Papua Selatan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
OriginalFixed (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
ini paragraf deforestasi secara umum, bukan spesifik papua selatan, sehingga tidak cocok masuk artikel wilayah (bukti : tidak ada tambang tembaga/nikel di papua selatan seperti yang disebutkan)
Tag: Pengembalian manual
Baris 222:
 
Salah satu produk perikanan yang berharga adalah [[gelembung renang]] yaitu organ yang mengatur kemampuan mengapung dan berenang ikan. Gelembung ikan yang paling diminati antara lain gelembung ikan kakap dan ikan gulama. Harga gelembung ikan gulama 10 gram per 1&nbsp;kg adalah sekitar 18 juta rupiah dan diproduksi sekitar 15 ribu ton di tahun 2018 untuk diekspor ke negara lain seperti Malaysia dan Singapura. Kegunaan gelembung ikan antara lain untuk kesehatan, makanan mewah dan benang jahit operasi.<ref>{{Cite web|url=https://kkp.go.id/bkipm/artikel/7789-produksi-meningkat-merauke-eskpor-gelembung-ikan-ke-berbagai-negara|title=Produksi Meningkat, Merauke Ekspor Gelembung Ikan ke Berbagai Negara|date=2018-12-05|website=kkp.go.id|publisher=BKIPM Kementerian Kelautan dan Perikanan|access-date=2023-05-18|archive-date=2023-05-18|archive-url=https://web.archive.org/web/20230518144716/https://kkp.go.id/bkipm/artikel/7789-produksi-meningkat-merauke-eskpor-gelembung-ikan-ke-berbagai-negara|dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://news.detik.com/berita/d-3547089/menjala-ratusan-juta-rupiah-dari-gelembung-ikan-di-merauke|title=Menjala Ratusan Juta Rupiah dari Gelembung Ikan di Merauke|date=2017-07-04|website=detik.com|last=Damarjati|first=Danu|access-date=2023-05-18|archive-date=2023-05-18|archive-url=https://web.archive.org/web/20230518145918/https://news.detik.com/berita/d-3547089/menjala-ratusan-juta-rupiah-dari-gelembung-ikan-di-merauke|dead-url=no}}</ref> Salah satu perusahaan besar di bidang perikanan adalah perusahaan asal Tiongkok PT Dwikarya Reksa Abadi yang beroperasi di Wanam, Distrik Ilwayab, Merauke. Namun, izin usahanya dicabut di tahun 2015 karena melanggar peraturan termasuk peratuan Menteri Perikanan [[Susi Pudjiastuti]] tentang moratorium kapal asing. Hal ini berdampak pada perkampungan di sekitar perusahaan seperti kampung Bibikem. Masyarakat dulunya memanfaatkan fasilitas perusahaan seperti rumah sakit, genset, dan ruang pendingin ikan.<ref>{{Cite web|url=https://www.cnnindonesia.com/nasional/20161005140645-20-163501/distrik-ilwayab-surga-nelayan-yang-mati-perlahan|title=Distrik Ilwayab, 'Surga' Nelayan yang Mati Perlahan|date=2016-10-06|last=Pratiwi|first=Priska Sari|publisher=CNN Indonesia|access-date=2023-05-18|archive-date=2023-05-18|archive-url=https://web.archive.org/web/20230518183603/https://www.cnnindonesia.com/nasional/20161005140645-20-163501/distrik-ilwayab-surga-nelayan-yang-mati-perlahan|dead-url=no}}</ref>
 
==Deforestasi==
Papua Selatan menghadapi deforestasi signifikan akibat berbagai proyek besar seperti perkebunan, tambang, pengembangan infrastruktur, dan proyek energi.<ref>{{Cite web|last=Ananda|first=Sapta|date=2023-03-09|title=DEFORESTASI DI PAPUA|url=https://storymaps.arcgis.com/stories/169cc945acf543b7be0367fa47f73bb6|website=ArcGIS StoryMaps|language=id|access-date=2024-09-28}}</ref>
Deforestasi di Papua Selatan disebabkan oleh beberapa jenis proyek, antara lain:
 
