Syekh Jumadil Qubro: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Dikembalikan ke revisi 26268055 oleh Nusantara1945 (bicara): -> rv tanpa rujukan/referensi; cantumkan rujukan untuk riwayat kehidupan (🕵️‍♂️)
Tag: Pembatalan
Silsilah
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 18:
=== Syiar Islam ===
Syekh Jumadil Qubro tiba di Nusantara bersamaan dengan ekspedisi Cheng Ho yang membawa komoditas perdagangan. Cheng Ho sendiri melakukan ekspedisi dagang dari Tiongkok hingga Kota Mekah. Di tiap-tiap daerah pelabuhan Cheng Ho menunjuk pemimpin-pemimpin Islam sebagai Syahbandar yaitu [[Maulana Ibrohim Asmoroqondi]] di Tuban dan Syarif Abdul Aziz di Peurlak Aceh. Maulana Ibrohim Asmoroqondi menurunkan Sunan Ampel yang menjadi Syahbandar Surabaya sementara Syarif Abdul Aziz menurunkan Syarif Abdullah yang menjadi Syahbandar Malaka. Di pusat ibukota Majapahit, Syekh Jumadil Kubro berdakwah di bekas Kotaraja [[Majapahit]] di [[Trowulan, Mojokerto|trowulan]].
 
Pada awalnya, Syekh Jumadil Qubro dan ketiga anaknya, Maulana Ibrahim Asmoroqondi, Abdullah Asy'ari, dan Maulana Ishaq, datang ke pulau Jawa. Setelah itu mereka berpisah; '''Syekh Jumadil Qubro''' berdakwah di Trowulan ,lalu putranya Maulana Ibrahim Asmoroqondi pernah ke champa untuk mengislamkan champa setelah itu kembali ke tuban dan wafat di tuban .sementara adiknya Maulana Ishaq pergi ke Aceh dan mengislamkan Samudra Pasai.Berdasarkan tradisi sejarah dan genealogis yang ada, urutan anak-anak Syekh Jumadil Qubro dari yang tertua adalah sebagai berikut:
 
1. **Maulana Ishaq**:Biasanya dianggap sebagai anak tertua.
 
2. **Maulana Ibrahim Asmoroqondi**: Anak kedua.
 
3. **Abdullah Asy'ari (Sunan Bejagung Lor)**: Anak ketiga.
 
Urutan ini mencerminkan pengakuan umum dalam tradisi Islam dan sejarah lokal mengenai keturunan Syekh Jumadil Qubro.
 
Ketika Malaka ditaklukkan oleh Portugis, keturunan Syarif Abdullah mundur ke Pulau Jawa dan mendirikan kesyahbandaran baru di Sunda Kelapa dan Banten. Keturunan Syarif Abdul Aziz yang lain yaitu Ali Mughayat Syah kemudian mendirikan Kesultanan Aceh Darusalam. Pendirian Kesultanan Aceh Darusalam sekaligus menandai berakhirnya Kesultanan Samudera Pasai di Aceh.