Mojoranu, Dander, Bojonegoro: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Menambah referensi penting Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Menambah referensi penting Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 16:
Setelah Perang Diponegoro, tahun 1830, di mana pada saat itu Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat secara sah menurut hukum menyerahkan mancanegara timur/wetan, yaitu Jipang (Bojonegoro) kepada pemerintah kolonial Hindia-Belanda. Sebelum penyerahan ini, di wilayah Jipang terdapat Kabupaten Mojoranu, Kabupaten Padangan, Kabupaten Baureno, dan Kabupaten Rajekwesi.
Pada masa Perang Jawa, antara Kabupaten Mojoranu, Kabupaten Padangan, dan Kabupaten Baureno menyerang Kabupaten Rajekwesi yang berpusat sekitar 10 km selatan kota Bojonegoro sekarang. Kabupaten Mojoranu yang dijabat oleh Raden Tumenggung Sosrodilogo, saudara ipar Pangeran Diponegoro, merupakan musuh terkuat Rajekwesi. Legenda ini berdasar ''Buku Bunga Rampai Sejarah Bojonegoro'' yang baru ditulis oleh R. Soeparmo pada 1972 – 1973 M.
Dalam literatur yang lebih lama seperti [[Sejarah Pulau Jawa|History of Java (1817)]] karya [[Thomas Stamford Raffles]], pada abad 19 M, di wilayah [[Kabupaten Bojonegoro|Bojonegoro]] (yang dulu bernama Jipang), hanya ada 6 sub kabupaten. Di antaranya, Jipang Panolan, Jipang Padangan, Jipang Rajekwesi, Jipang Pasekaran, Jipang Bowerno, dan Jipang Jenawun (Tinawun). Data itu juga diperkuat buku berjudul ''Inggris di Jawa (1811-1816 M)'' karya [[Peter Carey|Peter Carrey.]]
Saat ini, desa Mojoranu masuk dalam area kecamatan Dander. Perkembangan desa Mojoranu cukup baik, banyaknya bisnis kuliner yang bermunculan membuat Mojoranu semakin ramai. Terdapat beberapa perumahan di Mojoranu, ini mengakibatkan lahan pertanian semakin berkurang, digantikan oleh bangunan rumah, toko dan lain-lain.
|