Pengepungan Bagdad: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Glorious Engine (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Glorious Engine (bicara | kontrib)
Baris 94:
"Apa yang akan menjatuhkanmu," ujar khan, "juga adalah kehendak Allah."}}
 
[[File:HulaguInBagdad.JPG|thumb|upright=1.7|Penggambaran cerita rakyat yang dicatat oleh [[Marco Polo]] dalam [[Livre des merveilles (BNF Fr2810)|''Livre des merveilles'']]: Hulegu ''(kiri)'' memerintahkan agar Khalifah al-Musta'sim dikunci dalam sebuah sel yang diisi dengan harta bendanya.]]
 
Peristiwa tersebut nampaknya menjadi sumber cerita rakyat, yang direproduksi dalam tulisan-tulisan penulis Kristen seperti [[Marco Polo]], yang menyatakan bahwa Hulegu kemudian mengunci al-Musta'sim dalam sebuah sel yang diisi dengan harta bendanya, tempat ia mati kelaparan dalam empat hari.{{sfnm|Jackson|2017|1p=129|Morgan|1986|2p=133|Boyle|1968|3p=248|May|2018|4p=166}} Pada kenyataannya, pada 20 Februari, usai Hulegu telah menahan penjarahan dan pembunuhan dan serta memindahkan kemahnya jauh dari kota tersebut untuk lari dari peningkatan gelombang udara, al-Musta'sim dieksekusi bersama dengan seluruh keluarga dan abdinya. Untuk menghindari pertumpahan darah kerajaan, sebuah hal [[tabu]] besar bagi Mongol, khalifah dibalut dengan karpet gulung dan diinjak sampai mati oleh kuda-kuda.{{sfnm|Jackson|2017|1pp=128–129|Atwood|2004|2p=29|Morgan|1986|3p=133}} Hulegu mendebatkan apakah al-Musta'sim sepenuhnya mati, namun kemudian memutuskan untuk melakukannya demi mematahkan mitos kekhalifahan selaku entitas berkuasa, mulia dan keras.{{sfnm|Biran|2012|1p=79|Jackson|2017|2p=129}}