Konten dihapus Konten ditambahkan
Ahmed Fikrie (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Dubaya (bicara | kontrib)
k menambahkan sumber
Baris 60:
}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Tunggal|first=Aprilia Restuning|last2=Darmaningrum|first2=Kurniawati|last3=Fajri|first3=Rosa Nikmatul|date=2022-12-29|title=PENINGKATAN DAYA SAING UMKM BATIK TULIS LASEM MUSTIKA CANTING MELALUI UPGRADING PRODUK DAN DIGITAL MARKETING|url=https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/al-khidmat/article/view/19856|journal=Al-Khidmat|volume=5|issue=2|pages=82–88|doi=10.15575/jak.v5i2.19856|issn=2654-4431}}</ref> sebagai keseluruhan [[teknik]], [[teknologi]], serta pengembangan [[motif]] dan budaya yang terkait, oleh [[UNESCO]] telah ditetapkan sebagai [[Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi]] (''Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity'') sejak [[2 Oktober]] [[2009]].<ref>[http://www.unesco.org/culture/ich/index.php?RL=00170 UNESCO: Indonesian Batik]</ref> Sejak saat itu, 2 Oktober ditetapkan sebagai [[Hari Batik Nasional]].
 
Teknik seni kain yang mirip batik dapat ditemukan pada berbagai kebudayaan di dunia seperti di [[Nigeria]], [[Tiongkok]], [[India]], [[Malaysia]], [[Sri Lanka]] dan daerah-daerah lain di Indonesia. Batik dari Ponorogo merupakan batik yang ada di pedalaman Jawa yang sangat berpengaruh terhadap kelangsungan membatik di kerajaan-kerajaan jawa dari Mataram Kuno hingga Mataram Islam, sedangkan batik pesisir Indonesia dari pulau [[Jawa]] memiliki sejarah [[akulturasi]] yang panjang, dengan corak beragam yang dipengaruhi oleh berbagai budaya, serta paling berkembang dalam hal pola, teknik, dan kualitas pengerjaan dibandingkan batik dari daerah lain.
 
Batik telah dianggap oleh masyarakat sebagai ikon budaya penting di Indonesia. Masyarakat Indonesia mengenakan batik sebagai busana kasual dan formal yang dapat digunakan dalam beragam acara.
Baris 81:
 
Walaupun kata "batik" berasal dari bahasa Jawa, kehadiran batik di Jawa sendiri tidaklah tercatat. [[Gerret Pieter Rouffaer|G.P. Rouffaer]] berpendapat bahwa teknik batik ini kemungkinan diperkenalkan dari [[India]] atau [[Srilangka]] pada abad ke-6 atau ke-7.<ref name="ReferenceA"/> Di sisi lain, [[J.L.A. Brandes]] (arkeolog Belanda) dan [[F.A. Sutjipto]] (sejarawan Indonesia) percaya bahwa tradisi batik adalah asli dari daerah seperti [[Toraja]], [[Flores]], [[Halmahera]], dan [[Papua]]. Perlu dicatat bahwa wilayah tersebut bukanlah area yang dipengaruhi oleh Hinduisme, tetapi diketahui memiliki tradisi kuno membuat batik.<ref name="books.google.com.my">[http://books.google.com.my/books?id=yJVgQAAACAAJ&dq=iwan+tirta Iwan Tirta, Gareth L. Steen, Deborah M. Urso, Mario Alisjahbana, 'Batik: a play of lights and shades, Volume 1', By Gaya Favorit Press, 1996, ISBN 979-515-313-7, 9789795153139]{{Pranala mati|date=Juni 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
 
Keberadaan kegiatan Batik tertua berasal dari [[Kabupaten Ponorogo|Ponorogo]] yang masih bernama [[Kerajaan Wengker|Wengke]]<nowiki/>r sebelum abad ke 7, Kerajaan di Jawa Tengah belajar batik dari Ponorogo. Karena itu, batik-batik Ponorogo agak mirip dengan batik yang beredar di Jawa Tengah, hanya saja batik Ponorogo batik yang dihasilkan rata-rata berwarna hitam pekat atau biasa disebut batik irengan karena yang dekat dengan unsur-unsur magis. sehinggga dikembangkan oleh kerajaan - kerjaan di Yogyakarta dan Jawa Tengah. [https://kumparan.com/sejarah-dan-sosial/inilah-jenis-dan-sejarah-batik-sebagai-warisan-budaya-indonesia-20B5831pMbF] <ref>{{Cite web|last=Editor|first=Tim|date=10 Juli 2023|title=Menyimak Sejarah Batik di Indonesia dan Ragamnya|url=https://kumparan.com/sejarah-dan-sosial/menyimak-sejarah-batik-di-indonesia-dan-ragamnya-20laRWJV2zU|website=Kumparan|access-date=02 Oktober 2024}}</ref><ref>{{Cite web|last=Editor|first=Tim|date=9 April 2023|title=Inilah Jenis dan Sejarah Batik sebagai Warisan Budaya Indonesia|url=https://kumparan.com/sejarah-dan-sosial/inilah-jenis-dan-sejarah-batik-sebagai-warisan-budaya-indonesia-20B5831pMbF|website=Kumparan|access-date=02 Oktober 2024}}</ref><ref>{{Cite web|last=suzazyt|first=Reddy|date=17 Nov 2022|title=Sejarah Batik di Indonesia dan Perkembangannya dari Era Kerajaan|url=https://era.id/sejarah/109734/sejarah-batik-di-indonesia-dan-perkembangannya-dari-era-kerajaan|website=Era.id|access-date=02 oktober 2024}}</ref>
 
