Shinshūkyō: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Matchabake (bicara | kontrib)
Fitur saranan suntingan: 2 pranala ditambahkan.
 
Baris 3:
 
== Sebelum Perang Dunia II ==
Pada tahun 1860an Jepang mulai mengalami gejolak sosial dan pertumbuhan modernisasi yang sangat cepat. Seiring munculnya Konflik sosial dalam dekade terakhir [[Zaman Edo|periode Edo]], yang dikenal sebagai periode [[Bakumatsu]], dimana beberapa gerakan keagamaan baru bermunculan. Di antaranya adalah [[Tenrikyo]], Kurozumikyo dan [[Oomoto]], Kadang-kadang disebut ''Nihon Sandai Shinkōshūkyō'' (secara harfiah berarti tiga Shinkōshūkyō besar Jepang), yang secara langsung dipengaruhi oleh [[Shinto]] dan [[syamanisme]].
 
Ketegangan sosial terus tumbuh selama [[Zaman Meiji|periode Meiji]], yang mempengaruhi praktik-praktik dan lembaga keagamaan. Perpindahan dari kepercayaan tradisional tidak lagi dilarang di Jepang dan para misionaris geraja kristen kembali masuk ke Jepang. Sinkretisme tradisional antara Shinto dan Buddha berakhir. Kemudian, Shinto menjadi [[Agama negara|agama nasional]]. Kehilangan perlindungan dari pemerintah Jepang yang telah dinikmati agama Buddha selama berabad-abad, menyebabkan para biksu menghadapi kesulitan dalam mempertahankan lembaga mereka.
 
== Setelah Perang Dunia II ==
Setelah Jepang mengalami kekalahan dalam [[Perang Dunia II]], pemerintah dan kebijakannya berubah secara radikal selama diduduki oleh pasukan Sekutu. Status resmi [[Negara Shinto]] dihapuskan, dan kuil Shinto menjadi organisasi keagamaan dan kehilangan perlindungan dan dukungan keuangan dari pemerintah.
 
Tentara sekutu mendatangkan 1.000 misionaris Kristen dari Amerika Serikat ke Jepang, melalui [[Douglas MacArthur]]. Para misionaris datang tidak hanya dari gereja tradisional, tetapi juga dari denominasi modern, seperti [[Saksi-Saksi Yehuwa]]. Saksi-Saksi Yehuwa telah begitu sukses menjadi denominasi kedua Kristen terbesar di Jepang, dengan lebih dari 210.000 anggota (yang terbesar adalah Katolik dengan anggota sekitar 500.000 orang). Di Jepang, Saksi-Saksi Yehuwa cenderung dianggap sebagai agama Kristen berbasis Shinshūkyō, tidak hanya karena mereka didirikan pada abad ke-19, tetapi juga karena praktik misionaris mereka yang bergerak dari pintu ke pintu dan sering melakukan pertemuan.