Jalan Mulia Berunsur Delapan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Faredoka (bicara | kontrib)
Faredoka (bicara | kontrib)
masih jelek banget tapi seengaknya dirapiin dikit biar gak misinformasi; blm sempat cari referensi
Baris 61:
[[Bhikkhu]] [[Sariputta]] menjelaskan lebih lanjut mengenai "Pengertian Benar" dalam [[Sammaditthi Sutta]] ([[Pali]]:Sammādiṭṭhi Sutta), di mana dijelaskan pula bahwa pengertian benar dapat dicapai melalui pengertian yang lebih mendalam akan kebijakan dan ketidak-bijakan, empat jenis makanan (''cattaro ahara''), dua belas nidana atau tiga noda (''asava''). "Pengertian Salah" timbul karena ketidaktahuan (avijja), yang merupakan penyebab dari pemikiran salah, ucapan salah, perbuatan salah, pencaharian salah, daya-upaya salah, perhatian salah, dan konsentrasi salah. Praktisi (penganut agama Buddha) harus menggunakan daya-upaya benar untuk meninggalkan pengertian salah dan mempertahankan pengertian benar. Perhatian benar digunakan untuk senantiasa berada pada pengertian benar.
 
=== PemikiranPerniatan Benar ===
PengertianPandangan Benar mengakibatkan '''Perniatan Benar atau Pemikiran Benar''' (''sammäsammā-sankappa''). KarenaOleh karena itu, faktor kedua dari jalan mulia ini, mempunyai dua tujuan:
:* melenyapkan pikiran-pikiran jahat, dan ;
:* mengembangkan pikiran-pikiran baik. Pikiran baik terdiri dari tiga bagian, yaitu:
Baris 72:
 
=== Ucapan Benar ===
Ucapan Benar (''sammäsammā-väcävācā'') adalah berusaha menahan diri dari berbohong (''musãvãdãmusāvādā''), memfitnah (''pisunãvãcãpisuṇāvācā''), berucap kasar / caci-maki (''pharusavãcãpharusavācā''), dan percakapan yang tidak bermanfaat / pergunjingan (''samphappalãpãsamphappalāpā''). Berikut syarat untuk sebuah ucapan dikategorikan sebagai ucapan benar.<ref>Samanna Phala Sutta 44</ref>
* Ucapan itu benar
* Ucapan itu beralasan
Baris 145:
 
=== Konsentrasi Benar ===
Konsentrasi Benar (''sammā-samādhi''), seperti yang ditunjukkan dalam bahasa Pali, adalah melatih konsentrasi (''samādhi''). Dengan demikian seorang praktisi memusatkan pikiran kepada suatu objek pikiran hingga mencapai konsentrasi penuh dan masuk kedalam kondisi meditatif (''[[Jhana|Jhāna]]''). Biasanya, pelatihan samadhi dapat ditempuh melalui pengaturan pernapasan (''anapanasatiānāpānasati''), melalui visualisasi benda (''kasinakasiṇa''), dan melalui pengulangan kalimat-kalimat tertentu. Samadhi dilakukan untuk menekan lima gangguan guna memasuki jhana''jhāna''. Jhana merupakan sebuah media guna pengembangan kebijaksanaan dengan menanamkan pengertian dan menggunakannya untuk menguji kesungguhan suatu fenomena dengan pengenalan langsung. Hal ini membantu mengurani kekotoran, merealisasikan dhamma dan, pada akhirnya, mencapai kesadaran diri. Selama berlatih konsentrasi benar, seorang praktisi harus memeriksa dan membuktikan pandangan benar mereka. Pada proses demikian, pengetahuan benar akan timbul, dan diikuti dengan pembebasan sesungguhnya. Tipitaka menjelaskan:<ref name="Magga-vibhanga Sutta"/>
 
{{cquote|''Dan apakah, para bhikkhu, konsentrasi benar?''
Baris 158:
Konsentrasi Benar berarti pemusatan pikiran pada objek yang tepat sehingga batin mencapai keadaan yang lebih tinggi dan lebih dalam. Cara ini disebut dengan ''Samatha Bhavana''.
[[Empat Keadaan Batin yang Luhur]]:
* Cinta kasih (''MettaMettā'')
* Welas asih (''KarunaKaruṇā'')
* Turut berbahagia (''Mudita'')
* Keseimbangan batin (''UpekkhaUpekkhā'')
 
Dalam melakukan meditasi menggunakan objek-objek yang dipilih dengan hati hati dan sesuai dengan watak, pengikut agama Buddha melatih pengembangan 5 kemampuan batin yang luar biasa (''AbhinnaAbhiñña'') yaitu:
* Mata-dewa (''Dibbacakkhu'')
* Telinga-dewa (''Dibbasota'')
* Ingatan akan kelahiran-kelahiran lampau (''Pubbenivasanussatipubbenivāsānussati-nanañāṇa'')
* Membaca pikiran (''Paracitta vijananavijañāṇa''),
* dan berbagai kemampuan batin lainnya (''IddhividhaIddhividhā'').
Adapun kemampuan luar biasa tersebut tidak mutlak bagi pencapaian kecerahan.