/2022/07/24/120555078/politik-etis-tokoh-pengertian-latar-belakang-dan-dampak|deadarchive-urldate=no}}</ref> Kebijakan ini pada dasarnya membayar utang budi kepada para pribumi di Hindia Belanda dengan menjalankan program ''Trias van Deventer'', yang sejalan dengan ide2023-ide yang dikemukakan oleh Deventer, yaitu perbaikan dan pengembangan sistem [[irigasi]], pelaksanaan program [[transmigrasi]] dari [[Jawa|Pulau Jawa]] yang semakin padat, serta pembukaan sekolah05-sekolah demi meningkatkan taraf [[pendidikan]] para pribumi.<ref>{{Cite web26|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2021dead-06-04|title=Trias van Deventer, Politik Balas Budi Belanda Halaman all|url=https://www.kompas.com/stori/read/2021/06/04/143709979/trias-van-deventer-politik-balas-budi-belanda|website=KOMPAS.com|language=idno|access-date=2023-05-26|archive-date=2023-05-26|archive-url=https://web.archive.org/web/20230526052334/https://www.kompas.com/stori/read/2021/06/04/143709979/trias-van-deventer-politik-balas-budi-belanda|dead-url=no}}</ref> Sementara program transmigrasi dan irigasi akhirnya terbukti tidak berjalan secara optimal, meskipun program [[Pendidikan|edukasi]] (pendidikan) tersebut hanya menguntungkan kaum [[priayi]] ([[elite]] pribumi),<ref name="etis" /> kebijakan tersebut telah memberikan sumbangsih terhadap kemunculan gerakan-gerakan nasionalis di tanah Hindia Belanda.
 
Pada tahuntanggal 1907,20 [[WahidinMei Soedirohoesodo]]1908, seorangbeberapa [[alumnus]]pelajar dari [[School tot Opleiding van Inlandsche Artsen]] (STOVIA) di [[Batavia]], mengunjungi almamaternya itu dan menggagaskan kepada para pelajar di sana suatu organisasi yang mampu mendukung biaya [[pendidikan kedokteran]] bagi orang-orang pribumi yang berprestasi tetapi tidak mampu secara finansial. Usul ini menarik perhatian beberapa pelajar di sana, sehingga [[Soetomo]] dan Soeradji Tirtonegoro mengumpulkan Mohammad Soelaiman, Gondo Soewarno, Goenawan Mangoenkoesoemo, [[Angka Prodjosoedirdjo|Raden Angka Prodjosoedirdjo]], [[Mohammad Saleh]], [[Goembrek|Raden Mas Goembrek]], dan Soewarno untuk mewujudkan organisasi usulan Wahidin tersebut. Organisasi yang mereka namakanmendirikan [[Budi Utomo|Boedi Oetomo]] ([[Ejaan yang Disempurnakan|EYD]]: "Budi Utomo") ini terbentuk pada tanggal 20 Mei 1908, yang saatmenjadi ini dirayakan sebagaipelopor [[Kebangkitan Nasional Indonesia|Harigerakan Kebangkitankebangkitan Nasionalnasional Indonesia]]. Dalamdi waktuHindia 5 bulan, organisasi ini berhasil menerima 1.200 anggota, dan mereka berfokus pada masalah sosial, pendidikan, pengajaran, dan kebudayaan seputar masyarakat [[Jawa|Pulau Jawa]], [[Pulau Madura|Madura]], dan [[Bali]]Belanda.<ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2022-09-13|title=Latar Belakang Berdirinya Budi Utomo beserta Tujuannya Halaman all|url=https://www.kompas.com/skola/read/2022/09/13/100000569/latar-belakang-berdirinya-budi-utomo-beserta-tujuannya|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2023-05-26|archive-date=2023-06-04|archive-url=https://web.archive.org/web/20230604040413/https://www.kompas.com/skola/read/2022/09/13/100000569/latar-belakang-berdirinya-budi-utomo-beserta-tujuannya|archive-date=2023-06-04|dead-url=no|access-date=2023-05-26}}</ref> Dalam perjalanan waktu, organisasi ini mengalami berbagai kesulitan karena pencapaian organisasi yang dinilai lamban dan jangkauan organisasi yang tidak terlalu luas. Organisasi ini juga berusaha untuk tidak menyentuh ranah politik, meskipun dalam perkembangannya, organisasi ini diikuti oleh cukup banyak tokoh-tokoh politik.<ref>{{citeCite booknews|last=SudiyoParinduri|first=Peter|last2=Santano|first2=Dalimun|last3=Nugroho|first3=Agus|last4=Suwardi|first4=EdyAlhidayath|date=1997|url=http://repositori.kemdikbud.go.id/12972/1/Sejarah%20pergerakan%20nasional%20indonesia%20dari%20budi%20utomo%20sampai%20dengan%20pengakuan%20kedaulatan.pdf23 Februari 2021|title=Sejarah pergerakanBoedi nasionalOetomo: IndonesiaDidirikan dariOleh BudiSiapa UtomoSaja sampaidan denganLatar pengakuan kedaulatanBelakang|locationurl=Jakartahttps://tirto.id/kapan-boedi-oetomo-didirikan-latar-belakang-sejarah-tujuannya-gap1|publisherdead-url=Departemen Pendidikan dan Kebudayaanno|pageswork=[[Tirto|ref={{sfnRefTirto.id]]|Sudiyo|Santano|Nugroho|Suwardi|1997}}|url-statuslanguage=live|access-date=2023-06-16|archive-date=2023-04-20id|archive-url=https://web.archive.org/web/2023042000511720220422091932/https://repositori.kemdikbud.gotirto.id/12972/1/Sejarah%20pergerakan%20nasional%20indonesia%20dari%20budi%20utomo%20sampai%20dengan%20pengakuan%20kedaulatan.pdfkapan-boedi-oetomo-didirikan-latar-belakang-sejarah-tujuannya-gap1|deadarchive-urldate=no2022-04-22|access-date=24 November 2021}}</ref> Pada akhirnya, Boedi Oetomo bergabung dengan beberapa kelompok-kelompok kedaerahan lain dan membentuk [[Partai Indonesia Raya|Partij Indonesia Raja]] ([[Ejaan yang Disempurnakan|EYD]]: "Partai Indonesia Raya").<ref>{{Cite news|last=Parinduri|first=Alhidayath|date=23 Februari 2021|title=Sejarah Boedi Oetomo: Didirikan Oleh Siapa Saja dan Latar Belakang|url=https://tirto.id/kapan-boedi-oetomo-didirikan-latar-belakang-sejarah-tujuannya-gap1|dead-url=no|work=[[Tirto|Tirto.id]]|language=id|access-date=24 November 2021|archive-date=2022-04-22|archive-url=https://web.archive.org/web/20220422091932/https://tirto.id/kapan-boedi-oetomo-didirikan-latar-belakang-sejarah-tujuannya-gap1|deadarchive-urldate=no2022-04-22|access-date=24 November 2021}}</ref>
 
Pada tanggal 5 April 1909, [[serikat dagang]] bernama [[Sarekat Dagang Islam]] berdirimulai padaberoperasi tanggaldengan 16membuka Oktobercabang 1905 olehdi [[SamanhudiBatavia]],<ref>{{Cite web|last=Matanasi|first=Petrik|date=13(sekarang Oktober[[Daerah 2020|title=KiprahKhusus HajiIbukota Samanhudi, Pedagang BatikJakarta|Jakarta]]) dan Perintis[[Kota Sarekat IslamBogor|url=https://tirto.id/kiprah-haji-samanhudi-pedagang-batik-dan-perintis-sarekat-islam-f5EM|website=tirto.id|language=id|access-date=26Buitenzorg]] November 2021|archive-date=2023-05-29|archive-url=https://web.archive.org/web/20230529181547/https://tirto.id/kiprah-haji-samanhudi-pedagang-batik-dan-perintis-sarekat-islam-f5EM|dead-url=no}}</ref> atau menurut versi lain oleh(sekarang [[TirtoKota Adhi SoerjoBogor|Bogor]] pada tanggal 27 Maret 1909).<ref name="si-tirto">{{Cite web|last=Ahsan|first=Ivan Aulia|date=8 Desember 2018|title=Peran Besar Tirto Adhi Soerjo dalam Sejarah Pergerakan Nasional|url=https://tirto.id/peran-besar-tirto-adhi-soerjo-dalam-sejarah-pergerakan-nasional-dbnq|website=tirto.id|language=id|access-date=26 November 2021|archive-date=2023-05-29|archive-url=https://web.archive.org/web/20230529181544/https://tirto.id/peran-besar-tirto-adhi-soerjo-dalam-sejarah-pergerakan-nasional-dbnq|archive-date=2023-05-29|dead-url=no|access-date=26 November 2021}}</ref> MeskipunNamanya tanggaldiubah pendirianpada sarekattahun ini1912 tidak begitu jelas, organisasi tersebut diketahui telah beroperasi secara penuh sejak kantor cabangoleh [[Batavia]]Oemar (sekarangSaid [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|JakartaTjokroaminoto]]) danmenjadi [[KotaSarekat Bogor|BuitenzorgIslam]] (sekarang [[Kota Bogor|Bogor]]SI) mulai terbentuk sejak tanggal 5 April 1909.<ref name="si-tirto" /> Awalnya, serikat ini didirikan sebagai wadah bagi pedagang-pedagang [[Muslim]] agar dapat bersaing dengan para pedagang [[Tionghoa]], yang pada saat itu memiliki [[status sosial]] dan [[Hak istimewa sosial|privilese]] yang lebih tinggi.<ref>{{Cite web|date=2021-10-13|title=Mengenal Tujuan Sarekat Islam, Lengkap beserta Sejarahnya|url=https://www.merdeka.com/jateng/mengenal-tujuan-sarekat-islam-lengkap-beserta-sejarahnya-kln.html|website=merdeka.com|language=en|access-date=2023-05-29|archive-date=2023-05-29|archive-url=https://web.archive.org/web/20230529181547/https://www.merdeka.com/jateng/mengenal-tujuan-sarekat-islam-lengkap-beserta-sejarahnya-kln.html|archive-date=2023-05-29|dead-url=no|access-date=2023-05-29}}</ref> [[OemarPada Saidbulan Tjokroaminoto]]Oktober 1921, seorangSI nasionalismenyatakan bahwa anggotanya tidak boleh merangkap keanggotaan pada organisasi lain, menyebabkan anggota-anggota yang bergabungmenolak denganmelepaskan serikatkeanggotaan inilainnya danterpaksa kemudiankeluar ditunjukdari menjadiorganisasi.<ref>Jarvis, Helen (1991). Notes and appendices for Tan ketuaMalaka, mengubahFrom namaJail serikatto iniJail. Athens, Ohio: Ohio University Center for International Studies.</ref> Pada tahun 1929, namanya diubah lagi menjadi [[Partai Syarikat Islam Indonesia|Partai Sarekat Islam Indonesia]].<ref>[[Nugroho padaNotosusanto]], tahun''Sejarah 1912,Nasional denganIndonesia tujuanuntuk agarSekolah organisasiLanjutan iniTingkat tidakAtas'', hanya1992.</ref>[[Berkas:Douwes_Dekker,_Tjipto_Mangunkusumo,_and_Suryadi_Suryaningrat_(Ki_Hadjar_Dewantoro),_20_Mei_Pelopor_17_Agustus,_p11.jpg|kiri|jmpl|293x293px|Potret berkecimpung[[Tiga Serangkai]] ketika di ranahpengasingan (1914): [[perdaganganErnest Douwes Dekker]] tetapi(duduk), juga[[Tjipto diMangoenkoesoemo]] ranah-ranah(berdiri, lainkanan), sepertidan [[Agama|keagamaanSoewardi Soerjaningrat]] (berdiri, kiri).]]
 
