Jati, Saguling, Bandung Barat: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 24:
== Tragedi Pasir Bandera ==
Tragedi Pasir Bandera adalah peristiwa dibakarnya pos penjagaan Polisi yang terletak di bukit (Sunda:Pasir) Bandera oleh gerombolan yang mengaku anggota DI/TII di desa jati sekitar tahun 1954.Dalam peristiwa itu kurang lebih 30 orang Polisi hangus terbakar. Letak Pasir Bandera sendiri hanya berjarak 300 m ke arah timur dari kantor Desa Jati. Menurut saksi mata diantaranya Aki Omo, Aki Emang, Ma Ita, Aki Yuhdi, Ang Guru Amid Hs yang menyaksikan langsung peristiwa tersebut, Tragedi Pasir Bandera sangat mengerikan dan berakibat trauma berkepanjangan.
Seperti banyak dikisahkan penduduk desa Jati yang sempat menyaksikan peristiwa itu terjadi ditengah berkecamuknya pemberontakan DI/TII pimpinan [[Karto suwiryo]]. Kegiatan gerombolan yang merajalela di desa jati waktu itu adalah merampok harta benda penduduk diantaranya : Beras, Padi, uang, pakaian, domba, hingga anak gadis (cantik).Untuk menjaga keamanan di daerah tersebut pemerintah menugaskan satu regu polisi yang bermarkas di sebuah bukit yang bernama Pasir Bandera.
== Adat dan budaya ==
Masyarakat desa jati memiliki adat dan budaya yang umum dimiliki oleh masyarakat Ki Sunda di tatar sunda pada umumnya. Namun ada beberapa yang unik dan khas yang masih tetap dijaga dan di lestarikan keberadaannya. Adat dan budaya tersebut diantaranya : ngadu domba, ngadu kolecer,ngadu lodong dll. [[Ngadu domba ]]bagi masyarakat Desa Jati sejak dahulu memang bukan merupakan ajang judi taruhan, tapi merupakan adu ketangkasan dan kekuatan (fisik) domba adu semata. Oleh Karena domba adu harus selalu sehat dan kuat, untuk itu dibutuhkan perawatan dan pemeliharaan khusus yang sudah barang tentu menguras kocek sang empunya. Disinilah nilai seninya yang secara tidak langsung menggambarkan kemampuan dan status sosial sang pemilik domba.Nilai status sosial pemilik domba akan bertambah seiring kemenangan dari domba yang di adu, sehingga tidak mengherankan jika harga jual domba yang sering menang dalam kontes, akan melambung hinggapuluhan juta rupiah.Dari seni dan budaya ngadu domba ini mestinya akan terbuka simpul-simpul bisnis lainseperti: jamu khusus untuk domba adu, rumput khusus makanan Domba, asesoris domba adu, hingga paket wisata budaya yang bisa ditawarkan kepada turis baik lokal maupun mancanegara.Untuk kesenian sunda yang ada di desa Jati seperti wayang golek, calung, degung, reog, bahkan kesenian sunda buhun seperti pantun dan beluk masih ada grup yang eksis melestarikannya diantaranya grup Lingkung seni GIRI PAJAR pimpinan Bapak Dalan Rahmat.Beberapa tokoh seni desa Jati (Dalang [[Wayang Golek]])yang pernah tercatat adalah : Dalang Rahmat (Murid Dalang [[Asep Sunandar
{{Batujajar, Bandung Barat}}
|