Estetika: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Catatan kaki: clean up, removed stub tag
456ID (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
Baris 28:
Perkembangan periode estetika selanjutnya, '''Estetika Pertengahan''' sebagai periode lanjutan asih memegang tonggak-tonggak yang diciptakan oleh estetika klasik. Tokoh estetika abad pertengahan seperti Agustinus, ia mengartikulasikan bahwa wacana keindahan adalah soal kesesuaian dengan proporsi matematis semesta. Adanya bentuk segala sesuatu menyiratkan adanya struktur matematis dalam segala hal. Apabila sesuatu disebut indah, struktur matematislah yang menyebabkan hal itu. Pada gilirannya, struktur matematis itu berasal dari Tuhan sendiri. Teori seperti ini juga muncul dari Thomas Aquinas, ia berpendapat bahwa keindahan hanyalah aspek lain dari ketunggalan, kebenaran, dan kebaikan tuhan. Ia memandang keindahan karya seni ditentukan oleh tiga hal: keutuhan, keselarasan, dan kecemerlangan.
 
Ibn Al-Haytham berhasil menjelaskan fenomena perbedaan ukuran antara objek aktual dan objek visual yang akan membukakan pintu menuju teori perspektif dalam seni rupa Renaisans. Ibn Rushd mengupas duduk perkara pengalaman estetis dengan menunjukkan bahwa evaluasi [[estetis]] atas karya seni mesti dilakukan dengan semangat rasional serta tak dipengaruhi oleh emosi dan prasangka kultural yang sempit. Ia berargumen bahwa kekuatan seni terletak pada kemampuannya menggambarkan kemungkinan-kemungkinan [[kenyataan]].
 
'''Estetika Renaisans''' memiliki kecenderungan penolakan terhadap estetika klasik, lewat tokoh-tokoh seperti da Vinci, Alberti seni didekatkan kepada sains.<ref name=":0">Martin Suryajaya, ''Sejarah Estetika: Era Klasik Sampai Kontemporer'', Indie Book Corner, Yogyakarta, 2016.</ref>