Pada tanggal 25 Desember 1912, "[[Tiga Serangkai]]" yang terdiri dari [[Ernest Douwes Dekker]], [[Tjipto Mangoenkoesoemo]], dan [[Ki Hadjar Dewantara|Soewardi Soerjaningrat]] (yang di kemudian hari mengganti namanya menjadi [[Ki Hadjar Dewantara]]<ref>{{Cite web|last=Wulandari|first=Trisna|title=Hari Pendidikan Nasional: Nama Asli Ki Hajar Dewantara dan Alasan Perubahannya|url=https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6699540/hari-pendidikan-nasional-nama-asli-ki-hajar-dewantara-dan-alasan-perubahannya|website=detikedu|language=id-ID|archive-url=https://web.archive.org/web/20230616050859/https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6699540/hari-pendidikan-nasional-nama-asli-ki-hajar-dewantara-dan-alasan-perubahannya|archive-date=2023-06-16|dead-url=no|access-date=2023-06-16}}</ref>) mendirikan [[Indische Partij]] (Partai Hindia) dengan tujuan memperjuangkan hak-hak kaum [[Orang Indo|Indo]] dan [[pribumi]] melalui jalur politik, meskipun akhirnya dibubarkan oleh Pemerintah Hindia Belanda.<ref name="dekker">{{cite web|title=PERJUANGAN ERNEST FRANCOIS EUGENE DOUWES DEKKER DARI POLITIK MENUJU PENDIDIKAN 1913-1941|url=https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/avatara/article/view/1102/31613&ved=2ahUKEwj---rwjKn2AhUt8HMBHZcYD1AQFnoECCwQAQ&usg=AOvVaw3cgIVD0hFhALEfZdMKH8t2|publisher=''AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah''|format=Pdf|accessdate=3 Maret 2022}}{{Pranala mati|date=November 2022|bot=InternetArchiveBot|fix-attempted=yes}}</ref><ref>{{Cite web|last=developer|first=mediaindonesia com|title=Mengenal Tokoh Tiga Serangkai, Peranannya dalam Indische Partij|url=https://mediaindonesia.com/humaniora/515196/mengenal-tokoh-tiga-serangkai-peranannya-dalam-indische-partij|website=mediaindonesia.com|language=id|archive-url=https://web.archive.org/web/20230605164012/https://mediaindonesia.com/humaniora/515196/mengenal-tokoh-tiga-serangkai-peranannya-dalam-indische-partij|archive-date=2023-06-05|dead-url=no|access-date=2023-06-05}}</ref> Setelahnya, Tiga Serangkai masih tetap memperjuangkan pandangan mereka dengan menulis kritik-kritik kepada pemerintah kolonial melalui [[Koran|koran-koran]], tetapi akibatnya mereka ditangkap dan diasingkan ke [[Belanda]] oleh pemerintah.<ref name="Kenji">{{Cite book|last=Tsuchiya|first=Kenji|date=1992|url=https://www.worldcat.org/oclc/221655803|title=Demokrasi dan kepemimpinan : kebangkitan gerakan Taman Siswa|location=Jakarta|publisher=Balai Pustaka|isbn=979-407-419-5|edition=Cet. 1|others=H. B. Yassin|oclc=221655803}}</ref><ref>{{Cite web|title=Als Ik Eens Nederlander Was|url=https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/cerita/als-ik-eens-nederlander-was/|website=GURU BERBAGI|language=en|archive-url=https://web.archive.org/web/20230605164013/https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/cerita/als-ik-eens-nederlander-was/|archive-date=2023-06-05|dead-url=no|access-date=2023-06-05}}</ref> Sekembalinya dari pengasingan, [[Ki Hadjar Dewantara]] mendirikan lembaga pendidikan [[Sekolah Taman Siswa|Taman Siswa]], yang dimulai pada tanggal 3 Juli 1922 di [[Daerah Istimewa Yogyakarta|Yogyakarta]] dan lalu menyebar ke seluruh [[Jawa]] dan bahkan ke luar pulau.<ref>{{Cite web|last=Zulfikar|first=Fahri|title=Sekolah Taman Siswa Ki Hajar: Konsep Pendidikan Tanpa 'Perintah dan Sanksi'|url=https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6712276/sekolah-taman-siswa-ki-hajar-konsep-pendidikan-tanpa-perintah-dan-sanksi|website=detikedu|language=id-ID|archive-url=https://web.archive.org/web/20230616103507/https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6712276/sekolah-taman-siswa-ki-hajar-konsep-pendidikan-tanpa-perintah-dan-sanksi|archive-date=2023-06-16|dead-url=no|access-date=2023-06-16}}</ref><ref>{{Cite web|last=SMP|first=Admin|date=2022-05-06|title=Yuk Mengenal Sekolah Taman Siswa Milik Ki Hajar Dewantara|url=https://ditsmp.kemdikbud.go.id/yuk-mengenal-sekolah-taman-siswa-milik-ki-hajar-dewantara/|website=Direktorat SMP|language=id-ID|archive-url=https://web.archive.org/web/20230616103736/https://ditsmp.kemdikbud.go.id/yuk-mengenal-sekolah-taman-siswa-milik-ki-hajar-dewantara/|archive-date=2023-06-16|dead-url=no|access-date=2023-06-16}}</ref>
[[Berkas:Douwes_Dekker,_Tjipto_Mangunkusumo,_and_Suryadi_Suryaningrat_(Ki_Hadjar_Dewantoro),_20_Mei_Pelopor_17_Agustus,_p11.jpg|kiri|jmpl|293x293px|Potret [[Tiga Serangkai]] ketika di pengasingan (1914): [[Ernest Douwes Dekker]] (duduk), [[Tjipto Mangoenkoesoemo]] (berdiri, kanan), dan [[Soewardi Soerjaningrat]] (berdiri, kiri).]]
Sementara itu, [[Ernest Douwes Dekker]], seorang [[Orang Indo|Indo]] yang vokal dalam mengkritik pemerintah kolonial, mencanangkan pembentukan suatu organisasi yang memperjuangkan kemerdekaan dan hak-hak kaum [[Orang Indo|Indo]] dan [[pribumi]] melalui jalur politik. Ia kemudian mengajak tokoh [[Tjipto Mangoenkoesoemo]] dan [[Ki Hadjar Dewantara|Soewardi Soerjaningrat]], yang tertarik dengan visi dan pandangan Dekker, untuk bersama-sama mewujudkan idenya tersebut. Dalam rapat-rapat umum (''vergadering'') yang dimulai sejak tanggal 15 September 1912 sebagai persiapan pembentukan partai, pidato Dekker untuk menarik massa tersebut berhasil menarik perhatian ribuan orang dari berbagai kalangan dan daerah. Sebagian besar dari mereka merupakan orang-orang yang tidak memenuhi syarat keanggotaan serta tidak cocok dengan visi dan misi dari organisasi lain seperti Boedi Oetomo dan Sarekat Islam.<ref name="kebangkitan">{{Cite book|date=1977-01-01|url=https://books.google.co.id/books?id=y2yCCgAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=sejarah+partai+hindia&hl=id&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=sejarah%20partai%20hindia&f=false.|title=Sejarah Kebangkitan Nasional Daerah Jawa Timur|publisher=Direktorat Jenderal Kebudayaan|language=id}}</ref> Akhirnya pada tanggal 25 Desember 1912, partai tersebut didirikan oleh Dekker, Tjipto, dan Soewardi, yang saat ini dikenal sebagai [[Tiga Serangkai]], beserta tokoh-tokoh pribumi dan Indo lainnya, dengan nama [[Indische Partij]] (Partai Hindia). Belum sempat partai ini berkembang, keabsahan dan status [[badan hukum]] atas partai ini ditolak sepenuhnya oleh pemerintah [[Hindia Belanda]], meskipun para pengurus partai telah beberapa kali mengajukan peninjauan ulang atas penolakan tersebut kepada pemerintah. Oleh karena itu, partai ini secara otomatis menjadi organisasi ilegal, sehingga pimpinan partai dengan berat hati membubarkan partai ini pada tanggal 31 Maret 1913.<ref name="dekker">{{cite web|title=PERJUANGAN ERNEST FRANCOIS EUGENE DOUWES DEKKER DARI POLITIK MENUJU PENDIDIKAN 1913-1941|url=https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/avatara/article/view/1102/31613&ved=2ahUKEwj---rwjKn2AhUt8HMBHZcYD1AQFnoECCwQAQ&usg=AOvVaw3cgIVD0hFhALEfZdMKH8t2|publisher=''AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah''|format=Pdf|accessdate=3 Maret 2022}}{{Pranala mati|date=November 2022|bot=InternetArchiveBot|fix-attempted=yes}}</ref>
 
Pada tanggal 23 Mei 1914, [[Henk Sneevliet]] membentuk [[serikat pekerja]] bernama [[Indische Sociaal-Democratische Vereeniging|Indische Sociaal Democratische Vereeniging]] (ISDV; [[Terjemahan harfiah|harfiah]]: "Perhimpunan Demokrat Sosial Hindia") dengan tujuan menyebarkan paham [[komunisme]] dan menentang pemerintah kolonial.<ref>{{Cite web|title=marxist.com|url=http://www.marxist.com/Asia/earlyPKI.html|archive-url=https://web.archive.org/web/20090317064751/http://www.marxist.com/Asia/earlyPKI.html|archive-date=2009-03-17|dead-url=no|access-date=2023-06-16}}</ref> Pada bulan Mei 1920, ISDV berganti nama menjadi [[Partai Komunis Indonesia|Persarekatan Kommunist India]] ([[Ejaan yang Disempurnakan|EYD]]: "Perserikatan Komunis Hindia"), kemudian mengganti namanya lagi menjadi [[Partai Komunis Indonesia|Partij Kommunist Indonesia]] ([[Ejaan yang Disempurnakan|EYD]]: "Partai Komunis Indonesia"; PKI) pada tahun 1924.<ref name="sinaga">{{Cite thesis|last=Sinaga|first=Edward Djanner|title=Communism and the Communist Party in Indonesia|type=MA Thesis|chapter=|url=|author=|year=1960|publisher=George Washington University School of Government|accessdate=|docket=|oclc=}}</ref> Paham komunisme kemudian menyebar ke organisasi-organisasi lain, termasuk Sarekat Islam.<ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2021-04-06|title=Sarekat Islam: Latar Belakang, Perkembangan, dan Perpecahan Halaman all|url=https://www.kompas.com/stori/read/2021/04/06/151727679/sarekat-islam-latar-belakang-perkembangan-dan-perpecahan|website=KOMPAS.com|language=id|archive-url=https://web.archive.org/web/20230531073937/https://www.kompas.com/stori/read/2021/04/06/151727679/sarekat-islam-latar-belakang-perkembangan-dan-perpecahan|archive-date=2023-05-31|dead-url=no|access-date=2023-05-31}}</ref> PKI mengadakan pemberontakan terhadap pemerintah kolonial, yang dimulai di [[Labuan, Pandeglang|Labuan]] pada tanggal 12 November 1926 dengan menyerang para pegawai pemerintah di kediaman masing-masing. Pemberontakan meluas di wilayah Jawa dan Sumatra, hingga akhirnya berhasil diredam seluruhnya oleh pasukan militer [[Tentara Kerajaan Hindia Belanda|KNIL]] pada tanggal 28 Februari 1927.<ref name="pki-1926">{{Cite web|title=Sejarah Pemberontakan Berdarah Pertama PKI pada 1926-1927|url=https://nasional.sindonews.com/read/881243/15/sejarah-pemberontakan-berdarah-pertama-pki-pada-1926-1927-1662761384|website=SINDOnews.com|language=id-ID|archive-url=https://web.archive.org/web/20230608122120/https://nasional.sindonews.com/read/881243/15/sejarah-pemberontakan-berdarah-pertama-pki-pada-1926-1927-1662761384|archive-date=2023-06-08|dead-url=no|access-date=2023-06-07}}</ref><ref>{{Cite web|last=Prinada|first=Yuda|title=Sejarah Pemberontakan PKI 1926-1927 di Sumatera Terhadap Belanda|url=https://tirto.id/sejarah-pemberontakan-pki-1926-1927-di-sumatera-terhadap-belanda-gbx4|website=tirto.id|language=id|archive-url=https://web.archive.org/web/20230607132029/https://tirto.id/sejarah-pemberontakan-pki-1926-1927-di-sumatera-terhadap-belanda-gbx4|archive-date=2023-06-07|dead-url=no|access-date=2023-06-07}}</ref> Sejak itu, PKI ditetapkan sebagai organisasi terlarang di [[Hindia Belanda]].
Setelah Indische Partij bubar pun, beberapa tokoh pejuang, seperti Tiga Serangkai, masih terus menyuarakan kritik terhadap pemerintah secara vokal melalui media cetak seperti ''[[De Expres]]''. Pada tanggal 12 Juli 1913, ''[[De Expres]]'' memuat rancangan pembentukan [[Boemi Poetera|Comite Boemi Poetera]] ([[Ejaan yang Disempurnakan|EYD]]: "Komite Bumiputra") yang menyuarakan pencabutan ''Regeringsreglement'' 1854 Pasal 111 tentang pembatasan hak berorganisasi bagi pribumi, yang menjadi penyebab organisasi Indische Partij ditolak.<ref name="sejarah">Slamet Muljana (2007) [https://books.google.co.id/books?id=bsmp_WYip4gC&printsec=frontcover&dq=indische+partij&hl=id&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=indische%20partij&f=false. ''Sejarah''.] Sumatera Barat: Yudhistira Ghalia Indonesia. Hal 37-38. ISBN 9790191391</ref> Keesokan harinya, [[koran]] yang sama memuat sebuah tulisan Ki Hadjar Dewantara yang berjudul ''Als Ik een Nederlander was'' ("Seandainya aku seorang Belanda"). Tulisan ini tentu saja menggemparkan para pejabat Belanda yang mulai khawatir akan gerak-gerik Tiga Serangkai yang dinilai mampu menciptakan pemberontakan. Tidak cukup sampai situ, Tjipto kemudian menulis artikel berjudul ''Kracht en Vrees'' ("Kekuatan dan Ketakutan") yang diterbitkan pada tanggal 27 Juli, sementara Soewardi menuliskan artikel baru yang kali ini berjudul ''Een voor allen en allen voor een'' ("Satu untuk semua dan semua untuk satu") dan diterbitkan dua hari setelah artikel Tjipto tersebut. Kedua artikel tersebut pada intinya mengkritik dan mengolok-olok pemerintah kolonial yang menyengsarakan penduduk setempat. Akibat tulisan tersebut, Tjipto dan Soewardi ditangkap dengan [[dakwaan]] mengganggu [[keamanan]] dan ketertiban umum di Hindia Belanda.<ref name="Kenji">{{Cite book|last=Tsuchiya|first=Kenji|date=1992|url=https://www.worldcat.org/oclc/221655803|title=Demokrasi dan kepemimpinan : kebangkitan gerakan Taman Siswa|location=Jakarta|publisher=Balai Pustaka|isbn=979-407-419-5|edition=Cet. 1|others=H. B. Yassin|oclc=221655803}}</ref> Penangkapan tersebut membuat Dekker, yang merupakan rekan seperjuangan mereka, menuliskan kritik terhadap penangkapan kedua tokoh tersebut dan dukungan atas mereka dalam artikel berjudul ''Onze Helden: Tjipto Mangoenkoesoemo en Soewardi Soerjaningrat'' ("Pahlawan Kita: Tjipto Mangoenkoesoemo dan Soewardi Soerjaningrat") yang diterbitkan pada 5 Agustus. Akibat artikel tersebut dan fakta bahwa ia adalah rekan seperjuangan mereka, Dekker juga ikut ditangkap oleh pasukan Belanda.<ref>{{Cite web|last=developer|first=mediaindonesia com|title=Mengenal Tokoh Tiga Serangkai, Peranannya dalam Indische Partij|url=https://mediaindonesia.com/humaniora/515196/mengenal-tokoh-tiga-serangkai-peranannya-dalam-indische-partij|website=mediaindonesia.com|language=id|access-date=2023-06-05|archive-date=2023-06-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20230605164012/https://mediaindonesia.com/humaniora/515196/mengenal-tokoh-tiga-serangkai-peranannya-dalam-indische-partij|dead-url=no}}</ref> Pada tanggal 18 Agustus, pemerintah kolonial mengeluarkan putusan bahwa Tiga Serangkai akan diasingkan ke negara [[Belanda]].<ref>{{Cite web|title=Als Ik Eens Nederlander Was|url=https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/cerita/als-ik-eens-nederlander-was/|website=GURU BERBAGI|language=en|access-date=2023-06-05|archive-date=2023-06-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20230605164013/https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/cerita/als-ik-eens-nederlander-was/|dead-url=no}}</ref>
 
