Babukung: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
karena itu pen Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Membatalkan 1 suntingan by 103.108.30.108 (bicara) (TW) Tag: Pembatalan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
Baris 5:
Ritual ini sering dijumpai pada beberapa daerah di Kalimantan Tengah yang masih kental dengan agama Kaharingan, seperti [[Kabupaten Katingan]] dan [[Kabupaten Lamandau]]. Saat ada orang Dayak penganut agama [[Kaharingan]] yang meninggal dunia, para Bukung ini akan datang dari desa tetangga ataupun dari kelompok masyarakat dengan tujuan menghibur keluarga duka dengan tabuhan alat musik dan liukan tari sembari menyerahkan sumbangan berupa uang, sembako, bahkan hewan ternak misalnya [[babi]] atau ayam. Ritual Babukung '''bertujuan''' untuk menghalau dan menyerap roh jahat di lingkungan sekitar agar tidak mengganggu perjalanan arwah yang baru saja meninggal ataupun arwah yang sedang di-[[Tiwah]]-kan. Ritual Babukung tidak boleh dilakukan apabila tidak ada orang yang meninggal atau tidak ada upacara kematian sama sekali, karena Babukung sangat berkaitan dengan kematian dan roh-roh manusia yang sudah meninggal. Apabila itu dilanggar maka akan ada hal buruk yang terjadi. Ada banyak aspek sakral dan magis yang terkandung dalam setiap tarian dan gerakan Babukung. Setiap Bukung memiliki iringan musik yang berbeda. Bagi masyarakat Dayak Tomun, Tarian Babukung bukan hanya sebatas pertunjukan seni. Tari Babukung merupakan produk seni asli nenek moyang yang ada di Bumi Kalimantan, yang mempunyai nilai historis bermuatan filosofis dan spiritual yang sangat tinggi. Pada tarian Babukung sendiri terdapat variasi kesenian di dalamnya seperti seni rupa topeng, tata busana, bahkan ada pula unsur seni teater.
[[Berkas:Babukung 4.jpg|jmpl|262x262px|Penari menggunakan topeng dalam ''babukung''.]]
Setiap gerakan Bukung bergantung pada ''Luha'', sehingga gerakannya sangat bervariatif. Topeng yang digunakan pada umumnya mempunyai karakter yang bermacam-macam. Misalnya karakter hewan seperti burung, kelelawar, kupu-kupu, owa-owa, hingga hewan imajiner naga. Setiap topeng atau ''Luha'' dipercaya mengandung makna dan manifestasi dari roh leluhur. Topeng Babukung dipercaya mampu berkomunikasi dengan leluhur dan menghalau roh roh jahat. ''Bukung Kambe'' (Bukung Hantu) merupakan salah satu Luha yang dipercaya mempunyai kekuatan yang sangat besar dan mampu menangkap banyak roh-roh jahat ketika ada upacara kematian. Di dalam tarian Babukung, ada beberapa ''Luha'' yang diritualkan lebih dahulu sebelum digunakan, karena memang sangat disakralkan. Tarian Bukung Besar harus didoakan melalui semacam ritual yang dipimpin oleh ''Mantir'' (pemuka agama Kaharingan). Para penari Bukung pun sangat berhati-hati dalam menarikan tarian Bukung, sikap dan penampilan tarian akan berbeda-beda tergantung pada siapa yang meninggal. Apabila orang yang meninggal adalah orang yang sangat dihormati, maka tarian dilakukan dalam jangka waktu yang cukup lama, biasanya sampai 31 hari.
== Prestasi Babukung ==
|