Daun dewa: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Ariandi Lie (bicara | kontrib) |
Menambahkan referensi |
||
Baris 11:
Tumbuh di daerah dengan ketinggian 200-800 meter di atas permukaan air laut (dpl), daun dewa berkembang biak dengan [[umbi]] atau stek batang.
Tak jarang bila penanganan tidak tepat, daun dewa bisa saja terserang hama. Salah satu hama yang sering menyerang daun dewa adalah [[kutu putih]].<ref name=":0">{{Cite journal|last=Anata|first=Ramdan|last2=Sahiri|first2=Nirwan|last3=Ete|first3=Andi|date=2014|title=Pengaruh Berbagai Komposisi Media Tanam dan Pupuk Kandang terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Daun Dewa (Gynura Pseudochina(l.)dc)|url=https://www.neliti.com/publications/241995/pengaruh-berbagai-komposisi-media-tanam-dan-pupuk-kandang-terhadap-pertumbuhan-d|language=id|publisher=Tadulako University}}</ref> Upaya pengendalian hama dapat menggunakan [[pestisida alami]] atau [[pestisida nabati]]. Kita dapat membuat sendiri pestisida nabati menggunakan daun mimba, akar tuba, dan tembakau. Dengan cara ditumbuk halus, lalu direndam air dan dibiarkan semalaman. Keesokan harinya ramuan tersebut disaring, kemudian dilarutkan dengan air hangat. Hasilnya disemprotkan pagi atau sore hari ketika cuaca cerah, tidak hujan, yang akan menghilangkan khasiat pembasmi hamanya. Hindari penyemprotan pada siang hari, karena sinar matahari yang terik dapat menguraikan bahan aktif pestisida [[Senyawa organik|organik]] tersebut.
Macam pupuk yang dapat digunakan untuk tanaman daun dewa adalah pupuk kandang yang berasal dari kotoran [[sapi]], [[kambing]], [[kerbau]] ataupun [[ayam]],<ref name=":0" /> dan pupuk [[Senyawa organik|organik]] atau yang alami seperti [[kompos]].
Daun dewa dapat dipanen setelah mempunyai penampang daun yang lebar berwarna hijau tua dan berbentuk sempurna. Pengambilan daun dengan menggunakan pisau yang telah dibersihkan, sedangkan panen umbi dapat dilakukan setelah tanaman berumur 6-8 bulan. Pada umur tersebut umbi sudah siap untuk disemai guna memperbanyak tanaman daun dewa.
== Kandungan ==
Bagian yang digunakan untuk sarana pengobatan adalah daunnya yang mengandung senyawa flavonoid, antosianin, saponin, kuersetin dan minyak atsiri.<ref>{{Cite journal|last=Ariany|first=Septian Palma|last2=Sahiri|first2=Nirwan|last3=Syakur|first3=Abdul|date=2013|title=Pengaruh Kuantitas Cahaya terhadap Pertumbuhan dan Kadar Antosianin Daun Dewa (Gynura Pseudochina (L.) Dc) secara In Vitro|url=https://www.neliti.com/publications/243746/pengaruh-kuantitas-cahaya-terhadap-pertumbuhan-dan-kadar-antosianin-daun-dewa-gy|language=id|publisher=Tadulako University}}</ref>
== Referensi ==
|