Awalnya[[Berkas:VP_Hatta.jpg|jmpl|247x247px|[[Mohammad dibentukHatta]], padatokoh tahunpemimpin 1908[[Perhimpunan denganIndonesia]], namayang kelak menjadi [[Wakil Presiden Indonesia]] pertama.]]Pada tahun 1908, [[Perhimpunan Indonesia|Indische Vereeniging]] (Perhimpunan Hindia) dibentuk oleh [[Soetan Kasajangan Soripada]] dan [[Noto Soeroto]] sebagai wadah pemersatu para pelajar Hindia di perantauan [[Belanda]], sejakyang tokoh [[Tjipto Mangoenkoesoemo]] dan [[Soewardi Soerjaningrat]] dari [[Tiga Serangkai]] masukkemudian menjadi anggotawadah perkumpulanpelajar ini pada tahun 1913, Indische Vereeniging juga mulai digunakan sebagai forumtersebut untuk bertukar pendapat dalammenyuarakan ranahpandangan politik.<ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2020-02-12|title=Perhimpunan Indonesia: Organisasi Pertama yang Pakai Istilah Indonesia Halaman all|url=https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/12/200000869/perhimpunan-indonesia-organisasi-pertama-yang-pakai-istilah-indonesia|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2023-06-08|archive-date=2023-06-14|archive-url=https://web.archive.org/web/20230614092143/https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/12/200000869/perhimpunan-indonesia-organisasi-pertama-yang-pakai-istilah-indonesia|archive-date=2023-06-14|dead-url=no|access-date=2023-06-08}}</ref> Pada bulan September 1922, perkumpulan ini secara resmi mengganti namanya menjadi [[Indonesische Vereeniging]], menjadikan perkumpulan inimenjadikannya sebagai organisasi pertama yang resmi menggunakan nama "[[Sejarah nama Indonesia|Indonesia]]". IndonesischeOrganisasi Vereeniging secara resmi berkecimpung dalam ranah politik dengan tujuan mempropagandakan kemerdekaan [[Hindia Belanda]].ini Pada tahun 1925, perkumpulan inikemudian berganti nama lagi menjadi [[Perhimpunan Indonesia|Perhimpoenan Indonesia]] (PI; [[Ejaan yang Disempurnakan|EYD]]: "Perhimpunan Indonesia"), yaitudengan menggunakan terjemahanversi [[bahasa Melayu]] [[Ejaan Van Ophuijsen|ejaan van Ophuijsen]] dari nama sebelumnya sebagai nama resmi organisasi tersebut.<ref>[http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0510/28/opini/2156298.htm Revitalisasi Keindonesiaan], Kompas 28 Oktober 2005</ref> Selama [[Mohammad Hatta]] menjabat sebagai Ketua PI, beliau beserta beberapa tokoh lainnya pernah ditangkap oleh Pemerintah Belanda karena dituduh berkomplot dengan PKI, meskipun akhirnya dibebaskan karena kurangnya bukti.<ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2022-12-03|title=“Indonesia Merdeka,” Pidato Pembelaan Hatta Saat Ditahan di Belanda Halaman all|url=https://www.kompas.com/stori/read/2022/12/03/070000379/-indonesia-merdeka-pidato-pembelaan-hatta-saat-ditahan-di-belanda|website=KOMPAS.com|language=id|archive-url=https://web.archive.org/web/20230614064155/https://www.kompas.com/stori/read/2022/12/03/070000379/-indonesia-merdeka-pidato-pembelaan-hatta-saat-ditahan-di-belanda|archive-date=2023-06-14|dead-url=no|access-date=2023-06-14}}</ref><ref name="hardjosoediro2">{{cite book|last=Soejitno|first=Hardjosoediro|year=1984|title=Kronologi Pergerakan Kemerdekaan Indonesia|location=[[Jakarta]]|publisher=Pradnya Parmita|ref={{sfnRef|Hardjosoediro|1984}}}}</ref>
Pada tanggal 23 Mei 1914, [[Henk Sneevliet]], seorang [[Komunisme|komunis]], membentuk suatu [[serikat pekerja]] yang bernama [[Indische Sociaal-Democratische Vereeniging|Indische Sociaal Democratische Vereeniging]] (ISDV; [[Terjemahan harfiah|harfiah]]: "Perhimpunan Demokrat Sosial Hindia"), yang didukung oleh [[Partai Buruh Demokrat Sosial (Belanda)|Partai Buruh Demokrat Sosial Belanda]] (SDAP), dengan tujuan menyebarkan paham-paham [[komunisme]], khususnya [[marxisme]], untuk membangkitkan semangat menentang pemerintah kolonial.<ref>{{Cite web |url=http://www.marxist.com/Asia/earlyPKI.html |title=marxist.com |access-date=2023-06-16 |archive-date=2009-03-17 |archive-url=https://web.archive.org/web/20090317064751/http://www.marxist.com/Asia/earlyPKI.html |dead-url=no }}</ref> Tetapi pada tahun 1917, ISDV memisahkan diri dari SDAP. Tidak lama kemudian, ISDV yang awalnya didominasi oleh [[Bangsa Belanda|orang-orang Belanda]] mulai haluan, sehingga kelompok ini didominasi oleh kaum [[pribumi]]. Pada bulan Mei 1920, ISDV berganti nama menjadi [[Partai Komunis Indonesia|Persarekatan Kommunist India]] ([[Ejaan yang Disempurnakan|EYD]]: "Perserikatan Komunis Hindia") dan semakin melebarkan sayap mereka.<ref name="sinaga">{{Cite thesis|last=Sinaga|first=Edward Djanner|title=Communism and the Communist Party in Indonesia|type=MA Thesis|chapter=|url=|author=|year=1960|publisher=George Washington University School of Government|accessdate=|docket=|oclc=}}</ref> Organisasi ini mengganti namanya kembali pada tahun 1924, kali ini menjadi [[Partai Komunis Indonesia|Partij Kommunist Indonesia]] ([[Ejaan yang Disempurnakan|EYD]]: "Partai Komunis Indonesia"; PKI).<ref name="sinaga" />
 
