Surat: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Wadaihangit (bicara | kontrib) k Menambahkan foto ke halaman #WPWP |
Todayisvous (bicara | kontrib) menambahkan pranala dalam |
||
Baris 9:
== Sejarah surat dunia ==
=== Persia dan Mesir ===
Pada awalnya, surat berisikan dokumen-dokumen pemerintah yang biasa dikirimkan dari satu tempat ke tempat lain dengan [[kuda]] ataupun kereta kuda. Sistem pengiriman [[pos]] di dunia dimulai di [[Mesir]] sekitar tahun 2000 SM. Di Mesir, di mana pertukaran kebudayaan dengan [[Babilonia]] terjadi, pembungkus surat atau amplop bisa berupa kain, kulit binatang, atau beberapa bagian sayuran. Mereka juga membungkus pesan mereka menggunakan lapisan tipis dari [[tanah liat]] yang dibakar. Sedangkan kekaisaran [[Persia]] di bawah kekuasaan [[Cyrus]] sekitar tahun 600 SM menggunakan sistem pengiriman pesan yang terintegrasi.<ref name="lookd">[http://lookd.com/postal/history.html Postal Services History], LookD.com</ref> Pengendara kuda ([[Chapar]]) akan berhenti di titik-titik pos tertentu (Chapar-Khaneh). Di sini, pengendara kuda akan mengganti kudanya dengan yang baru untuk mendapatkan kecepatan maksimum dalam pengiriman pesan. Sistem ini disebut dengan ''angariae''.<ref>Herodotus, Herodotus, trans. A.D. Godley, vol. 4, book 8, verse 98, pp. 96–97 (1924).</ref>
=== Tiongkok ===
Baris 15:
=== India ===
Perkembangan pertumbuhan dan kestabilan politik di bawah kekuasaan [[Kekaisaran Mauryan]] (322-185 SM) memperlihatkan perkembangan infrastruktur di [[India]] Kuno. Kaum [[Mauryan]] mendirikan sistem pengiriman pesan, pendirian sumur umum, rumah peristirahatan, dan fasilitas-fasilitas umum lainnya.<ref>Dorn 2006: 145</ref> Pengiriman pesan dilakukan menggunakan kereta terbuka yang ditarik kuda yang disebut dengan ''[[Dagana]]''.<ref>Prasad 2003: 104</ref>
Selain itu, pada masa ini para penguasa juga melindungi tanah-tanah yang mereka punya dengan mengirimkan pesan kepada polisi atau agen militer tempat mereka berada dalam arus komunikasi seperti melalui pembawa pesan dan [[merpati pos]]. Terkadang masyarakat awam juga mengirimkan surat kepada kerabatnya yang tinggal berjauhan.<ref>Mazumdar 1990: 1</ref>
Baris 35:
Perposan di [[Indonesia]] sudah dimulai sejak zaman [[Kerajaan Majapahit]], [[Sriwijaya]], dan [[Tarumanegara]] dalam bentuk tertulis atau surat menyurat. Huruf yang digunakan adalah huruf [[Palawa]] yang menjadi aksara [[Jawa]] di kemudian hari. Surat-surat beredar di kalangan biarawan dan bangsawan seiring dengan masuknya [[Hindu]] dan [[Buddha]] di Indonesia. Pada waktu itu surat dibuat menggunakan [[batu]], [[kayu]], maupun [[kertas]]. Kertas di sini merujuk kepada bahan-bahan seperti kulit [[bambu]] yang diiris tipis-tipis dan menggunakan daun [[lontar]].
Lalu, kedatangan [[Belanda]] di Indonesia juga turut memengaruhi perkembangan surat-menyurat di Indonesia. Pada tahun 1596, Datanglah [[Cornelis de Houtman]] yang membawa surat bagi raja-raja di [[Jakarta]] dan [[Banten]]. Pada waktu itu, surat yang beredar hanya ditujukan bagi pejabat resmi dan tidak mengandung pemberitaan tentang kompeni di [[Indonesia]]. Selain itu, pada saat itu pula, layanan pos walaupun sudah cukup maju, masih belum mencapai tahap teratur; masih tergantung pada kapal kompeni yang berlayar dari pulau ke pulau. Akhirnya, pada 26 Agustus 1746 dibangunlah kantor pos resmi pertama di Jakarta oleh [[Gubernur Jenderal G.W. Baron van Inhoff]]. Tujuan dibangunnya kantor pos ini untuk memfasilitasi dan menjamin keamaaan suarat-surat yang dikirim khususnya bagi mereka yang di luar Pulau Jawa.<ref>{{Cite web |url=http://www.posindonesia.co.id/profile.php?id=2 |title=Salinan arsip |access-date=2011-03-18 |archive-date=2010-06-23 |archive-url=https://web.archive.org/web/20100623074703/http://www.posindonesia.co.id/profile.php?id=2 |dead-url=yes }}</ref>
Pada masa pemerintahan [[Daendels]] dibangun jalan raya pos Anyer-Panarukan pada 1809 yang diselesaikan dalam satu tahun. Jalan ini terbetang sepanjang pantai utara [[Jawa Barat]] hingga [[Jawa Timur]] . Pembangunan ini terinspirasi dengan pembangunan jalan pos di Kekaisaran Romawi dengan nama ''[[Cursus Publicus]]''. Dalam perjalanannya, terjadi berbagai perkembangan-perkembangan kecil seperti adanya tarif untuk pos yang melintasi laut. Pada masa pemerintahan [[Jepang]], sempat dikenal pula Dinas Tabungan Pos untuk pengerahan uang bagi keperluan militer Jepang.<ref>http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/484/jbptunikompp-gdl-asepsandyn-24180-1-unikom_a-i.pdf</ref>
Setelah merdeka, terjadi pengambilalihan Jawatan Pos Telegraf dan Telpon (PTT) dari tangan jepang hingga akhirnya pada 27 Desember 1945 berhasil dikuasai.<ref>{{Cite web |url=http://arkeologi.web.id/articles/permuseuman/1132-melongok-sejarah-surat-menyurat-indonesia |title=Salinan arsip |access-date=2011-03-18 |archive-date=2010-10-06 |archive-url=https://web.archive.org/web/20101006230003/http://arkeologi.web.id/articles/permuseuman/1132-melongok-sejarah-surat-menyurat-indonesia |dead-url=yes }}</ref> Hari itu kemudian diperingati sebagai [[Hari Bakti Postel]]. Sejak saat itu, banyak terjadi perombakan sistem pos yang ada, termasuk perluasan-perluasan wilayah mencakup daearah-daerah yang sulit dijangkau.<ref>Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi. (1980). Sejarah Pos dan Telekomunikasi Indonesia, Volume 1-3. Jakarta: Departemen Perhubungan</ref>
== Jenis surat ==
Baris 122:
Dalam Bahasa Indonesia Surat Elektronik sering disingkat dengan kata surel, yang dalam bahasa inggrisnya adalah ''email atau electric mail.''
Untuk mengakses surel, kita bisa memilih salah satu cara. Pertama dengan menggunakan ''browser'' seperti [[Internet Explorer]] atau [[Mozilla Firefox]]. Surel dengan basis ''[[Peramban web|browser]]'' biasanya menyediakan layanan tersebut secara gratis. Kedua dengan program pengakses surel seperti [[Microsoft Outlook]]. Keuntungannya kita tidak harus selalu membuka internet untuk membuka surel yang ada.<ref name="asal-usul.com"/>
== Bentuk ==
|