Tag: PembatalanSuntingan perangkat selulerSuntingan peramban selulerSuntingan seluler lanjutan
Baris 9:
== Peperangan di laut ==
Setelah kekalahan Kesultanan Gowa dari VOC yang bersekutu dengan [[Kerajaan Bone|Kesultanan Bone]], Setelah perjanjian Bongaya, dalam dokumen [[lontara]] Karaeng Galesong berpendapat,"Yang menyerah hanya Raja Gowa, itu tidak berarti peperangan harus berakhir". Jadi Karaeng Galesong bersama rekannya [[Karaeng Bontomarannu]] masih terus berperang dilaut terutama sekitar perairan [[Pulau Jawa]] dengan membantu perlawanan [[Trunojoyo]] dan [[Sultan Ageng Tirtayasa]].
=== Sejarah singkat ===
Pada tahun 1600 ([[kalender Jawa]]) atau 1677 M, [[Adipati]] [[Trunojoyo]] dibantu Karaeng Galesong melakukan pemberontakan melawan [[Kesultanan Mataram]] yang beribu kota di [[Kraton Plered|Plered]]. Sunan [[Amangkurat I]] melarikan diri bersama keluarganya. Setelah pasukan Trunojoyo memenangkan pertempuran, mereka segera meninggalkan Plered dan membangun kekuatan baru di [[Kabupaten Kediri]]. Adipati Trunojoyo memproklamasikan diri sebagai raja yang berkuasa atas seluruh tanah [[Jawa]].
Sementara itu, Sunan Amangkurat I beserta keluarga dan para pengikutnya sudah berada di desa [[Ajibarang, Banyumas|Ajibarang]], [[Kabupaten Banyumas]]. Dalam kondisi yang serba sulit, Sunan Amangkurat I jatuh sakit hingga akhirnya dia wafat. Sesuai permintaannya sebelum meninggal, jenazah Sunan Amangkurat I dimakamkan di [[Tegalarum (disambiguasi)|desa Tegalarum]], [[Kabupaten Tegal]].
Pangeran Adipati Anom (putra Sunan Amangkurat I) menyatakan diri sebagai raja baru menggantikan ayahandanya dan bergelar Susuhunan [[Amangkurat II]]. Seluruh kekuatan yang masih setia segera dikumpulkan dan dipusatkan di kota [[Kota Tegal|Tegal]], mereka bersepakat merebut kembali kekuasaan tanah Jawa yang sekarang berada dalam genggaman Adipati Trunojoyo. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, Sunan Amangkurat II meminta bantuan kekuatan militer [[Vereenigde Oostindische Compagnie|VOC]] di [[Batavia]] (Jakarta).
Pada 1601(J) Sunan Amamangkurat II mengerahkan pasukan tempur yang sangat besar untuk menyerang Adipati Trunojoyo di Kabupaten Kediri. Pasukan Kediri kewalahan menghadapi prajurit Mataram yang dibantu serdadu kompeni dengan persenjaataan modern. Setelah melalui pertempuran dahsyat, Adipati Trunojoyo tertangkap dan dijatuhi hukuman mati. Kekuasaan Mataram berhasil ditegakkan kembali oleh Amangkurat II.
Usai menumpas pemberontakan Trunojoyo, Amangkurat II menarik pasukannya menuju [[Kabupaten Semarang]], kemudian dia memberi perintah kepada Pangeran Nrangkusumo agar membuka hutan Wanakerta dan diganti dengan nama [[Kartasura]].