Unjuk rasa RUU Pilkada 2024: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Clean up: memindahkan letak Commons Category
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Dhanuxz (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 123:
=== Polemik revisi UU Pilkada ===
[[File:Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2016.pdf|thumb|Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2016]]
[[Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia|Mahkamah Konstitusi]] berkedudukan sebagai pemutus tertinggi pertentangan sebuah peraturan terhadap [[Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945|Undang Undang Dasar]], sebagaimana diatur dalam UUD 1945 Pasal 24C ayat 1. Pada 20 Agustus 2024 menetapkan Putusan No. 60/PUU-XXII/2024 yang menambahkan penjelasan mengenai batas usia Calon Kepala Daerah dalam Pasal 7 Ayat 2 Poin E UU No. 10 tahun 2016 tentang pemilihan [[Gubernur]], [[Bupati]], dan [[Wali Kota]]. Serta Putusan No. 70/PUU-XXII/2024 yang merevisi ambang batas parlemen untuk pencalonan kepala daerah dalam Pasal 40 Ayat 3 UU No 10 tahun 2016.<ref>{{Cite news |date=2024-08-22 |title=Poin-poin Putusan MK soal Syarat dan Usia Calon Kepala Daerah |url=https://www.cnnindonesia.com/nasional/20240820162912-12-1135392/poin-poin-putusan-mk-soal-syarat-dan-usia-calon-kepala-daerah |work=[[CNN Indonesia]] |access-date=2024-08-22}}</ref><ref>{{Cite web|last=Jo|first=Beni|date=2024-08-21|title=Isi Putusan MK Soal Pilkada 2024 Berlaku untuk PDIP di Jakarta?|url=https://tirto.id/isi-putusan-mk-soal-pilkada-2024-berlaku-untuk-pdip-di-jakarta-g2V2|website=tirto.id|language=id|access-date=2024-08-23}}</ref>
 
Menanggapi putusan ini, [[Badan Legislasi Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia|Badan Legislasi DPR RI]] melaksanakan rapat pleno untuk membahas revisi UU No. 10 tahun 2016 ini dengan berdasarkan kepada Putusan Mahkamah Agung No. 23 P/HUM/2024, dan mengabaikan sepenuhnya Putusan MK No. 70/PUU-XXII/2024 dan menerima sebagian Putusan MK No.60 /PUU-XXII/2024.<ref>{{Cite news|last=Naufal|first=Muhammad|date=2024-08-21|title=DPR Hanya Akomodir Parpol Tanpa Kursi, Partai Parlemen Tetap 20%|url=https://tirto.id/dpr-hanya-akomodir-parpol-tanpa-kursi-partai-parlemen-tetap-20-g2V9|work=[[Tirto.id]]|language=id|access-date=2024-08-22}}</ref> Sikap ini berbeda dengan tanggapan [[Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia|DPR RI]] atas Putusan MK No.29/PUU-XXI/2023, 51/PUU-XXI/2023 dan 55/PU-XXI/2023 yang ditetapkan melalui Peraturan KPU tanpa melakukan revisi atas [[Undang-Undang (Indonesia)|undang-undang]].<ref>{{Cite web|last=we/aha|date=2023-01-11|title=Komisi II Sepakati Revisi PKPU Terkait Syarat Usia Capres-Cawapres|url=https://www.dpr.go.id/berita/detail/id/47269/t/Komisi+II+Sepakati+Revisi+PKPU+Terkait+Syarat+Usia+Capres-Cawapres|website=[[Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia]]|access-date=2024-08-22}}</ref>
 
