Bahasa Jawa Tegal: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Syf.Ed77 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Syf.Ed77 (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 81:
Bahasa Jawa Tegal memiliki banyak kesamaan dengan rumpun bahasa Jawa Bagian Barat lainnya, terutama dengan [[bahasa Jawa Banyumasan]]. Kesamaan ini umumnya meliputi kosakata yang digunakan. Meskipun memiliki kosakata yang relatif sama dengan bahasa Jawa Banyumasan, Penutur dialek Tegal tidak serta merta ingin disebut ''Ngapak'' karena beberapa alasan, diantaranya perbedaan intonasi, pengucapan, dan makna kata. Sebagai bentuk pelestarian bahasa Jawa dialek Tegal, saat ini [[Universitas Pancasakti Tegal|Universitas Pancasakti]] yang terletak di Kota Tegal mulai menjadikan puisi berbahasa Jawa Tegal sebagai salah satu bahan ajar di perkuliahan.<ref>{{Cite news|url=http://jateng.tribunnews.com/2018/12/29/puisi-berbahasa-tegalan-mulai-jadi-bahan-ajar-di-ups-kota-tegal|title=Puisi Berbahasa Tegalan Mulai Jadi Bahan Ajar di UPS Kota Tegal|work=[[Tribunnews|Tribunnews.com]]|language=id|access-date=2019-02-20|last=priyanto|first=mamdukh adi}}</ref>
 
== Ciri khasKekhasan ==
Selain pada intonasinya, bahasa Jawa dialek [[Tegal]] juga memiliki ciri khas padatersendiri dalam pengucapan setiaptiap frasanyafrasa, yakniyaitu apa yang terucapdiucapkan sama dengan apa yang tertulisditulis. SecaraSebagaimana positif -seperti dipaparkandijelaskan oleh Ki [[Enthus Susmono]] dalam [[Kongres Bahasa Tegal|Kongres Bahasa Tegal I-]], hal ini dinilai memengaruhimempengaruhi perilakukonsistensi konsistenperilaku masyarakat penggunanya. Untuk lebih jelasjelasnya, maridapat kitadilihat amatidari beberapa contoh dan tabel berikut ini:.
 
* ''padha'', dalam dialekbahasa Jawa Tegal tetap diucapkan ''pada'', seperti halnya pengucapan dalam [[bahasa Indonesia]], tidak seperti bahasa Jawa ''wéṭananWetanan'' (Yogyakarta,dituturkan Surakarta,dari dan[[Pekalongan]] sekitarnyadi barat sampai ke timur hingga [[Banyuwangi]]) yang mengucapkanmengucapkannya menjadi ''pådhå''.
* ''saka'', (dari) dalam dialekbahasa Jawa Tegal tetap diucapkan ''saka'', tidakberbeda sepertidengan bahasa Jawa ''wéṭananWetanan'' (Yogyakarta, Surakarta, danyang sekitarnya) yangmengucapkannya mengucapkanmenjadi ''såkå''.
 
Karena perbedaan pelafalan vokal /a/ dan /o/ tersebut, dialek utama dalam [[bahasa Jawa]] terbagi menjadi dua, yakni dialek Barat (''Kulonan'') yang melafalkan /a/ dan dialek Timur (''Wetanan'') yang melafalkan /o/. Berikut perbandingannya dalam tabel di bawah ini.
 
Tabel 1 (perbedaan pengucapan)
{| class="wikitable"
|+
!Jawa ''Kulonan''{{br}}{{small|(termasuk dialek Tegal)}}
!Dialek Tegal
!Bahasa Jawa Standar''Wetanan''
|-
|''padha''
Baris 109 ⟶ 110:
|}
 
Dalam kasushal tersebutini, Enthus menilai masyarakat penggunayang menggunakan bahasa Jawa ''wéṭananWetanan'' (Surakarta,kurang Yogyakarta,konsisten dandalam sekitarnya)mengucapkan kurangbeberapa konsistenkata, ketikamisalnya mengucapkankata ''gatutkaca'' ditambahiyang ditambahkan akhiran '''-ne''. KataOleh itupenutur bahasa Jawa ''Wetanan'' kata tersebut bukantidak lagi diucapkan ''gatutkoconegatutkacane'', melainkan ''katutkacanegatutkåcåne'',. sepertiBerikut yangini dituturkanperbandingannya oleh masyarakat Tegal. Lihatpada tabel berikutdi ini:bawah.
 
Tabel 2 (kesamaan ucapan pada kata dasar ditambah akhiran ''ne'')
{| class="wikitable"
|+
!Kata Dasardasar
!Jawa ''Kulonan''{{br}}{{small|(termasuk dialek Tegal)}}
!Dialek Tegal
!Bahasa Jawa Standar''Wetanan''
|-
|''segane'' + ''-ne''
|''segane''
|''sĕgåné'', bukan ''segone''
|-
|''gatutkaca'' + ''-ne''
|''gatutkacane''
|''gatutkåcåné'', bukan ''gatutkocone''
|-
|''rupa'' + ''-ne''
|''rupane''
|''rupåné'', bukan ''rupone''