Beberapa organisasi para pemuda yang berasal dari [[kelompok etnik]] atau identitas tertentu juga terbentuk, seperti [[Jong Batak]]sbond (Persatuan Batak Muda), [[Jong Sumatranen Bond|Jong Sumatranenbond]] (Persatuan Orang Sumatra Muda), [[Jong Java]] (Jawa Muda), [[Sekar Rukun|Sekar Roekoen]] ([[Ejaan yang Disempurnakan|EYD]]: "Sekar Rukun"), [[Jong Islamieten Bond|Jong Islamietenbond]] (Persatuan Muslim Muda), [[Jong Ambon]] (Ambon Muda), [[Jong Minahasa]] (Minahasa Muda), Jong Celebes (Sulawesi Muda), [[Pemoeda Kaoem Betawi]] ([[Ejaan yang Disempurnakan|EYD]]: "Pemuda Kaum Betawi"), dan [[Perhimpoenan Peladjar-Peladjar Indonesia]] ([[Ejaan yang Disempurnakan|EYD]]: "Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia").<ref>{{Cite web|last=JP|first=Slamet|date=2020-10-29|title=Perkumpulan Pemuda Pencetus Sumpah Pemuda|url=https://kompaspedia.kompas.id/baca/infografik/peta-tematik/perkumpulan-pemuda-pencetus-sumpah-pemuda/|website=Kompaspedia|language=id|archive-url=https://web.archive.org/web/20230612173130/https://kompaspedia.kompas.id/baca/infografik/peta-tematik/perkumpulan-pemuda-pencetus-sumpah-pemuda|archive-date=2023-06-12|dead-url=no|access-date=2023-06-12}}</ref> Selain itu, organisasi-organisasi tentang [[kepanduan]] ([[Gerakan Pramuka Indonesia|pramuka]]) juga berdiri sebagai sarana menyalurkan semangat untuk meraih kebebasan dan kemerdekaan. Contohnya ialah Nederlandsch Indische Padvinders Vereeniging (Perhimpunan Pandu Hindia Belanda; NIPV), Nationale Padvinderij (Pandu Nasional), dan Persaoedaraan Antar Pandoe Indonesia ([[Ejaan yang Disempurnakan|EYD]]: Persaudaraaan Antarpandu Indonesia), dan Kepandoean Bangsa Indonesia ([[Ejaan yang Disempurnakan|EYD]]: Kepanduan Bangsa Indonesia).<ref>{{Cite web|last=Kwartir Nasional Gerakan Pramuka|date=2022-01-07|title=Kepanduan Indonesia|url=https://pramuka.or.id/kepanduan-indonesia|website=Gerakan Pramuka Indonesia|language=|archive-url=https://web.archive.org/web/20230806072216/https://pramuka.or.id/kepanduan-indonesia/|archive-date=2023-08-06|dead-url=no|access-date=2023-06-16}}</ref>
[[Berkas:HOS_Tjokroaminoto,_20_Mei_Pelopor_17_Agustus,_p43.jpg|jmpl|258x258px|Potret [[Raden Mas|R. M.]] [[Haji (gelar)|H.]] [[Oemar Said Tjokroaminoto]], tokoh sentral pada awal-awal pendirian [[Sarekat Islam]].]]
Lama-kelamaan, [[Sarekat Islam]] akhirnya tetap melebarkan sayapnya hingga masuk ke ranah politik. Di saat yang sama, paham-paham [[komunisme]] mulai masuk melalui tokoh-tokoh muda mereka, yaitu melalui anggota-anggota yang tertarik dengan visi dan pandangan Sneevliet dari ISDV, seperti [[Semaoen]], [[Darsono (politikus)|Darsono]], [[Tan Malaka]], dan [[Alimin]]. Organisasi ini kemudian terpecah menjadi dua kubu, yaitu "SI Merah" yang berhaluan komunisme ([[Politik sayap kiri|sayap kiri]]) dan "SI Putih" yang menentang paham tersebut ([[Politik sayap kanan|sayap kanan]]).<ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2021-04-06|title=Sarekat Islam: Latar Belakang, Perkembangan, dan Perpecahan Halaman all|url=https://www.kompas.com/stori/read/2021/04/06/151727679/sarekat-islam-latar-belakang-perkembangan-dan-perpecahan|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2023-05-31|archive-date=2023-05-31|archive-url=https://web.archive.org/web/20230531073937/https://www.kompas.com/stori/read/2021/04/06/151727679/sarekat-islam-latar-belakang-perkembangan-dan-perpecahan|dead-url=no}}</ref> Pada bulan Oktober 1921, para petinggi Sarekat Islam menyatakan bahwa anggota SI tidak boleh memiliki keanggotaan rangkap dengan organisasi lain, sehingga anggota-anggota dari [[Partai Komunis Indonesia|Partij Kommunist Indonesia]], [[Muhammadiyah|Mohammadijah]] ([[Ejaan yang Disempurnakan|EYD]]: "Muhammadiyah"), [[Persatuan Islam|Persatoean Islam]] ([[Ejaan yang Disempurnakan|EYD]]: "Persatuan Islam"), dan organisasi-organisasi lainnya dikeluarkan dari Sarekat Islam karena menolak melepaskan keanggotaan rangkap tersebut. Tokoh-tokoh PKH (turunan ISDV), seperti [[Semaun|Semaoen]] dan [[Darsono (politikus)|Darsono]] terpaksa angkat kaki dari Sarekat Islam.<ref>Jarvis, Helen (1991). Notes and appendices for Tan Malaka, From Jail to Jail. Athens, Ohio: Ohio University Center for International Studies.</ref> Pada tahun 1923, nama organisasi ini diubah menjadi Partai Sarekat Islam, mengukuhkan posisi organisasi ini sebagai [[partai politik]]. Pada tahun 1929, namanya diubah kembali menjadi Partai Sarekat Islam Indonesia untuk memperjelas tujuan memperjuangkan kemerdekaan nasional sebagai tujuan partai.<ref>[[Nugroho Notosusanto]], ''Sejarah Nasional Indonesia untuk Sekolah Lanjutan Tingkat Atas'', 1992.</ref>
 
Awalnya dibentuk pada tahun 1908 dengan nama [[Perhimpunan Indonesia|Indische Vereeniging]] (Perhimpunan Hindia) oleh [[Soetan Kasajangan Soripada]] dan [[Noto Soeroto]] sebagai wadah pemersatu para pelajar Hindia di perantauan [[Belanda]], sejak tokoh [[Tjipto Mangoenkoesoemo]] dan [[Soewardi Soerjaningrat]] dari [[Tiga Serangkai]] masuk menjadi anggota perkumpulan ini pada tahun 1913, Indische Vereeniging juga mulai digunakan sebagai forum untuk bertukar pendapat dalam ranah politik.<ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2020-02-12|title=Perhimpunan Indonesia: Organisasi Pertama yang Pakai Istilah Indonesia Halaman all|url=https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/12/200000869/perhimpunan-indonesia-organisasi-pertama-yang-pakai-istilah-indonesia|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2023-06-08|archive-date=2023-06-14|archive-url=https://web.archive.org/web/20230614092143/https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/12/200000869/perhimpunan-indonesia-organisasi-pertama-yang-pakai-istilah-indonesia|dead-url=no}}</ref> Pada bulan September 1922, perkumpulan ini secara resmi mengganti namanya menjadi [[Indonesische Vereeniging]], menjadikan perkumpulan ini sebagai organisasi pertama yang resmi menggunakan nama "[[Sejarah nama Indonesia|Indonesia]]". Indonesische Vereeniging secara resmi berkecimpung dalam ranah politik dengan tujuan mempropagandakan kemerdekaan [[Hindia Belanda]]. Pada tahun 1925, perkumpulan ini berganti nama menjadi [[Perhimpunan Indonesia|Perhimpoenan Indonesia]] ([[Ejaan yang Disempurnakan|EYD]]: "Perhimpunan Indonesia"), yaitu menggunakan terjemahan [[bahasa Melayu]] [[Ejaan Van Ophuijsen|ejaan van Ophuijsen]] dari nama sebelumnya sebagai nama resmi organisasi tersebut.<ref>[http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0510/28/opini/2156298.htm Revitalisasi Keindonesiaan], Kompas 28 Oktober 2005</ref>
 
[[Berkas:Mohammad_Yamin,_Pekan_Buku_Indonesia_1954,_p251.jpg|kiri|jmpl|278x278px|[[Mohammad Yamin|Mohammad Jamin]], tokoh pengusul [[bahasa Melayu]] ([[bahasa Indonesia]]) sebagai bahasa persatuan.]]
SelainPada organisasi-organisasitahun pergerakan nasional tersebut1926, beberapa gerakan kepemudaan juga muncul untuk menampung kebutuhan berorganisasi para pemuda dari [[kelompok etnik]] atau identitas tertentu di Hindia Belanda, seperti [[Jong Batak]]sbond (Persatuan Batak Muda), [[Jong Sumatranen Bond|Jong Sumatranenbond]] (Persatuan Orang Sumatra Muda), [[Jong Java]] (Jawa Muda), [[Sekar Rukun|Sekar Roekoen]] ([[Ejaan yang Disempurnakan|EYD]]: "Sekar Rukun"), [[Jong Islamieten Bond|Jong Islamietenbond]] (Persatuan Muslim Muda), [[Jong Ambon]] (Ambon Muda), [[Jong Minahasa]] (Minahasa Muda), Jong Celebes (Sulawesi Muda), [[Pemoeda Kaoem Betawi]] ([[Ejaan yang Disempurnakan|EYD]]: "Pemuda Kaum Betawi"), dan [[Perhimpoenan Peladjar-Peladjar Indonesia]] ([[Ejaan yang Disempurnakan|EYD]]: "Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia").<ref>{{Cite web|last=JP|first=Slamet|date=2020-10-29|title=Perkumpulan Pemuda Pencetus Sumpah Pemuda|url=https://kompaspedia.kompas.id/baca/infografik/peta-tematik/perkumpulan-pemuda-pencetus-sumpah-pemuda/|website=Kompaspedia|language=id|access-date=2023-06-12|archive-date=2023-06-12|archive-url=https://web.archive.org/web/20230612173130/https://kompaspedia.kompas.id/baca/infografik/peta-tematik/perkumpulan-pemuda-pencetus-sumpah-pemuda|dead-url=no}}</ref> Meskipun demikian, banyaknya kelompok-kelompok yang bersifat kedaerahan melahirkan gagasan bahwa kelompok-kelompok tersebut harus berkumpul dan mendiskusikan kerja sama di antara kelompok-kelompok tersebut, yang sebenarnya memiliki cita-cita kebebasan yang sama. Pada tanggal 30 April hingga 2 Mei 1926, gerakan-gerakan kepemudaan (minus Pemoeda Kaoem Betawi dan Perhimpoenan Peladjar-Peladjar Indonesia, karena kedua organisasi tersebut belum terbentuk saat itu) mengadakan suatu [[kongres]] para pemuda, yang saat ini disebut [[Kongres Pemuda|Kongres Pemuda I]], yang dipimpin oleh [[M. Tabrani|Mohammad Tabrani]] di Vrijmetselaarsloge ("[[Loji]] ''[[Tarekat Mason BebasFreemasonry]]''", saat ini menjadi Gedung [[Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia|Badan Perencanaan Pembangunan Nasional]]). Rapat pertama yang diadakan pada tanggal (30 April) membahas tentang pentingnya kerja sama dan persatuan antarperhimpunan kepemudaan dan berbagai cara melepaskan diri dari [[Kolonialisme|penjajah]]. Kemudian, rapat kedua pada tanggal (1 Mei) membahas tentang pentingnya peran [[perempuan]] dalam perjuangan mencapai kebebasan dan kemerdekaan., Lalusementara rapat ketiga pada(2 hari terakhirMei) membahas tentang bahasa persatuan dan [[agama]].<ref name="kongres-1">{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2021-12-29|title=Kongres Pemuda I: Latar Belakang, Tujuan, Ketua, dan Hasil Halaman all|url=https://www.kompas.com/stori/read/2021/12/29/090000779/kongres-pemuda-i-latar-belakang-tujuan-ketua-dan-hasil|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2023-06-08|archive-date=2023-06-08|archive-url=https://web.archive.org/web/20230608183851/https://www.kompas.com/stori/read/2021/12/29/090000779/kongres-pemuda-i-latar-belakang-tujuan-ketua-dan-hasil|archive-date=2023-06-08|dead-url=no|access-date=2023-06-08}}</ref><ref name="pemkot-surakarta">[https://web.archive.org/web/20230608223042/https://surakarta.go.id/?p=27220 Kongres Sumpah Pemuda - Pemerintah Kota Surakarta].</ref> PadaDalam pertemuan harirapat terakhir itulah, [[Mohammad Yamin|Mohammad Jamin]] dari [[Jong Sumatranen Bond|Jong Sumatranenbond]] mengemukakan usulnya untuk menggunakanmengusulkan [[bahasa Melayu]] sebagaimenjadi bahasa persatuan, meskipun kemudian dikritik oleh[[Mohammad Tabrani yangSoerjowitjirto]] menginginkandari agar[[Jong bahasaJava]] persatuanmengusulkan disebutpenggunaan istilah "[[bahasa Indonesia]]" alih-alih bahasa Melayu.<ref>{{Cite web|date=2019-11-23|title=Mohamad Tabrani: Pelopor Bahasa Indonesia|url=https://republika.co.id/share/q1e9ac257|website=Republika Online|language=id|access-date=2023-06-09|archive-date=2023-06-18|archive-url=https://web.archive.org/web/20230618124757/https://republika.co.id/share/q1e9ac257|archive-date=2023-06-18|dead-url=no|access-date=2023-06-09}}</ref> Di akhir pertemuan, mereka sepakat bahwa seluruh rakyat dan gerakan perjuangan Hindia Belanda perlu menanamkan semangat kemerdekaan dan persatuan sebagai cita-cita bersama.<ref name="kongres-1" /> Dalam kongres ini, istilah "Indonesia" mulai diperkenalkan untuk menggantikan identitas Hindia Belanda.
 