Rapat pleno ini menghasilkan RUU Pilkada 2024 yang selesai pada 21 Agustus 2024, sehari setelah keputusan MK, dan dijadwalkan untuk disahkan melalui sidang paripurna DPR-RI pada 22 Agustus 2024.<ref>{{Cite news|last=Aditya|first=Nicholas Ryan|last2=Ihsanuddin|date=2024-08-21|title=DPR Setujui RUU Pilkada untuk Anulir Putusan MK, Hanya PDI-P yang Menolak|url=https://nasional.kompas.com/read/2024/08/21/19244561/dpr-setujui-ruu-pilkada-untuk-anulir-putusan-mk-hanya-pdi-p-yang-menolak|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2024-08-22}}</ref> Tindakan ini dianggap menguntungkan calon-calon tertentu yang diduga memiliki keterkaitan dengan [[Keluarga Joko Widodo|keluarga presiden]] dan koalisi pemerintahan<ref>{{Cite news|last=Mantalean|first=Vitorio|last2=Ihsanuddin|date=2024-08-21|title=DPR Manut MA dan Tolak MK soal Usia Cagub, Angin Segar untuk Kaesang|url=https://nasional.kompas.com/read/2024/08/21/14482171/dpr-manut-ma-dan-tolak-mk-soal-usia-cagub-angin-segar-untuk-kaesang|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2024-08-22}}</ref> dan merusak [[Demokrasi di Indonesia|demokrasi Indonesia]] melalui [[nepotisme]],<ref>{{Cite news |last=Afianto |first=Rian |date=2024-08-21 |title=Early Warning System Menjelma Jadi Tanda Bahaya, "Peringatan Darurat" Berubah Jadi Gerakan Massa Melawan Monarki |url=https://www.jawapos.com/nasional/015002209/early-warning-system-menjelma-jadi-tanda-bahaya-peringatan-darurat-berubah-jadi-gerakan-massa-melawan-monarki |work=[[Jawa Pos]] |access-date=2024-08-22}}</ref> karena pendaftaran untuk Pemilihan Umum Kepala Daerah dibuka pada 27 Agustus 2024. Kejadian ini menyulut kemarahan rakyat dan menjadi pembicaraan di media sosial yang menaikkan tagar #KawalPutusanMK dan "Peringatan Darurat" menjadi salah satu topik tren di [[media sosial]] [[X (media sosial)|X]].<ref>{{Cite news|last=rca|date=2024-08-21|title=Kawal Putusan MK dan Tolak Pilkada Akal-akalan Trending Topic di X|url=https://nasional.sindonews.com/read/1439831/12/kawal-putusan-mk-dan-tolak-pilkada-akal-akalan-trending-topic-di-x-1724198888|work=[[Sindonews.com]]|language=id-ID|access-date=2024-08-22}}</ref>
 
=== Peringatan Darurat Garuda Biru ===
Baris 133:
[[Meme internet]] "Peringatan Darurat" yang diunggah pertama kali pada 21 Agustus 2024 menjadi pendorong munculnya aksi unjuk rasa penolakan RUU Pilkada 2024 pada 22 Agustus 2024. Fenomena ini berupa unggahan video statis atau gambar tanggakapan layar dari [[Lambang negara Indonesia|Garuda Pancasila]] berwarna putih pada sebuah latar belakang biru tua dengan tulisan "PERINGATAN DARURAT" berwarna putih, yang menyerupai sistem peringatan darurat yang digunakan di beberapa negara. Meme ini kemudian dikenal sebagai "Garuda Biru".
 
Video statis dan gambar tangkapan layar ini berasal dari film pendek dengan genre [[analog horor]] yang berjudul [https://youtu.be/JTcOy3bJ4p4?si=eEPBlhrswb7vh6W4 “EAS Indonesia Concept (24/10/1991), ANM-021 (Mesem) - First Encounter”] yang diunggah kanal [[YouTube]] EAS Indonesia Concept.
 
Meme ini pertama kali diunggah pada [[media sosial]] [[X (media sosial)|X]] oleh akun [https://x.com/BudiBukanIntel/status/1826064891599638970 @BudiBukanIntel] pada Rabu (21/08) pukul 08.12 WIB. Cuitan tersebut merupakan tanggapan candaan atas postingan akun @PJalawira yang membahas secara [[Sarkasme|sarkastis]] kemungkinan kerusuhan serta pendudukan kantor-kantor pemerintah setelah beredarnya hasil pembahasan rapat pleno Baleg DPR RI.<ref name="BBC">[https://www.bbc.com/indonesia/articles/cpdlj0x9yyjo "Siapa yang pertama kali mengunggah Garuda Pancasila sebagai simbol protes?"] dari situs BBC Indonesia</ref>