Soraya Esfandiary-Bakhtiary: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android App section source |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android App section source |
||
Baris 42:
Pada bulan Agustus 1953, Soraya menyusul sang Shah yang melarikan diri ke [[Roma]], dan mengeluh kepada duta besar Iran untuk Italia yang tidak mampu mengatur tempat tinggal bagi mereka, sementara pasangan ini terus-menerus dikejar oleh paparazi.{{Sfn|Milani|2011|p=188}} Pada tanggal 19 Agustus 1953, Soraya mengenang betapa murungnya Mohammad Reza ketika berbicara tentang kemungkinan pindah ke AS, tetapi ia langsung bersorak kegirangan saat menerima telegram yang mengabarkan bahwa Perdana Menteri Mosaddegh telah digulingkan.{{Sfn|Milani|2011|p=189}}
[[Berkas:Soraya Pahlavi 1956 (cropped, retouched).jpg|jmpl|Ratu Soraya pada tahun 1956]]
Setelah Mosaddegh digulingkan dalam sebuah kudeta pada tahun 1953, sang Shah perlahan menemukan kembali keceriaannya.{{Sfn|Milani|2011|p=155–160}} Salah satu kegiatan favorit Soraya dan Mohammad Reza ialah menghadiri pesta topeng, meskipun Soraya sering kali mengeluh karena sang Shah selalu memilih kostum singa—yang merupakan simbol kerajaan—sedangkan acapkali ia ingin berdandan sebagai [[Madame de Pompadour]], idenya selalu dianggap tidak pantas untuk seorang ratu. Akhirnya, ia terpaksa memakai kostum [[Jeanne d'Arc]].{{Sfn|Milani|2011|p=155–160}} Soraya kerap memuji suaminya ketika ia menunjukkan perilaku yang dianggapnya "khas Eropa," namun tidak ragu mengkritiknya saat bersikap "khas [[Oriental]]." {{Sfn|Milani|2011|p=155–160}} Soraya mengungkapkan meski sudah pernah menikah dan "memiliki begitu banyak wanita simpanan sebelum bersamaku, Mohammad Reza sebenarnya sangat pemalu di hadapan wanita ... ia tidak suka memperlihatkan perasaannya" dan memuji matanya yang "ekspresif. Cokelat tua, hampir hitam, kadang tegas, kadang sedih atau lembut, mata itu memancarkan daya tarik dan mencerminkan jiwanya.'"{{Sfn|Milani|2011|p=155–160}}
Dikarenakan Soraya dibesarkan di Eropa, ia menganggap Iran sebagai negeri yang "asing" baginya. Hal ini membuat sikapnya terhadap rakyat biasa di Iran, seperti yang diungkapkan oleh sejarawan Iran-Amerika [[Abbas Milani]], terlihat seperti [[rasisme]] secara tidak langsung, yang mencerminkan pandangan negatif dan ketidaknyamanannya terhadap rakyat biasa di negara itu. Bagi Soraya, Eropa selalu menjadi standar kesempurnaan untuk segala hal.{{Sfn|Milani|2011|p=155–160}} Soraya menggambarkan tanggung jawabnya sebagai ratu yang harus mengunjungi "rumah sakit, panti asuhan, lembaga amal, kawasan kumuh tanpa atap, dengan aliran air kotor—yang berasal dari pencuci baju, penggembara, dan anjing—mengalir ke rumah-rumah mereka. [Ia harus menyaksikan] kemiskinan dan kondisi memprihatikan: anak-anak dengan penyakit [[rakitis]], wanita yang menderita, serta pria tua yang kelaparan, semuanya terjebak dalam kotoran gang-gang yang tak lagi layak huni, tempat kemiskinan yang nyata merajalela."{{Sfn|Milani|2011|p=155–160}}
Berbeda dengan [[Teheran]] yang menurutnya "kotor", Soraya menuturkan kekagumannya terhadap betapa "menawannya" [[Paris]].{{Sfn|Milani|2011|p=155–160}} Ia mengenang pengalamannya di Paris dengan berkata, "Setiap hari, hatiku terasa cerah. Hidup terasa ringan... rasanya menyenangkan bisa ke bioskop, menikmati segelas limun di teras kafe... sebuah kesenangan yang terlarang."{{Sfn|Milani|2011|p=155–160}} Soraya juga menceritakan betapa bahagianya bersekolah di Eropa, sangat kontras dengan sekolah-sekolah di Iran yang diasosiasikan dengan "seragam abu-abu, ruang kelas yang tercemar oleh kompor yang mengeluarkan asap, serta pelajaran, pekerjaan rumah, dan beban kerja yang membuat kelelahan."{{Sfn|Milani|2011|p=155–160}}
[[Berkas:Mohammadreza pahlavi and soraya esfandiary.jpg|jmpl|kr|Soraya dan Shah Mohammad Reza pada tahun 1953]]
==Catatan==
|