eksistensi Batik Ponorogo hingga abad 20 merupakan surga bagi para pembatik, karena produksi batik di Ponorogo melampaui industri batik di Jawa Tengah maupun Yogyakarta yang kemudian diambil oleh pengepul batik dari Surakrta dan Pekalongan, selain itu upah pembatik di Ponorogo tertinggi diPulau Jawa.
 
G.P. Rouffaer juga melaporkan bahwa pola ''gringsing'' sudah dikenal sejak abad ke-12 di [[Kerajaan Kediri|Kediri]], [[Jawa Timur]]. Dia menyimpulkan bahwa pola seperti ini hanya bisa dibentuk dengan menggunakan alat ''[[canting]]'' sehingga ia berpendapat bahwa canting ditemukan di Jawa pada masa sekitar itu.<ref name="books.google.com.my"/> Detail ukiran kain yang menyerupai pola batik dikenakan oleh [[Prajnaparamita]], arca dewi kebijaksanaan Buddhis dari Jawa Timur abad ke-13. Detail pakaian menampilkan pola sulur tumbuhan dan kembang-kembang rumit yang mirip dengan pola batik tradisional Jawa yang dapat ditemukan kini. Hal ini menunjukkan bahwa membuat pola batik yang rumit yang hanya dapat dibuat dengan ''canting'' telah dikenal di Jawa sejak abad ke-13 atau bahkan lebih awal.<ref name="Volkenkunde">{{cite web|url=http://volkenkunde.nl/nl/node/1049|title=Prajnaparamita and other Buddhist deities|publisher=Volkenkunde Rijksmuseum|archiveurl=https://web.archive.org/web/20140502004644/http://volkenkunde.nl/nl/node/1049|archivedate=2 May 2014|accessdate=1 May 2014|url-status=dead}}</ref> Pada perempat terakhir abad ke-13, kain batik dari Jawa telah diekspor ke [[kepulauan Karimata]], [[Siam]], bahkan sampai ke [[Mosul]].<ref>{{Cite book|title=China as a Sea Power, 1127-1368|last=Jung-pang|first=Lo|publisher=Flipside Digital Content Company Inc.|year=2013|isbn=9789971697136|location=|pages=}}</ref>
Baris 119 ⟶ 123:
=== Menurut asal pembuatan ===
;Batik Jawa
Sebuah warisan kesenian budaya orang Indonesia, khususnya daerah Jawa yang dikuasai orang Jawa dari turun- temurun. Batik Jawa memunyai motif-motif yang berbeda-beda. Perbedaan motif ini biasa terjadi dikarenakan motif-motif itu memunyai makna, bukan hanya sekadar gambar, tetapi mengandung makna yang mereka dapat dari leluhur mereka, yaitu penganut agama animisme, dinamisme atau Hindu dan Buddha. Batik Jawa banyak berkembang merupakan berasal dari Ponorogo yang kemudian menyebar di daerah Solo atau yang biasa disebut dengan batik Solo, Yogyakarta atau biasa disebut Batik Jogja dan Kota Pekalongan atau yang biasa disebut Batik Pekalongan.<ref>{{Cite web|last=Fandy|first=fandy|date=2020|title=Memahami Tentang Sejarah Batik Indonesia dan Ragam-ragamnya|url=https://www.gramedia.com/literasi/sejarah-batik/|website=Gramedia|access-date=02 Oktober 2024}}</ref>
 
=== Berdasarkan daerah asal ===
Baris 125 ⟶ 129:
* [[Batik Aceh]]
* [[Batik Bali]]
* [[Batik Ponorogo]]
* [[Batik Magetan]]
* [[Batik Banyumas]]
* [[Batik Banten]]
Baris 160 ⟶ 166:
{{col|2}}
* [[Batik Besurek]]
* [[ Batik Irengan]]
* [[Batik Cuwiri]]
* [[Batik Gedog]]