[[Berkas:PKI-1925-Commisariate_Batavia.jpg|jmpl|300x300px|Rapat pleno [[Partai Komunis Indonesia|Partij Kommunist Indonesia]] (PKI) pada bulan Mei 1925 di [[Batavia]].]]
Partij Kommunist Indonesia (PKI) mengadakan rapat pleno pada bulan Mei 1925 untuk merundingkan rencana pemberontakan demi menggulingkan pemerintahan kolonial.<ref name="sinaga" /> Dibuka dengan [[mogok kerja]] yang dilakukan oleh [[Tenaga kerja|pekerja]] [[kereta api]], pemberontakan tersebut dimulai pada tanggal 12 November 1926 di [[Labuan, Pandeglang|Labuan]] dengan menyerang para pegawai pemerintah di kediaman masing-masing. Penyerangan tokoh-tokoh pejabat tersebut kemudian meluas ke wilayah-wilayah [[Keresidenan Banten]], [[Batavia]], [[Keresidenan Priangan|Priangan]], [[Keresidenan Kediri|Kediri]], [[Keresidenan Banyumas|Banyumas]], [[Keresidenan Pekalongan|Pekalongan]], dan [[Keresidenan Kedu|Kedu]]. Mulai keesokan hari hingga tanggal 8 Desember, pasukan militer [[Tentara Kerajaan Hindia Belanda|KNIL]] mulai diturunkan untuk menangkap para pemberontak yang beraksi di [[Jawa]], terutama di daerah Banten yang menjadi tempat pecahnya pemberontakan yang paling sengit.<ref name="pki-1926">{{Cite web|title=Sejarah Pemberontakan Berdarah Pertama PKI pada 1926-1927|url=https://nasional.sindonews.com/read/881243/15/sejarah-pemberontakan-berdarah-pertama-pki-pada-1926-1927-1662761384|website=SINDOnews.com|language=id-ID|access-date=2023-06-07|archive-date=2023-06-08|archive-url=https://web.archive.org/web/20230608122120/https://nasional.sindonews.com/read/881243/15/sejarah-pemberontakan-berdarah-pertama-pki-pada-1926-1927-1662761384|dead-url=no}}</ref> Sementara di [[Sumatra|Pulau Sumatra]], pemberontakan dilakukan oleh para anggota PKI mulai pada malam hari tanggal 31 Desember 1926 di [[Silungkang, Sawahlunto|Silungkang]], kemudian menyebar ke wilayah-wilayah [[Orang Minangkabau|Minangkabau]] lainnya di Keresidenan [[Pesisir Barat Sumatra]]. Pada [[Hari Tahun Baru]] keesokan harinya, pasukan militer mulai dikerahkan untuk menangkap pemberontak PKI di Minangkabau. Pemberontakan PKI di Jawa dan Sumatra akhirnya benar-benar dapat dipadamkan pada tanggal 28 Februari 1927.<ref name="pki-1926" /><ref>{{Cite web|last=Prinada|first=Yuda|title=Sejarah Pemberontakan PKI 1926-1927 di Sumatera Terhadap Belanda|url=https://tirto.id/sejarah-pemberontakan-pki-1926-1927-di-sumatera-terhadap-belanda-gbx4|website=tirto.id|language=id|access-date=2023-06-07|archive-date=2023-06-07|archive-url=https://web.archive.org/web/20230607132029/https://tirto.id/sejarah-pemberontakan-pki-1926-1927-di-sumatera-terhadap-belanda-gbx4|dead-url=no}}</ref> Akibat pemberontakan tersebut, PKI ditetapkan sebagai organisasi terlarang di [[Hindia Belanda]] oleh pemerintah kolonial, sehingga kegiatan operasional PKI harus dilakukan secara sembunyi-sembunyi oleh para anggotanya.
 
[[Berkas:VP_Hatta.jpg|kiri|jmpl|247x247px|[[Mohammad Hatta]], tokoh pemimpin [[Perhimpunan Indonesia]], yang kelak menjadi [[Wakil Presiden Indonesia]] pertama.]]
Kembali ke [[Kerajaan Belanda]], pada tahun 1926, [[Mohammad Hatta]] diangkat sebagai Ketua Perhimpoenan Indonesia dan sejak dalam kepemimpinannya, organisasi ini semakin gencar menyuarakan dukungan terhadap pergerakan nasional dan mengutuk penindasan pihak pemerintah kolonial di Hindia Belanda.<ref>Majalah Tempo, Edisi Khusus 80 Tahun Sumpah Pemuda, 27 Oktober 2008</ref> Pada Desember 1926, [[Semaoen]] menemui Hatta untuk menawarkan kerja sama pergerakan nasional. Namun, Hatta tidak dapat menyetujui paham komunisme, sehingga kerja sama batal, meskipun pembatalan tersebut mendapat pertentangan dari anggota-anggota yang telah terpapar paham [[komunisme]] dalam Perhimpoenan Indonesia.<ref name="Noer 2012">{{cite book|last=Noer|first=Deliar|year=2012|title=Mohammad Hatta:Hati Nurani Bangsa|location=[[Jakarta]]|publisher=Gramedia Pustaka Utama|isbn=978-979-709-633-5|editor=Jaap Erkelens|ref={{sfnRef|Noer|2012}}|authorlink=Deliar Noer}}</ref> Pada tanggal 23 September 1927, Hatta beserta tiga anggota organisasi lainnya ditangkap dan diadili karena diduga terlibat dalam pemberontakan PKI yang terjadi di Jawa dan Sumatra. Selama di dalam sel tahanan, Hatta menyusun suatu pidato pembelaan diri yang kemudian ia bacakan di depan hakim sidang pledoi pada tanggal 9 Maret 1928. Pidato tersebut kemudian menjadi terkenal dan diberi nama ''Indonesië Vrij'' ("Indonesia Merdeka").<ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2022-12-03|title=“Indonesia Merdeka,” Pidato Pembelaan Hatta Saat Ditahan di Belanda Halaman all|url=https://www.kompas.com/stori/read/2022/12/03/070000379/-indonesia-merdeka-pidato-pembelaan-hatta-saat-ditahan-di-belanda|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2023-06-14|archive-date=2023-06-14|archive-url=https://web.archive.org/web/20230614064155/https://www.kompas.com/stori/read/2022/12/03/070000379/-indonesia-merdeka-pidato-pembelaan-hatta-saat-ditahan-di-belanda|dead-url=no}}</ref> Setelah ditahan selama beberapa bulan, Hatta dan ketiga orang lainnya yang ditangkap tersebut akhirnya dibebaskan dari tuduhan pada tanggal 22 Maret karena kurangnya bukti.<ref name="hardjosoediro">{{cite book|last=Soejitno|first=Hardjosoediro|year=1984|title=Kronologi Pergerakan Kemerdekaan Indonesia|location=[[Jakarta]]|publisher=Pradnya Parmita|ref={{sfnRef|Hardjosoediro|1984}}}}</ref> Pada tahun 1931, Hatta mundur dari jabatan sebagai ketua agar di dapat lebih berfokus pada pendidikannya, tetapi Hatta tetap berkomitmen akan membantu urusan internal organisasi. Namun, keputusan tersebut membuka kesempatan bagi para komunis yang menjadi anggota organisasi untuk menguasai Perhimpoenan Indonesia. Tidak lama kemudian, Hatta bersama beberapa tokoh berpaham [[nasionalisme]] lainnya dikeluarkan dari organisasi dan Perhimpoenan Indonesia akhirnya menjadi sebuah "organisasi boneka" di bawah Partai Komunis Belanda.<ref name="hardjosoediro" />
 
TerinspirasiPada olehtanggal Indonesische4 StudieclubJuli (Kelompok Studi Indonesia) yang dibentuk oleh [[Soetomo]] sewaktu menjadi pengajar di [[Nederlandsch-Indische Artsen School]] ("Sekolah Dokter Hindia Belanda"1927, sekarang Fakultas Kedokteran [[Universitas Airlangga]]) di [[Kota Surabaya|Surabaya]] pada tahun 1924,<ref>{{Cite web|last=Maulana|first=Doni|date=2018-04-18|title=Indonesische Studieclub (lSC)|url=https://dinaskebudayaan.jakarta.go.id/encyclopedia/blog/2018/04/Indonesische-Studieclub-lSC|website=Data dan Informasi|language=en-US|access-date=2023-06-13|archive-date=2023-06-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20230613053758/https://dinaskebudayaan.jakarta.go.id/encyclopedia/blog/2018/04/Indonesische-Studieclub-lSC|dead-url=no}}</ref> [[Soekarno]], yang pada saat itu tengah mengenyam [[pendidikan tinggi]] di [[Technische Hoogeschool te Bandoeng]] ("Sekolah Tinggi Teknik di Bandung", sekarang [[Institut Teknologi Bandung]]), mendirikan suatu kelompok yang terdiri dari [[mahasiswa]] sekolah teknik tersebut pada bulan November 1925, yang diberi nama [[Algemeene Studieclub]] (Kelompok Studi Umum). Pada tanggal 4 Juli 1927, Soekarno bersama [[Tjipto Mangoenkoesoemo]], [[Sartono (politikus)|Sartono]], dan [[Iskak Tjokroadisurjo|Iskaq Tjokrohadisoerjo]], mendirikan [[Partai Nasional Indonesia|Persarekatan National Indonesia]] ([[Ejaan yang Disempurnakan|EYD]]: "Perserikatan Nasional Indonesia"), sementarayang Algemeenekemudian Studieclubberganti dilebur oleh Soekarno ke dalam organisasi ini. Pada bulan Mei 1928, organisasi ini mengganti namanyanama menjadi [[Partai Nasional Indonesia|Partij National Indonesia]] ([[Ejaan yang Disempurnakan|EYD]]: "Partai Nasional Indonesia"; PNI) sekaliguspada memaklumkanbulan tujuanMei partai1928, yaitudengan tujuan memperjuangkan kebebasan ekonomi dan kemerdekaan politik atas wilayah [[Hindia Belanda]] tidak melaluitanpa kerja sama dengan rezim kolonial Belanda.<ref>{{Cite web|date=2016-07-15|title=Riwayat Berdirinya PNI|url=https://historia.id/politik/articles/riwayat-berdirinya-pni-PGj0V|website=Historia - Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia|language=id-ID|access-date=2021-07-27|archive-date=2023-06-14|archive-url=https://web.archive.org/web/20230614025110/https://historia.id/politik/articles/riwayat-berdirinya-pni-PGj0V|archive-date=2023-06-14|dead-url=no|access-date=2021-07-27}}</ref> PertumbuhanKepopuleran anggotaSoekarno dan PNI yang signifikan membuat pemerintah kolonial merasa terancam, sehingga pada bulan Desember 1929, Soekarno dan beberapa petinggi partai ditangkap pada bulan Desember 1929 dan diadili dengan tuduhandalih mengganggu ketertiban umum dan persekongkolanbersekongkol untuk [[Kudeta|menggulingkan pemerintah kolonial]]. Dalam suatu sidang pledoi pada tanggal 18 Agustus 1930 di [[Landraad]] [[Kota Bandung|Bandung]] (sekarang [[Gedung Indonesia Menggugat]]), Soekarno memberikan pembelaan dirinya di hadapan hadirin sidang dalam bentuk sebuah pidato, yang saat ini dikenal dengan nama ''[[Indonesia Menggugat]]''.<ref name="academia">{{cite web|author=Yance Arizona|title=Indonesia Menggugat|url=http://www.academia.edu/4648293/Indonesia_Menggugat_|accessdate=29 Mei 2014|archive-date=2023-06-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20230613164027/https://www.academia.edu/4648293/Indonesia_Menggugat_|archive-date=2023-06-13|dead-url=no|accessdate=29 Mei 2014}}</ref><ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2022-08-08|title=Isi Pidato Indonesia Menggugat Halaman all|url=https://www.kompas.com/stori/read/2022/08/08/193919879/isi-pidato-indonesia-menggugat|website=KOMPAS.com|language=id|accessarchive-url=https://web.archive.org/web/20230613164031/https://www.kompas.com/stori/read/2022/08/08/193919879/isi-pidato-indonesia-menggugat|archive-date=2023-06-13|archivedead-url=no|access-date=2023-06-13}}</ref> Mereka dijatuhi pidana penjara pada sidang vonis tanggal 22 Desember 1930.<ref>{{Cite web|last=Liputan6.com|date=2020-12-22|title=22 Desember 1930: Indonesia Menggugat dan Vonis 4 Tahun Penjara Bung Karno|url=https://www.liputan6.com/news/read/4438675/22-desember-1930-indonesia-menggugat-dan-vonis-4-tahun-penjara-bung-karno|website=liputan6.com|language=id|archive-url=https://web.archive.org/web/2023061316403120230613164027/https://www.kompasliputan6.com/storinews/read/20224438675/08/08/193919879/isi22-pidatodesember-1930-indonesia-menggugat-dan-vonis-4-tahun-penjara-bung-karno|archive-date=2023-06-13|dead-url=no|access-date=2023-06-13}}</ref>
[[Berkas:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Technische_Hogeschool_aan_het_IJzermanpark_te_Bandung_Java_TMnr_10002359.jpg|jmpl|300x300px|[[Technische Hoogeschool te Bandoeng]], tempat [[Soekarno]] mengenyam [[Perguruan tinggi|pendidikan tinggi]] jurusan [[teknik sipil]] pada tahun 1921–1926. [[Sekolah tinggi]] ini menjadi lokasi berdirinya [[Institut Teknologi Bandung]] (ITB) modern.]]
Terinspirasi oleh Indonesische Studieclub (Kelompok Studi Indonesia) yang dibentuk oleh [[Soetomo]] sewaktu menjadi pengajar di [[Nederlandsch-Indische Artsen School]] ("Sekolah Dokter Hindia Belanda", sekarang Fakultas Kedokteran [[Universitas Airlangga]]) di [[Kota Surabaya|Surabaya]] pada tahun 1924,<ref>{{Cite web|last=Maulana|first=Doni|date=2018-04-18|title=Indonesische Studieclub (lSC)|url=https://dinaskebudayaan.jakarta.go.id/encyclopedia/blog/2018/04/Indonesische-Studieclub-lSC|website=Data dan Informasi|language=en-US|access-date=2023-06-13|archive-date=2023-06-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20230613053758/https://dinaskebudayaan.jakarta.go.id/encyclopedia/blog/2018/04/Indonesische-Studieclub-lSC|dead-url=no}}</ref> [[Soekarno]], yang pada saat itu tengah mengenyam [[pendidikan tinggi]] di [[Technische Hoogeschool te Bandoeng]] ("Sekolah Tinggi Teknik di Bandung", sekarang [[Institut Teknologi Bandung]]), mendirikan suatu kelompok yang terdiri dari [[mahasiswa]] sekolah teknik tersebut pada bulan November 1925, yang diberi nama [[Algemeene Studieclub]] (Kelompok Studi Umum). Pada tanggal 4 Juli 1927, Soekarno bersama [[Tjipto Mangoenkoesoemo]], [[Sartono (politikus)|Sartono]], dan [[Iskak Tjokroadisurjo|Iskaq Tjokrohadisoerjo]], mendirikan [[Partai Nasional Indonesia|Persarekatan National Indonesia]] ([[Ejaan yang Disempurnakan|EYD]]: "Perserikatan Nasional Indonesia"), sementara Algemeene Studieclub dilebur oleh Soekarno ke dalam organisasi ini. Pada bulan Mei 1928, organisasi ini mengganti namanya menjadi [[Partai Nasional Indonesia|Partij National Indonesia]] ([[Ejaan yang Disempurnakan|EYD]]: "Partai Nasional Indonesia"; PNI) sekaligus memaklumkan tujuan partai, yaitu memperjuangkan kebebasan ekonomi dan kemerdekaan politik atas wilayah [[Hindia Belanda]] tidak melalui kerja sama dengan rezim kolonial Belanda.<ref>{{Cite web|date=2016-07-15|title=Riwayat Berdirinya PNI|url=https://historia.id/politik/articles/riwayat-berdirinya-pni-PGj0V|website=Historia - Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia|language=id-ID|access-date=2021-07-27|archive-date=2023-06-14|archive-url=https://web.archive.org/web/20230614025110/https://historia.id/politik/articles/riwayat-berdirinya-pni-PGj0V|dead-url=no}}</ref> Pertumbuhan anggota PNI yang signifikan membuat pemerintah kolonial merasa terancam, sehingga pada bulan Desember 1929, Soekarno dan beberapa petinggi partai ditangkap dan diadili dengan tuduhan mengganggu ketertiban umum dan persekongkolan untuk [[Kudeta|menggulingkan pemerintah kolonial]]. Dalam suatu sidang pledoi pada tanggal 18 Agustus 1930 di [[Landraad]] [[Kota Bandung|Bandung]] (sekarang [[Gedung Indonesia Menggugat]]), Soekarno memberikan pembelaan dirinya di hadapan hadirin sidang dalam bentuk sebuah pidato, yang saat ini dikenal dengan nama ''[[Indonesia Menggugat]]''.<ref name="academia">{{cite web|author=Yance Arizona|title=Indonesia Menggugat|url=http://www.academia.edu/4648293/Indonesia_Menggugat_|accessdate=29 Mei 2014|archive-date=2023-06-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20230613164027/https://www.academia.edu/4648293/Indonesia_Menggugat_|dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2022-08-08|title=Isi Pidato Indonesia Menggugat Halaman all|url=https://www.kompas.com/stori/read/2022/08/08/193919879/isi-pidato-indonesia-menggugat|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2023-06-13|archive-date=2023-06-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20230613164031/https://www.kompas.com/stori/read/2022/08/08/193919879/isi-pidato-indonesia-menggugat|dead-url=no}}</ref>
 
