Pada tanggal 7 Agustus 1951, empat puluh orang gerombolan bersenjata menahan KA 241 selama 15 menit. Gerbong GR-700 yang memuat gula pasir dirampas oleh gerombolan bersenjata. Gerombolan tersebut diyakini terafiliasi dengan [[DI/TII]].<ref>{{Cite book|last=Tim Telaga Bakti Nusantara|year=1997|title=Sejarah Perkeretaapian Indonesia|location=Bandung|publisher=Angkasa|isbn=9796651688|volume=2|pages=399|url-status=live}}</ref> Berikutnya, pada 20 Juni 1952, KA 224 yang tengah berhenti di Stasiun Luwung dihadang gerombolan pengacau, kemudian menculik seorang gadis Tionghoa dan gadis Indonesia serta merampas barang-barang penumpang. Gerombolan yang terlibat dalam kedua insiden tersebut diyakini terafiliasi dengan [[DI/TII]].<ref>{{Cite book|last=Djawatan Penerangan Republik Indonesia|date=1953|url=https://www.google.co.id/books/edition/Propinsi_Djawa_Barat/QWgSAAAAMAAJ?hl=id&gbpv=1&dq=buku+propinsi+djawa+barat&pg=PA20&printsec=frontcover|title=Propinsi Djawa-Barat|pages=341|url-status=live}}</ref>