Nederlandsch-Indische Radio Omroep Maatschappij: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Pratama26 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 77:
BRV didukung oleh wartawan dan pengusaha Belenda; dengan demikian sedikit banyak ada tujuan komersial dalam siaranya, berupa propaganda perusahaan dan perdagangan. Sudah tentu siaran radio yang pertama lahir di Indonesia ini menggunakan Bahasa Belanda dan tempat siaranya di salah satu ruangan Hotel des Indes yang terletak disudut Harmoni.
 
=== NEDERLANDSNederlands-Indisch INDISCHERadio RADIOOmroep OMROEPMaatschappij (NIROM) ===
 
Dengan berkembangnya siaran radio yang dipelopori BRV, pemerintah Hindia Belanda menganggap sudah waktunywaktunya untuk mengadakan peraturan-peraturan tentang penyiaran radio (radioRadio omroepOmroep).
 
Pada tahun 1934 diresmikan apa yang disebut "Radiowet" (Undang-undang Radio). Dengan lahirnya Radiowet diresmikan pula perkumpulan radio yang di beri nama "Nederlands -Indische Radio Omroep atau NIROM.
 
NIROM dapat lisensi dari pemerintah India Belanda untuk menyelenggarakan siaran radio dengan program yang lengkap. Kepada NIROM diberikan hak untuk menerima apa yang disebut "iuran pendengar" (Luister bijdrage), sebesar & 1.50 sebulan untuk setiap pesawat radio. sementara itu kota-kota besar di Pulau Jawa seperti di Bandoeng, Tjirebon, Tegal, Pekalongan, Semarang, Solo, Jogjakarta, Magelang, Soerabaja dan Malang di dirikan stasiun-stasiun relay. PTT menyediakan pula saluran telpon khusus untk menghubungkan pemancar NIROM pusat dengan studio-studio tersebut yang disebut NIROM lijen. NIROM dapat mengadakan siaran-siaran sentral dari salah satu tempat yang dilalui NIROM Lijin.
Baris 87:
Dengan fasilitas-fasilitas tersebut maka NIROM sebenarnya adalah sebuah badan setengah resmi dari pemerintah Hindia Belanda.
 
Pada tahun pertama program siaran NIROM dititik beratkandititikberatkan kepada siaran bahasa Belanda, kemudian di perluas dengan programa "ketimuran" yang ditujukan kepada pendengar-pendengar bahasa Indonesia. Dengan pembayaran yang besar, NIROM dapat menarik orkes dan penyanyi terbaik. Melalui siaran-siaran yang di selingi dengan bermacam-macam pidato, uraian dan ceramah, NIROM menyebarkan doktrin-doktrin dari "etische politiek" pemerintah kolonial untuk mengimbangi makin meningkatnya pergerakan kebangsaan di IndonsiaIndonesia.
 
Sejak bangkit dan semakinya pergerakan kebangsaan dengan lahirnya "[[Sumpah Pemuda]]" tanggal 28 Oktober 1928, pemerintah Hindia Belanda menyadari bahwa pergerakan kebangsaan itu sangat membahayakan kekuasaan kolonialnya dan karna itu harus dihancurkan. Sementara itu di samping NIROM lahirlah perkumpulan-perkumpulan siaran radio yang suudah mulai dengan memperhatikan mutu acara. Hal ini merupakan tantangan bagi NIROM.