[[Berkas:MuseumSumpahPemuda.jpg|kiri|jmpl|300x300px|[[Museum Sumpah Pemuda]], yang dahulu bernama Indonesische Clubhuis, merupakan lokasi rapat terakhir [[Kongres Pemuda Kedua|Kongres Pemuda II]] sekaligus menjadi tempat lahirnya [[Sumpah Pemuda]].]]
Setelah mengadakan kongresPada tahun 1926, gerakan-gerakan kepemudaan tersebut kembali merencanakan kongres lanjutan sejak bulan Agustus 1928. Mereka bersepakat bahwa kongres tersebut, yang saat ini disebut [[Kongres Pemuda Kedua|Kongres Pemuda II]], akan diadakan pada tanggal 27–28 Oktober 1928 di tiga gedung berbeda di [[Batavia]], serta akanyang diketuai oleh [[Sugondo Djojopuspito|Soegondo Djojopoespito]]. Paradiadakan perwakilandan yangdiikuti mengikutioleh kongresbeberapa ini bukan saja berasal dari perhimpunan-perhimpunan kepemudaan, tetapi juga dari kelompokgerakan-kelompok berbasisgerakan [[nasionalisme]] dan [[agama]], serta kelompok-beberapa kelompok belajar dari tempat pengajaransekolah-sekolah tertentu.<ref name="kongres-ii">{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2022-04-09|title=Kongres Pemuda II, Lahirnya Sumpah Pemuda Halaman all|url=https://www.kompas.com/stori/read/2021/12/29/110000979/kongres-pemuda-ii-lahirnya-sumpah-pemuda|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2023-06-09|archive-date=2023-06-09|archive-url=https://web.archive.org/web/20230609122934/https://www.kompas.com/stori/read/2021/12/29/110000979/kongres-pemuda-ii-lahirnya-sumpah-pemuda|archive-date=2023-06-09|dead-url=no|access-date=2023-06-09}}</ref> Rapat pertama berlangsung pada tanggal (27 Oktober pukul, 19.30–23.30 waktu setempat) di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (Persatuan Anak Muda Katolik),{{efn|Pada saat ini, lokasi bekas Gedung Katholieke Jongenlingen Bond tersebut didirikanmenjadi Gedung Aula [[Gereja Katedral Jakarta]].<ref>{{Cite web|last=Hariyadi|first=Mathias|date=2019-10-29|title=Mapping Video di Gereja Katedral Jakarta: Kilas Balik Sejarah Sumpah Pemuda 1928 (1) {{!}} SESAWI.NET|url=https://www.sesawi.net/mapping-video-di-gereja-katedral-jakarta-kilas-balik-sejarah-sumpah-pemuda-1928-1/|language=en-US|access-date=2023-06-09|archive-date=2023-06-09|archive-url=https://web.archive.org/web/20230609190748/https://www.sesawi.net/mapping-video-di-gereja-katedral-jakarta-kilas-balik-sejarah-sumpah-pemuda-1928-1/|dead-url=no}}</ref>}} serta membahas gagasan mengenai gagasan wadah nasional dan cara mempererat hubungan antarkelompok demi persatuan dan kesatuan nasional. Dalam rapat ini, [[Mohammad Yamin|Moehammad Jamin]] kembali mempromosikan [[bahasa Melayu]] (dalam bentuk "[[bahasa Indonesia]]") sebagai bahasa persatuan.<ref name="kongres-ii" /> Rapat kedua berlangsung(28 pada keesokan harinya pukulOktober, 8.00–12.00) di Oost-Java Bioscoop (Bioskop Jawa Timur),{{efn|Lokasi bekas Gedung Oost-Java Bioscoop pada saat ini diperkirakan berada di dekat atau di sekitar kompleks Gedung [[Mahkamah Agung Republik Indonesia]].<ref>{{Cite web|date=2019-10-28UTC10:30:43|title=Menguak 3 Tempat Yang Jadi Saksi Lahirnya Sumpah Pemuda|url=https://travelingyuk.com/bangunan-saksi-sumpah-pemuda/248776|website=Traveling Yuk|language=en|access-date=2023-06-09|archive-date=2023-06-09|archive-url=https://web.archive.org/web/20230609233552/https://travelingyuk.com/bangunan-saksi-sumpah-pemuda/248776/|dead-url=no}}</ref>}} dan membahas mengenai peran penting pendidikan dalam membantu mewujudkan cita-cita kemerdekaan.<ref name="kongres-ii" /> Rapat ketiga berlangsung(28 pada hari yang sama pukulOktober, 17.30–23.30) di Indonesische Clubhuis/Clubgebouw ("Gedung Perkumpulan Indonesia", sekarang [[Museum Sumpah Pemuda]]), serta membahas tentang [[kepanduan]] ([[pramuka]]) dan rangkumanmerangkum seluruh rapat dalamhasil kongres tersebut. Di sela-sela waktu rapat terakhir kongres ini, lagu "Indonesia Raja" ([[Ejaan yang Disempurnakan|EYD]]: "[[Indonesia Raya]]"), yangdiperdengarkan kelakdi menjadihadapan [[lagu kebangsaan]] Indonesiahadirin, diperdengarkan untuk pertama kalinyakali melaluiberupa gesekan[[instrumental]] [[biola]] oleh sang [[Komponis|penggubah lagu]] tersebut, yaitu [[Wage Rudolf Soepratman]], didan hadapankedua seluruhkali hadirin rapat, yang terharudinyanyikan oleh lantunan nada biola Soepratman. Oleh karena permintaan hadirin yang menginginkan agar lagu "Indonesia Raja" dinyanyikan dengan [[Lirik (lagu)|lirik]], [[Dolly Salim]], putri sulung [[Agus Salim|Agoes Salim]], ditunjuk untuk menyanyikan lagu ini dengan perubahan kata ''merdeka'' menjadi ''moelia'' untuk menghindari pemboikotan kongres oleh aparat pemerintah kolonial yang menjaga kongres ini.<ref>{{Cite web|last=Haryanto|first=Alexander|title=Sejarah Lirik Lagu Indonesia Raya dalam Hari Sumpah Pemuda|url=https://tirto.id/sejarah-lirik-lagu-indonesia-raya-dalam-hari-sumpah-pemuda-ekvL|website=tirto.id|language=id|access-date=2023-06-12|archive-date=2023-06-12|archive-url=https://web.archive.org/web/20230612170125/https://tirto.id/sejarah-lirik-lagu-indonesia-raya-dalam-hari-sumpah-pemuda-ekvL|archive-date=2023-06-12|dead-url=no|access-date=2023-06-12}}</ref> Akhirnya,Pada sebagai penutup dan untuk menyimpulkan hasilakhir kongres tersebut, Soegondo membacakan suatu naskah resolusi yang dibuat oleh Jamin didibacakan depanoleh paraSoegondo pesertadi kongresdepan dan resolusi tersebut disetujuihadirin dan menjadi ikrar bagi seluruh peserta kongres yang hadir. Ikrar tersebut saat inikini dikenal dengan namasebagai [[Sumpah Pemuda]], yaitu kesatuan pengakuan para pemuda sebagai "[[Orang Indonesia|bangsa Indonesia]] pada [[tanah air]] Indonesia yang [[Bahasa Indonesia|berbahasa Indonesia]]". Sejak keputusan tersebut, gerakan-gerakan nasional di Hindia Belanda mulai menggunakan nama "Indonesia" sebagai identitas mereka.<ref>{{Cite web|title=Museum Sumpah Pemuda|url=http://www.museumsumpahpemuda.go.id/index_files/Page525.htm|archive-url=https://web.archive.org/web/20090625190339/http://www.museumsumpahpemuda.go.id/index_files/Page525.htm|archive-date=2009-06-25|dead-url=yes|access-date=2009-09-27}}</ref>
 
