Horison (majalah): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Husenunicorn (bicara | kontrib)
Fitur saranan suntingan: 1 pranala ditambahkan.
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Tugas pengguna baru Disarankan: tambahkan pranala
 
Baris 30:
== Latar belakang ==
Tahun 1966, di tengah menyongsong datangnya zaman yang menjanjikan zaman baru itu, berbagai gagasan untuk menerbitkan [[majalah]] yang mampu mengekspresikan kemerdekaan berpikir dan berbicara itu datang berbaur-baur. Gagasan-gagasan itu datang bersamaan dengan mulai timbulnya aksi-aksi [[Tritura]] demonstrasi mahasiswa sekitar tanggal 10 Januari hingga 11 Maret 1966. Soe Hok Djien, seorang mahasiswa Fakultas Psikologi [[Universitas Indonesia]] yang juga dikenal sebagai seorang tokoh demonstran, diam-diam pada hari-hari di sekitar itu, tanpa banyak orang tahu, telah menemui [[Mochtar Lubis]] di [[Rumah Tahanan Salemba]].
Mochtar adalah bekas pemimpin redaksi ''Indonesia Raya'', yang sedang ditahan [[Soekarno]] karena sikap korannya yang oposan. Kepada Mochtar, Hok Djien —dikenal dengan nama [[Arief Budiman]]— mula-mula bercerita tentang keadaan kesusastraan: antara lain tentang [[Manikebu]] yang dilarang pemerintah, sekaligus tentang [[H.B. Jassin]] dan [[Wiratmo Soekito]] yang dinon-aktifkan dari kepegawaiannya. Tanpa disadari, pembicaraan kemudian melenceng pada kemungkinan menerbitkan sebuah majalah sastra yang baik. Majalah sastra terakhir yang pernah terbit adalah ''Sastra'' yang dikelola HB Jassin. Namun, majalah itu berhenti terbit setahun sebelumnya akibat gencarnya serangan [[Lekra]]. Mochtar ternyata setuju. Bahkan begitu antusiasnya, ia berjanji kepada Arief, jika sudah bebas nanti, akan berusaha menghubungi kawan-kawannya untuk mendapatkan dana. Setelah Mochtar Lubis dibebaskan pada tanggal 17 Mei, dia teringat Arief, dan mengajak Arief berkeliling kota menemui beberapa teman pengusahanya. Kemudian setelah berhasil mengumpulkan dana sekadarnya dan memperoleh tumpangan kantor, mereka mulai membentuk sebuah dewan redaksi. Yang menjadi anggota dewan, selain Mochtar dan Arief adalah HB Jassin, DS Moeljanto, Zaini, dan [[Taufiq Ismail]]. Majalah itu disepakati bernama ''Horison'' yang artinya ''kaki langit yang jauh''. Majalah ini memang diharapkan dapat memperluas cakrawala pemikiran yang saat itu sempat terkotak-kotak.
 
''Horison'' terbit bulanan. Untuk itu, sebelumnya didirikanlah sebuah yayasan yang diberi nama Yayasan Indonesia, selaku penerbit majalah sastra ini. Yayasan itu diketuai Mochtar Lubis dengan sekretaris Arief dan berdiri pada tanggal 31 Mei 1966 melalui Akta Notaris W. Silitonga, No. 54. Dalam rapat Yayasan tanggal 3 Juni di rumah Mochtar di Jalan Bonang 17 dibentuk susunan pengasuh majalah terdiri dari Mochtar Lubis sebagai Pemimpin Umum/ Penanggung Jawab, dengan anggota HB Jassin, Zaini, DS Moeljanto, Taufik Ismail, dan Arief Budiman.