*Perkebunan Kelapa Sawit
*Perkebunan Tebu
*Tambang (emas, tembaga, nikel)
*Pengembangan Infrastruktur
*Industri Kehutanan dan Kayu
*Pengembangan Lahan Pertanian Skala Besar
*Proyek Energi (PLTA, bendungan)
 
Proyek-proyek ini menyebabkan hilangnya hutan secara besar-besaran, sering tanpa memperhatikan keberlanjutan dan dampak terhadap masyarakat lokal. Salah satu permasalahan deforestasi utama Papua Selatan adalah proyek swasembada tebu, yang membawa sejumlah kerugian besar, baik secara lingkungan, sosial, maupun ekonomi jangka panjang.<ref>{{Cite web|last=Saturi|first=Sapariah|date=2024-05-06|title=Perkebunan Tebu Jutaan Hektar, Bagaimana Nasib Hutan Papua?|url=https://www.mongabay.co.id/2024/05/06/perkebunan-tebu-jutaan-hektar-bagaimana-nasib-hutan-papua/|website=Mongabay.co.id|language=en-US|access-date=2024-09-28}}</ref> Berikut adalah beberapa dampak negatifnya:
 
*Kehilangan Keanekaragaman Hayati
Hutan Papua Selatan adalah salah satu kawasan dengan keanekaragaman hayati yang tinggi. Deforestasi di area tersebut mengancam ribuan spesies flora dan fauna endemik, termasuk spesies yang mungkin belum sepenuhnya diketahui atau belum dikatalogkan oleh para ilmuwan. Hilangnya habitat secara drastis dapat menyebabkan punahnya spesies-spesies ini.
 
*Kerusakan Ekosistem
Hutan tropis seperti yang ada di Papua memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem global, seperti menyerap karbon dioksida dan memproduksi oksigen. Penggundulan hutan mengganggu ekosistem ini, mengurangi kemampuan hutan untuk menyerap karbon dan memperburuk perubahan iklim global.
 
*Dampak Terhadap Masyarakat Adat
Proyek swasembada tebu ini akan berdampak langsung pada masyarakat adat di wilayah tersebut, yang kehidupannya sangat bergantung pada hutan untuk bertani, berburu, dan kegiatan tradisional lainnya. Penghancuran hutan tanpa persetujuan dan keterlibatan mereka dapat menyebabkan pemindahan paksa, hilangnya tanah adat, serta krisis identitas budaya.
 
*Peningkatan Risiko Bencana Alam
Deforestasi besar-besaran dapat mengakibatkan peningkatan risiko bencana alam seperti banjir dan tanah longsor. Hutan yang biasanya menyerap air hujan dan menahan erosi tanah akan hilang, meningkatkan kemungkinan terjadinya bencana alam di wilayah tersebut.
 
*Degradasi Kualitas Tanah
Pembukaan hutan untuk lahan pertanian sering kali diikuti dengan degradasi tanah karena metode pertanian intensif, yang dalam jangka panjang justru merusak lahan tersebut. Tanah bisa menjadi kurang subur, rentan terhadap erosi, dan memerlukan input kimiawi tinggi untuk mempertahankan produktivitasnya.
 
*Dampak Sosial dan Ekonomi Jangka Panjang
Walaupun proyek ini bertujuan untuk menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan produksi gula, dampak negatifnya dalam jangka panjang bisa lebih besar. Penghilangan sumber daya alam yang berkelanjutan dapat memperburuk kemiskinan, meningkatkan ketimpangan, dan mengurangi mata pencaharian masyarakat lokal yang tergantung pada hutan.<ref>[https://www.benarnews.org/indonesian/berita/swasembada-gula-papua-06052024153446.html Proyek swasembada gula di Papua ditanggapi kecemasan warga atas eksploitasi - Benar News]</ref>
 
Dengan kata lain, proyek swasembada tebu di Papua Selatan ini dapat membawa konsekuensi jangka panjang yang merugikan secara ekologi dan sosial, meskipun terlihat memberikan manfaat ekonomi dalam jangka pendek.
 
== Pendidikan ==