[[Berkas:Sukarno_and_friends_in_exile_in_Flores,_Bung_Karno_Penjambung_Lidah_Rakjat_229.jpg|jmpl|300x300px|[[Soekarno]] yang berfoto beserta keluarga dan kawan-kawan ketika tengah dalam pengasingan di [[Ende (kota)|Ende]] (1936).|kiri]]
SejakSetelah pimpinan PNI ditangkap, aktivitas partai menjadi lumpuh. Sementaraditinggalkan Soekarno dan tokoh-tokoh petinggi PNI lainnya mendapat [[Putusan pengadilan|putusan]] hukuman penjara pada sidang vonis tanggal 22 Desember 1930,<ref>{{Cite web|last=Liputan6.com|date=2020-12-22|title=22 Desember 1930: Indonesia Menggugat dan Vonis 4 Tahun Penjara Bung Karno|url=https://www.liputan6.com/news/read/4438675/22-desember-1930-indonesia-menggugat-dan-vonis-4-tahun-penjara-bung-karno|website=liputan6.com|language=id|access-date=2023-06-13|archive-date=2023-06-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20230613164027/https://www.liputan6.com/news/read/4438675/22-desember-1930-indonesia-menggugat-dan-vonis-4-tahun-penjara-bung-karno|dead-url=no}}</ref> pada bulan yang sama, beberapa anggota PNI memisahkanterpecah diri dan bersama [[Sutan Sjahrir|Soetan Sjahrir]] dan [[Mohammad Hatta]] membentukmenjadi organisasi baru yang bernama Pendidikan National Indonesia ([[Ejaan yang Disempurnakan|EYD]]: Pendidikan Nasional Indonesia), yang disebutIndonesial; "PNI Baru". Berbeda dengan cita-cita PNI "lama", organisasi ini bertujuan untuk membina [[Kader|kader-kader]] yang diharapkan akan menjadi pemimpin politik di masa depan. Sjahrir ditunjuk sebagai ketua sementara sembari menunggu Hatta menyelesaikan studinya di Belanda.<ref>{{cite book|last1=Cribb|first1=Robert|last2=Kahin|first2=Audrey|year=2004|title=Historical Dictionary of Indonesia|url=https://archive.org/details/historicaldictio0000crib_v4i7|publisher=Scarecrow Press Inc|isbn=978-0-8108-4935-8}}</ref> Pada 25 April 1931, [[Sartono (politikus)|Sartono]], sebagai ketua PNI saat itu, memutuskan untuk membubarkan PNI demi menghindari stigma buruk yang ditimbulkan oleh vonis Soekarno, dan kemudian mendirikan [[Partai Indonesia|Partij Indonesia]] ([[Ejaan yang Disempurnakan|EYD]]: Partai Indonesia; disingkat Partindo). PadaSoekarno tanggal 31 Desember 1931, Soekarnoyang dibebaskan lebih awal setelahpada pemerintahtanggal kolonial31 mendapatDesember tekanan dari pihak luar dan dalam. Ia mengalami dilema setelah melihat PNI yang tepecah dua tersebut. Awalnya Soekarno berusaha untuk menyatukan kedua organisasi tersebut, tetapi setelah melihat bahwa usahanya itu sia-sia, iakemudian memilih masuk menjadi anggotake Partindo dan kemudian menjadi ketua organisasi tersebut pada tanggal 28 Juli 1932.<ref name="Adams 1965">{{cite book|last1=Sukarno|last2=Adams|first2=Cindy|year=1965|title=Sukarno, An Autobiography|publisher=The Bobbs-Merrill Company Inc|pages=79–80}}</ref> Pada bulanHatta yang sama,pulang Hattake etelahHindia menyelesaikanBelanda studinyapada danbulan kembaliyang ke Hindia Belanda, lalusama menjadi anggota PNI Baru dan akhirnya diangkat sebagai ketuanyaketua pada bulan Agustus 1932.<ref name="Noer 2012"/>{{cite Selainbook|last=Noer|first=Deliar|year=2012|title=Mohammad mengelolaHatta:Hati partai, Soekarno juga membuka usaha biroNurani Bangsa|location=[[arsitekturJakarta]]|publisher=Gramedia "Soekarno &Pustaka Roosseno" bersama [[RoossenoUtama|isbn=978-979-709-633-5|editor=Jaap Soerjohadikoesoemo]], sembari mengunjungi beberapa tokoh nasionalis lainnya di [[JawaErkelens|Pulauref={{sfnRef|Noer|2012}}|authorlink=Deliar Jawa]]Noer}}</ref> danSoekarno menulismenuangkan artikelpemikirannya mengenai kemerdekaan pada [[koran]] ''Fikiran Ra'jat'' ([[Ejaan yang Disempurnakan|EYD]]: "Pikiran Rakyat"),<ref>{{Cite web|last=Liberti|first=Pasti|title=Persahabatan Sukarno-Roosseno dan Masjid Istiqlal|url=https://news.detik.com/x/detail/intermeso/20190225/Persahabatan-Sukarno-Roosseno-dan-Masjid-Istiqlal/|website=detikx|access-date=2023-06-14|archive-date=2023-06-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20230616192319/https://news.detik.com/x/detail/intermeso/20190225/Persahabatan-Sukarno-Roosseno-dan-Masjid-Istiqlal/|archive-date=2023-06-16|dead-url=no|access-date=2023-06-14}}</ref> sementara Mohammad Hatta menulis artikel yang bertujuan membangkitkan semangat kader politik masa depan di koran ''Daulat Ra'yat'' ([[Ejaan yang Disempurnakan|EYD]]: "Daulat Rakyat"). Akibat tulisan-tulisan yang Soekarno buat di koran tersebut pada pertengahan tahun 1933, yang pada saat ini dikumpulkan sebagai sebuah risalah bernama ''Mentjapai Indonesia Merdeka'' ([[Ejaan yang Disempurnakan|EYD]]: "Mencapai Indonesia Merdeka")tulisannya, iaSoekarna sekali lagi ditangkap dan dijebloskan ke dalam tahanan oleh polisi pada tanggal 1 Agustus 1933.,<ref>{{Cite web|title=SUKARNO; Dibawah Bendera Revolusi Jilid I. Mentjapai Indonesia Merdeka: hlm. 257-324.|url=https://perpusbungkarno.perpusnas.go.id/index.php/koleksi-pbk/26-koleksi-langka/190-sukarno-dibawah-bendera-revolusi-jilid-i-mentjapai-indonesia-merdeka-hlm-257-324|website=perpusbungkarno.perpusnas.go.id|access-date=2023-06-14|archive-date=2023-06-18|archive-url=https://web.archive.org/web/20230618124754/https://perpusbungkarno.perpusnas.go.id/index.php/koleksi-pbk/26-koleksi-langka/190-sukarno-dibawah-bendera-revolusi-jilid-i-mentjapai-indonesia-merdeka-hlm-257-324|archive-date=2023-06-18|dead-url=no|access-date=2023-06-14}}</ref> Ia beserta keluarga lalu [[Pengasingan|diasingkan]] beserta keluarga ke [[Ende (kota)|Endeh]] (sekarang [[Ende (kota)|Ende]]) pada tahun 1934,<ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2021-08-19|title=4 Tahun Bung Karno Diasingkan di Ende hingga Merenungkan Pancasila Halaman all|url=https://regional.kompas.com/read/2021/08/19/085420678/4-tahun-bung-karno-diasingkan-di-ende-hingga-merenungkan-pancasila|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2023-06-14|archive-date=2023-06-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20230616192328/https://regional.kompas.com/read/2021/08/19/085420678/4-tahun-bung-karno-diasingkan-di-ende-hingga-merenungkan-pancasila|archive-date=2023-06-16|dead-url=no|access-date=2023-06-14}}</ref> dan kemudian dipindahkan ke [[Bengkulu|Bencoolen]] (sekarang [[Bengkulu]]) pada tahun 1938.<ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2022-08-04|title=Rumah Pengasingan Bung Karno di Bengkulu, Saksi Bisu Perjuangan Halaman all|url=https://travel.kompas.com/read/2022/08/04/121610527/rumah-pengasingan-bung-karno-di-bengkulu-saksi-bisu-perjuangan|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2023-06-14|archive-date=2023-06-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20230616192321/https://travel.kompas.com/read/2022/08/04/121610527/rumah-pengasingan-bung-karno-di-bengkulu-saksi-bisu-perjuangan|archive-date=2023-06-16|dead-url=no|access-date=2023-06-14}}</ref> Sementara pada awal tahun 1934itu, giliran Hatta dan Sjahrir yangikut ditangkap dan dijebloskan ke dalam penjara. Keduanyapada awal tahun 1934, kemudian diasingkan ke [[Kabupaten Boven Digoel|Boven Digoel]] pada tahun 1935,<ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2022-12-04|title=Mengapa Mohammad Hatta Dibuang ke Boven Digoel? Halaman all|url=https://www.kompas.com/stori/read/2022/12/04/070000579/mengapa-mohammad-hatta-dibuang-ke-boven-digoel-|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2023-06-14|archive-date=2023-06-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20230616192322/https://www.kompas.com/stori/read/2022/12/04/070000579/mengapa-mohammad-hatta-dibuang-ke-boven-digoel-|archive-date=2023-06-16|dead-url=no|access-date=2023-06-14}}</ref> lalu dipindahkan ke [[Banda Neira]] setahun setelahnya,<ref>{{Cite web|last=Indonesia|first=C. N. N.|title=Spirit Juang dari Rumah Bung Hatta dan Sjahrir di Banda Neira|url=https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20220922112447-269-851178/spirit-juang-dari-rumah-bung-hatta-dan-sjahrir-di-banda-neira|website=gaya hidup|language=id-ID|access-date=2023-06-14|archive-date=2023-06-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20230616192330/https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20220922112447-269-851178/spirit-juang-dari-rumah-bung-hatta-dan-sjahrir-di-banda-neira|archive-date=2023-06-16|dead-url=no|access-date=2023-06-14}}</ref> dan akhirnya dipindahkan lagi ke [[Kota Sukabumi|Sukabumi]] pada tahun 1941.<ref>{{Cite web|last=Fatimah|first=Siti|title=Cerita Bung Hatta dan Sjahrir Usai Keluar dari Rumah Tahanan di Sukabumi|url=https://www.detik.com/jabar/wisata/d-6480253/cerita-bung-hatta-dan-sjahrir-usai-keluar-dari-rumah-tahanan-di-sukabumi|website=detikjabar|language=id-ID|access-date=2023-06-14|archive-date=2023-06-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20230616192328/https://www.detik.com/jabar/wisata/d-6480253/cerita-bung-hatta-dan-sjahrir-usai-keluar-dari-rumah-tahanan-di-sukabumi|archive-date=2023-06-16|dead-url=no|access-date=2023-06-14}}</ref>
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM De Kartinischool een lagere school voor meisjes te Jakarta Java TMnr 10002290.jpg|jmpl|300x300px|Katinischool cabang Batavia]]
[[Habis Gelap Terbitlah Terang|Surat-surat]] dari [[Kartini]] (wanita [[priayi]] [[Suku Jawa|Jawa]] yang hidup pada tahun 1879–1904) kepada [[Sahabat pena|sahabat-sahabat pena]] dari [[Eropa]] yang membahas tentang masalah sosial, ketimpangan gender, dan harapan akan [[emansipasi]] wanita di tanah Hindia menggerakkan hati [[Conrad Theodor van Deventer]] (anggota [[Dewan Negara Belanda|parlemen Belanda]] dan pemerhati [[Hindia Belanda]]) untuk lebih memperhatikan kondisi perempuan pribumi di Belanda. Ia beserta sang istri mendirikan Yayasan Kartini pada tahun 1912 sebagai wadah penggalangan dana dan membangun tempat pengajaran khusus perempuan bernama [[Sekolah Kartini|Kartinischool]] (Sekolah Kartini), yang dimulai pada tahun 1912 di [[Kota Semarang|Semarang]].<ref>{{Cite web|last=Anjani|first=Anatasia|title=Mengenal Sekolah yang Didirikan Kartini, Berawal dari Surat-suratnya|url=https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6043754/mengenal-sekolah-yang-didirikan-kartini-berawal-dari-surat-suratnya|website=detikedu|language=id-ID|archive-url=https://web.archive.org/web/20230616160900/https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6043754/mengenal-sekolah-yang-didirikan-kartini-berawal-dari-surat-suratnya|archive-date=2023-06-16|dead-url=no|access-date=2023-06-16}}</ref>
 
