Siti Hutami Endang Adiningsih: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Perempuan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 14:
|religion = [[Islam]]
|networth =
|spouse = PratiknoPratikto Singgih (cerai)
|children = Wiratama Hadi Rachmanto
}}
 
'''[[Insinyur|Ir.]] [[Hajjah|Hj.]] Siti Hutami Endang Adiningsih''' ({{lahirmati|[[Jakarta]]|23|8|1964}}), atau biasa dikenal dengan nama '''Mamiek Soeharto''', adalah putri bungsu mantan Presiden [[Soeharto]]. Mamiek menikah dengan seorang insinyur bernama Pratikno PrayitnoPratikto Singgih pada tahun 1988.<ref>{{Cite web|url=https://bisnis.tempo.co/read/386647/apa-hubungan-yawadwipa-dengan-keluarga-cendana|title=Apa Hubungan Yawadwipa dengan Keluarga Cendana?|date=2012-02-27|website=tempo.co|access-date=2019-11-08}}</ref> Pernikahannya dikaruniai seorang anak bernama Wiratama Hadi Ramanto (Wira). Mamiek dan PratiknoPratikto akhirnya bercerai. Sementara putranya Wira berprestasi dengan menjadi pasukan pengibar bendera pusaka (Paskibraka) pada 17 Agustus 2007, bertepatan dengan Hari Ulang Tahun ke-62 RI di Istana Merdeka. Mamiek lebih memilih berkebun dan melestarikan berbagai jenis tanaman dibandingkan dengan terjun ke dalam partai [[politik]].<ref>{{Cite web|url=https://republika.co.id/share/p5fcxq409|title=Mamiek Soeharto Pilih Berkebun daripada Terjun ke Politik|date=2018-03-12|website=Republika Online|access-date=2019-11-08}}</ref>
 
Dirinya juga memiliki perhatian atas partisipasi wanita di parlemen. Salah satu yang disuarakan adalah keterwakilan 30 persen politikus perempuan di legislatif. Seperti diketahui pada pemilu 1999 yang merupakan pemilu pertama era reformasi, 44 perempuan atau 8,8 persen dari seluruh calon legistlatif melenggang ke DPR. Tahun 2004, jumlah perempuan yang masuk ke DPR bertambah 4,7 persen, menjadi 65 orang. Tahun 2009 jumlah perempuan yang masuk ke DPR mencapai angka tertinggi yaitu 17,86 persen. Tapi pada Pemilu 2014 turun ke posisi 17,32 persen, atau 97 dari 560 anggota legislatif. Mamiek juga aktif dibidang kegiatan sosial dibawah naungan Yayasan Dharmais. Bersama kakaknya Siti Hardijanti Rukmana atau Mbak Tutut mereka membantu operasi katarak bagi masyarakat tidak mampu di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar). Mulai didirikan pada 1976 Yayasan ini memberi manfaat bagi 140.000 orang..<ref>{{Cite news|url=https://m.tribunnews.com/regional/2019/04/12/yayasan-dharmais-gelar-operasi-katarak-dan-bibir-sumbing-gratis-di-ntt|title=Yayasan Dharmais Gelar Operasi Katarak dan Bibir Sumbing Gratis di NTT|author=Eko Sutriyanto|publisher=Tribunnews|date=2019-04-12||first=Eko|last=Sutriyanto|language=id|work=[[Tribunnews|Tribunnews.com]]}}</ref>