Raja Haji Fisabilillah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Harris Est 13 (bicara | kontrib)
sedikit perubahan
 
Baris 54:
[[Berkas:Makam Raja Haji Fisabililah.JPG|jmpl|Makam Raja Haji Fisabililah yang berada di [[Pulau Penyengat]]]]
[[Berkas:Monumen Raja Haji Fisabilillah.JPG|jmpl|Monumen perjuangan Raja Haji Fisabilillah yang berada di kota [[Tanjung Pinang]]]]
'''Raja Haji Fisabilillah''' (lahir di [[Kota Lama]], [[Ulusungai]], [[Riau]], [[1725]] – meninggal di [[Kampung Ketapang, Melaka, Malaysia|Kampung Ketapang]], [[Melaka]], [[Malaysia]], [[18 Juni]] [[1784]]) adalah salah satuseorang [[pahlawan]]tokoh [[nasional]]Melayu [[Indonesia]].Johor Iayang dimakamkan di [[Pulau Penyengat|Pulau Penyengat Inderasakti]], [[Kota Tanjungpinang]], Provinsi [[Kepulauan Riau]]terkenal. Raja Haji FisabililahIa merupakanadalah adik dari [[Sultan Selangor]] pertama, [[Raja Lumu|Sultan Salehuddin]] dan paman sultan Selangor kedua, [[Tuanku Ibrahim Shah ibni al-Marhum Sultan Salehuddin Shah|Sultan Ibrahim]]. NamanyaDalam diabadikanperjuangannya dalam nama bandar udara di Tanjung Pinang,melawan [[Bandar Udara Internasional Raja Haji FisabilillahVOC]], salah satu masjid yang adamenyerang di [[Malaysia|SelangorJohor,]] [[Malaysia]],ia yaitutewas kotadi [[Cyberjaya]]Teluk dinamakan [[Masjid Raja Haji Fisabililah]]Ketapang.
 
Raja Haji Fisabilillah dihargai oleh [[Indonesia]] dan [[Malaysia]]. Ia dianugerahi gelar [[pahlawan]] [[nasional]] [[Indonesia]], dan namanya diabadikan untuk [[Bandar Udara Internasional Raja Haji Fisabilillah|bandar udara di Tanjung Pinang]]. Sementara di Malaysia, kisahnya menjadi bagian dari sejarah Malaysia dan Johor, serta namanya juga diabadikan untuk sebuah masjid di Cyberjaya, Selangor.
<!--
Raja Haji Fisabilillah yang juga digelari Marhum Teluk Ketapang adalah putra Daeng Celak (Yang Dipertuan Muda Riau II). Raja Haji Fisabilillah adalah Yang Dipertuan Muda Riau IV (1777-1784). {{pagename}} dilantik oleh Datuk Bendahara Tun Abdul Majid di Pahang, yang bertindak mewakili Sultan Mahmudsyah III. Raja Haji meninggal di Teluk Ketapang dalam peperangan melawan armada Belanda yang dipimpin oleh Jacob van Braam. Peperangan antara Raja Haji dan pasukannya melawan armada Belanda dikenal dengan sebutan Perang Riau dan merupakan perang bahari yang terbesar ketika itu. Makam Raja Haji Fisabilillah dipindahkan putranya Raja Ja'far (Yang Dipertuan Mudai Riau VI 1844-1857) dari Malaka ke Bahjah Pulau Penyengat.
-->
Melalui Keputusan [[Presiden Republik Indonesia|Presiden RI]] No. 072/TK/1997 tanggal [[11 Agustus]] [[1997]], Raja Haji Fisabilillah ditetapkan sebagai [[Pahlawan nasional Indonesia|Pahlawan Nasional]].<ref>http://www.kemsos.go.id/modules.php?name=Pahlawan&opsi=mulai-2</ref>
 
== Riwayat perjuangan ==
Raja Haji Fisabililah atau dikenal juga sebagai Raja Haji marhum Teluk Ketapang adalah (Raja) [[Yang Dipertuan Muda]] [[Kesultanan Johor|Riau-Lingga-Johor-Pahang]] IV. Ia terkenal dalam melawan pemerintahan Belanda dan berhasil membangun pulau Biram Dewa di sungai Riau Lama. Karena keberaniannya, Raja Haji Fisabililah juga dijuluki (dipanggil) sebagai Pangeran [[Sutawijaya (Lingga Riau)|Sutawijaya]] di Jambi. Ia gugur pada saat melakukan penyerangan pangkalan maritim Belanda di Teluk Ketapang (Melaka) pada tahun 1784. Jenazahnya dipindahkan dari makam di Melaka (Malaysia) ke Pulau Penyengat oleh Raja Ja'afar (putra mahkotanya pada saat memerintah sebagai Yang Dipertuan Muda). makamnya di [[Pulau Penyengat|Pulau Penyengat Inderasakti]], [[Kota Tanjungpinang]], Provinsi [[Kepulauan Riau]], masih ada hingga sekarang.
 
== Peninggalan ==
Melalui Keputusan [[Presiden Republik Indonesia|Presiden RI]] No. 072/TK/1997 tanggal [[11 Agustus]] [[1997]], Raja Haji Fisabilillah ditetapkan sebagai [[Pahlawan nasional Indonesia|Pahlawan Nasional]].<ref>http://www.kemsos.go.id/modules.php?name=Pahlawan&opsi=mulai-2</ref>
 
== Budaya populer ==