Angngaru: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Sajaksi (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Sajaksi (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
Baris 1:
'''''Angngaru''''' (bersumpah) merupakan ikrar yang diucapkan orang-orang Gowa dulu. Sebuah ungkapan kata yang puitis dan mengandung nilai sastra yang diucapkan dalam bahasa Makassar. ''Angngaru'' dianggap mempunyai nasihat sehingga tidak boleh dianggap hanya sebahaisebagai ungkapan manis tanpa makna belaka. Melalui seorang tubarani (Pemberani) atau wakil salah seorang gallarang di hadapan raja kalimat sumpah setia penuh keberanian diucapkan dengan lantang diikuti dengan wajah yang seram dan berani menentang wajah sang raja.
 
''Aru'' atau ''Angngaru'' dipercayai mengandung nilai magis dan religius. Oleh karena itu ''Aru'' harus diungkapkan dan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh. Pada zaman dahulu ''Angngaru'' dilakukan sebelum prajurit berangkat ke medan perang di mana para prajurit terlebih dahulu mengucapkan sumpah ''aru'' (sumpah setia) didepan raja. Prajurit bersumpah mempertahankan wilayah serta membela kebenaran dan tidak akan mundur dalam perang sebelum mengalahkan musuh.
 
Akan tetapi seiring perkembangan zaman yang begitu cepat tradisi ''Angngaru'' yang dulunya dilakukan sebelum melakukan peperangan kini mengalami pergeseran dimana tradisi ini dilaksanakan tidak lagi dalam konteks perang akan tetapi ''Angngaru'' sering digunakan dalam berbagai kegiatan seperti upacara adat, perkawinan, pertunjukan seni maupun penyambutan tamu kehormatan dan berbagai kegiatan lainnya.<ref>{{Cite book|last=Syamhari|date=2019|url=https://repositori.uin-alauddin.ac.id/17735/1/Buku%20Ragam%20Budaya.pdf|title=Ragam Budaya Lokal|location=Makassar|publisher=repositori uin alauddin|url-status=live}}</ref>
 
== Teks ''Angngaru'' ==
Biimillahi Rahmani Rahim Atta…karaeng
 
Tabe’ kipammoporang mama’
 
== Referensi ==