Jalur kereta api lintas Jakarta: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
RaFaDa20631 (bicara | kontrib) |
||
Baris 35:
=== Lintas tengah Jakarta ===
Jalur ini dirintis pada tahun 1904 bersama dengan segmen Tanjung Priok–Kemayoran, menghubungkan [[Stasiun Tanah Abang|Tanah Abang]] dengan [[Jalur kereta api Jakarta Kota–Cikampek|Batavia–Karawang]] melalui Struiswijk (sekarang [[Stasiun Salemba|Salemba]]). Jalur ini berpotongan dengan dengan [[Jalur kereta api Jakarta Kota–Bogor|jalur Batavia–Buitenzorg]] yang kala itu masih dimiliki NIS, tepatnya di [[Stasiun Pegangsaan]], mulanya dibangun untuk kepentingan militer.{{Sfn|de Bruyn Kops|1940|p=436}} Ke arah timur dari Salemba, jalur ini bercabang dua: yang satu ke arah [[Stasiun Kramat|Kramat]], dan yang lain ke arah [[Stasiun Gang Sentiong|Gang Sentiong]]. Semula, jalur ini direncanakan disambungkan dengan [[Stasiun Gambir|Stasiun Weltevreden NIS]] berdasarkan undang-undang tertanggal 15 Juli 1896, tetapi diubah sehubungan dengan akuisisi BOS oleh SS.<ref name="korte"/>{{rp|59}}
Seiring berkembangnya kawasan pinggiran Batavia, jalur lintas tengah ini mengalami permasalahan, karena terdapat tiga perpotongan sekaligus: dengan Batavia–Buitenzorg, jalan raya Batavia–Meester Cornelis; serta jalur milik [[Nederlandsch-Indische Tramweg Maatschappij]] (NITM). Setelah jalur Batavia–Buitenzorg diambil alih oleh SS, pada jalur Batavia–Buitenzorg dibuatkan sebuah percabangan di antara [[Stasiun Cikini|''Halte'' Cikini]] dan [[Stasiun Pegangsaan|''Halte'' Pegangsaan]], menuju Salemba. Percabangan jalur ini tidaklah penting bagi lalu lintas penumpang; dan hanya diperuntukkan bagi lalu lintas barang. Meski hubungan ini kurang terjalin, kemacetan lalu lintas jalan raya di perlintasan sebidang dapat diupayakan untuk terus berkurang secara signifikan.{{Sfn|de Bruyn Kops|1940|p=437}}
|