Di [[Kota Bandung|Bandung]], wanita priayi [[Suku Sunda|Sunda]] bernama [[Dewi Sartika]] mendirikan tempat pendidikan bagi perempuan bernama "Sakola Istri" pada tanggal 16 Januari 1904 di [[Pendopo]] [[Kota Bandung|Kabupaten Bandung]], lalu berubah menjadi Sekolah Kaoetamaan Isteri ([[Ejaan yang Disempurnakan|EYD]]: "Sekolah Keutamaan Istri") pada tahun 1910 dan menyebar ke seluruh [[Tatar Sunda|Tanah Sunda]].<ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2021-05-20|title=Raden Dewi Sartika: Kehidupan, Gagasan, dan Kiprahnya Halaman all|url=https://www.kompas.com/stori/read/2021/05/20/173614179/raden-dewi-sartika-kehidupan-gagasan-dan-kiprahnya|website=KOMPAS.com|language=id|archive-url=https://web.archive.org/web/20230202190320/https://www.kompas.com/stori/read/2021/05/20/173614179/raden-dewi-sartika-kehidupan-gagasan-dan-kiprahnya|archive-date=2023-02-02|dead-url=no|access-date=2023-06-16}}</ref>
[[Berkas:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Onderwijzend_personeel_van_het_Nationaal_Onderwijs_Instituut_Taman_Siswo_te_Yogyakarta_Java_TMnr_10002264.jpg|jmpl|300x300px|Staf pengajar dari sekolah Taman Siswa di [[Kota Yogyakarta|Yogyakarta]] (1920). Lukisan bersumber dari koleksi ''Nationaal Museum van Wereldculturen'' di [[Belanda]].]]
Selain gerakan-gerakan politik pada tingkat nasional dan kedaerahan, beberapa tokoh pejuang juga mendirikan berbagai [[sekolah]] dan perguruan untuk mencerdaskan anak bangsa, dengan harapan bahwa kelak mereka menjadi penyokong untuk negara merdeka kelak. [[Habis Gelap Terbitlah Terang|Surat-surat]] dari [[Kartini]], seorang wanita keturunan [[priayi]] [[Suku Jawa|Jawa]], semasa hidupnya (1879–1904) kepada [[Sahabat pena|sahabat-sahabat pena]] di [[Eropa]], yang membahas tentang masalah sosial, ketimpangan gender, dan harapan akan [[emansipasi]] bagi wanita, membuat [[Conrad Theodor van Deventer]], seorang anggota [[Dewan Negara Belanda|parlemen Belanda]] dan pemerhati [[Hindia Belanda]], tergerak untuk lebih memperhatikan kondisi perempuan-perempuan pribumi di Belanda, sehingga ia beserta istrinya mendirikan Yayasan Kartini pada tahun 1912 sebagai wadah penggalangan dana, lalu membangun tempat-tempat pengajaran khusus perempuan yang diberi nama "[[Sekolah Kartini]]", dimulai pada tahun 1912 di [[Kota Semarang|Semarang]].<ref>{{Cite web|last=Anjani|first=Anatasia|title=Mengenal Sekolah yang Didirikan Kartini, Berawal dari Surat-suratnya|url=https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6043754/mengenal-sekolah-yang-didirikan-kartini-berawal-dari-surat-suratnya|website=detikedu|language=id-ID|access-date=2023-06-16|archive-date=2023-06-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20230616160900/https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6043754/mengenal-sekolah-yang-didirikan-kartini-berawal-dari-surat-suratnya|dead-url=no}}</ref> Kemudian di [[Kota Bandung|Bandung]], seorang wanita priayi [[Suku Sunda|Sunda]] bernama [[Dewi Sartika]] mendirikan suatu tempat pendidikan bagi perempuan bernama "Sakola Istri" pada tanggal 16 Januari 1904 di [[Pendopo]] [[Kota Bandung|Kabupaten Bandung]], lalu diubah menjadi Sekolah Kaoetamaan Isteri ([[Ejaan yang Disempurnakan|EYD]]: "Sekolah Keutamaan Istri") pada tahun 1910 dan menyebar ke seluruh wilayah Jawa bagian barat.<ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2021-05-20|title=Raden Dewi Sartika: Kehidupan, Gagasan, dan Kiprahnya Halaman all|url=https://www.kompas.com/stori/read/2021/05/20/173614179/raden-dewi-sartika-kehidupan-gagasan-dan-kiprahnya|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2023-06-16|archive-date=2023-02-02|archive-url=https://web.archive.org/web/20230202190320/https://www.kompas.com/stori/read/2021/05/20/173614179/raden-dewi-sartika-kehidupan-gagasan-dan-kiprahnya|dead-url=no}}</ref> Selanjutnya, [[Soewardi Soerjaningrat]], yang kemudian mengganti namanya menjadi [[Ki Hadjar Dewantara]] pada tanggal 28 Februari 1928,<ref>{{Cite web|last=Wulandari|first=Trisna|title=Hari Pendidikan Nasional: Nama Asli Ki Hajar Dewantara dan Alasan Perubahannya|url=https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6699540/hari-pendidikan-nasional-nama-asli-ki-hajar-dewantara-dan-alasan-perubahannya|website=detikedu|language=id-ID|access-date=2023-06-16|archive-date=2023-06-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20230616050859/https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6699540/hari-pendidikan-nasional-nama-asli-ki-hajar-dewantara-dan-alasan-perubahannya|dead-url=no}}</ref> mendirikan lembaga pengajaran berbasis pendidikan [[Humanisme|humanis]], [[kerakyatan]], dan [[kebangsaan]], yang bernama National Onderwijs Institut (Lembaga Pendidikan Nasional) "[[Sekolah Taman Siswa|Taman Siswa]]" pada tanggal 3 Juli 1922 di [[Daerah Istimewa Yogyakarta|Yogyakarta]], yang kemudian menyebar ke seluruh [[Jawa]] dan bahkan ke luar pulau.<ref>{{Cite web|last=Zulfikar|first=Fahri|title=Sekolah Taman Siswa Ki Hajar: Konsep Pendidikan Tanpa 'Perintah dan Sanksi'|url=https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6712276/sekolah-taman-siswa-ki-hajar-konsep-pendidikan-tanpa-perintah-dan-sanksi|website=detikedu|language=id-ID|access-date=2023-06-16|archive-date=2023-06-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20230616103507/https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6712276/sekolah-taman-siswa-ki-hajar-konsep-pendidikan-tanpa-perintah-dan-sanksi|dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite web|last=SMP|first=Admin|date=2022-05-06|title=Yuk Mengenal Sekolah Taman Siswa Milik Ki Hajar Dewantara|url=https://ditsmp.kemdikbud.go.id/yuk-mengenal-sekolah-taman-siswa-milik-ki-hajar-dewantara/|website=Direktorat SMP|language=id-ID|access-date=2023-06-16|archive-date=2023-06-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20230616103736/https://ditsmp.kemdikbud.go.id/yuk-mengenal-sekolah-taman-siswa-milik-ki-hajar-dewantara/|dead-url=no}}</ref> Selain itu, organisasi-organisasi yang mengajarkan tentang [[kepanduan]] ([[Gerakan Pramuka Indonesia|pramuka]]) juga berdiri sebagai sarana menyalurkan semangat untuk meraih kebebasan dan kemerdekaan, yaitu Nederlandsch Indische Padvinders Vereeniging (Perhimpunan Pandu Hindia Belanda; NIPV), Nationale Padvinderij (Pandu Nasional), dan Persaoedaraan Antar Pandoe Indonesia ([[Ejaan yang Disempurnakan|EYD]]: Persaudaraaan Antarpandu Indonesia), Kepandoean Bangsa Indonesia ([[Ejaan yang Disempurnakan|EYD]]: Kepanduan Bangsa Indonesia), dan lain sebagainya.<ref>{{Cite web|last=Kwartir Nasional Gerakan Pramuka|date=2022-01-07|title=Kepanduan Indonesia|url=https://pramuka.or.id/kepanduan-indonesia|website=Gerakan Pramuka Indonesia|language=|access-date=2023-06-16|archive-date=2023-08-06|archive-url=https://web.archive.org/web/20230806072216/https://pramuka.or.id/kepanduan-indonesia/|dead-url=no}}</ref>
 
Menyadari maraknya gerakan-gerakan [[nasionalisme]] yang menuntut kemerdekaan dari [[kolonialisme]] [[Belanda]], pemerintah kolonial mulai melarang dan menutup beberapa organisasi serta menangkap sejumlah tokoh pergerakan.<ref>{{Cite book|last=Ricklefs|first=M.C.|year=1991|title=A Modern History of Indonesia, 2nd edition|publisher=MacMillan|isbn=0-333-57690-X|pages=chapters 14–15|ref=harv|no-pp=true}}</ref>
Menyadari ancaman dari organisasi-organisasi berbasis [[nasionalisme]] yang menuntut kebebasan dari cengkeraman [[kolonialisme]] [[Belanda]], maka pada dekade 1930-an, pemerintah kolonial [[Hindia Belanda]] mulai melakukan pelarangan dan penutupan terhadap organisasi-organisasi tersebut, serta memenjarakan sejumlah pemimpin politik nasional. Meskipun Belanda tidak dapat sepenuhnya membungkam suara-suara lokal yang menuntut perubahan, mereka berhasil mencegah pergolakan secara luas. Walaupun sentimen nasionalisme tetap tinggi selama tahun-tahun tersebut, gerakan-gerakan nyata untuk memperjuangkan kemerdekaan tetap mampu dibatasi oleh pemerintah kolonial.<ref>{{Cite book|last=Ricklefs|first=M.C.|year=1991|title=A Modern History of Indonesia, 2nd edition|publisher=MacMillan|isbn=0-333-57690-X|pages=chapters 14–15|ref=harv|no-pp=true}}</ref> Namun, pecahnya [[Perang Dunia II]] sejak tanggal 1 September 1939 menimbulkan berbagai perubahan dramatis pada kekuatan politik dunia, termasuk [[Kerajaan Belanda]] yang melemah akibat terlibat dalam perang besar tersebut, terutama karena posisi Belanda kali ini adalah pihak utama yang terlibat dalam pertempuran, bukan seperti pada waktu [[Perang Dunia I]], yaitu ketika Belanda hanya berposisi sebagai pihak pembantu. Melemahnya kekuatan Belanda tersebut diperparah dengan [[Pertempuran Belanda|jatuhnya Belanda]] ke tangan militer [[Jerman Nazi]] pada tanggal 14 Mei 1940.<ref>{{citation|editor1-first=Herman|editor1-last=Amersfoort|editor2-first=Piet|editor2-last=Kamphuis|year=2005|title=Mei 1940 — De Strijd op Nederlands grondgebied|language=nl|location=Den Haag|publisher=Sdu Uitgevers|isbn=90-12-08959-X}}</ref> Kekacauan tersebut berpengaruh hingga ke [[Hindia Belanda]], terutama ketika pasukan [[Jepang]] masuk ke Hindia Belanda untuk mengusir pasukan Belanda dan menduduki wilayah ini. Pertempuran ini membuka kesempatan bagi para nasionalis untuk kembali menajamkan taringnya dan menyuarakan kemerdekaan.<ref>{{Cite journal|last=Benda|first=Harry S.|date=1956|title=The Beginnings of the Japanese Occupation of Java|journal=The Far Eastern Quarterly|volume=14|issue=4|pages=541–560|doi=10.2307/2941923|jstor=2941923|s2cid=155352132}}</ref>
 
=== Periode pendudukan ===