Bima Arya Sugiarto: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: menambah kata-kata yang berlebihan atau hiperbolis VisualEditor |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 42:
Dr. H. Bima Arya Sugiarto (lahir 17 Desember 1972) adalah seorang akademisi yang terjun menjadi politisi. Bima Arya terpilih sebagai Wali Kota Bogor dua periode (7 April 2014 - 7 April 2019 & 20 April 2019 - 20 April 2024).
Usai meraih gelar doktor, Bima kembali ke Jakarta dan aktif mengajar di Universitas Paramadina. Selain, Penyandang gelar Doktor Ilmu Politik dari Australian National University ini juga merupakan pendiri Charta Politika Indonesia, salah satu konsultan politik terbaik di Indonesia.
Setelah menjajaki karier di bidang pendidikan dan politik, Bima mulai terjun ke dunia politik dan bergabung dengan Partai Amanat Nasional (PAN).Bima mencalonkan diri sebagai Wali Kota Bogor berpasangan dengan Usmar Hariman pada 2013. Bima bersama Usmar kemudian dilantik menjadi Wali Kota Bogor pada 7 April 2014 di Gedung DPRD Kota Bogor.
Pada Pilkada 2018, Bima kembali mencalonkan diri sebagai wali kota bersama Dedie A Rachim, mantan Direktur Pembinaan Jaringan dan Kerja Sama Antar Komisi dan Instansi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Dalam pilkada tersebut, Bima dan Dedie berhasil memenangi pilkada dengan perolehan 215.708 suara atau 43,64 persen suara.
Selain itu, Bima Arya juga terpilih secara aklamasi menggantikan Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany sebagai Ketua Dewan Pengurus Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia atau Apeksi dalam Musyawarah Nasional VI Apeksi di Jakarta Februari 2021.
Bima Arya adalah salah satu pendiri Partai Amanat Nasional (PAN) di Jawa Barat pada 1998 dan saat ini menjabat sebagai Ketua DPP Partai Amanat Nasional.
|