Anarko-Sindikalisme: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 0 sources and tagging 1 as dead.) #IABot (v2.0.9.2
Kibe00 (bicara | kontrib)
Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan.
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Tugas pengguna baru Disarankan: tambahkan pranala
 
Baris 3:
'''Anarko-Sindikalisme''' adalah cabang dari [[anarkisme]] yang berkonsentrasi kepada [[gerakan buruh|pergerakan buruh]].<ref>Sorel, Georges. 'Political Theorists in Context' Routledge (2004) hal. 248</ref> Sindikalis merupakan kata [[Prancis]] yang bermakna "serikat buruh". Para penganut [[ideologi]] ini disebut dengan '''Anarko-Sindikalis'''. Anarko-Sindikalis berpendapat bahwa [[serikat buruh]] merupakan kekuatan yang potensial untuk menuju kepada [[revolusi sosial]], menggantikan [[kapitalisme]] dan [[negara]] dengan tatanan masyarakat baru yang mandiri dan demokratis oleh kelas pekerja.
Anarko-Sindikalis memandang serikat [[buruh]] berpotensi sebagai kekuatan revolusioner untuk [[perubahan sosial]], mengganti sistem [[Kapitalisme]] dan negara dengan sebuah masyarakat baru yang dikelola secara demokratis oleh kaum pekerja. Anarko-Sindikalis berupaya menghapuskan sistem kerja-upah<ref>Though not all seek to abolish wages per se. Ralph Chaplin states that "the ultimate aim of the General Strike as regards wages is to give to each producer the full product of his labor. The demand for better wages becomes revolutionary only when it is coupled with the demand that the exploitation of labor must cease." Chaplin, Ralph, 1933, The General Strike for Industrial Freedom, p. 6.</ref> dan negara atau kepemilikan pribadi terhadap alat produksi, yang menurut mereka menuntun pada pembagian kelas. Anarko-Sindikalis merupakan aliran gerakan [[anarkis]] yang populer dan aktif hingga hari ini. Gerakan Anarko-Sindikalis memiliki pendukung yang cukup banyak di dunia dengan berbagai organisasinya di berbagai belahan dunia.
 
== Sejarah<ref>{{Cite news|url=https://tirto.id/para-pemikir-anarkisme-siapa-saja-mereka-dnFm|title=Errico Malatesta dan Para Pemikir Anarkisme yang Berpengaruh|work=[[Tirto|Tirto.id]]|language=id|access-date=2019-05-06}}</ref> ==
Jauh sebelum [[Revolusi Prancis|Revolusi Perancis]], Gerald Wistanle dan [[William Godwin]] telah mulai memperkenalkan filsafat anarkisme pada abad 17 dan 18. Wistanle lewat The New Law of Righteousness menyebut bahwa "semua orang beriman akan menjual harta benda dan barang-barang mereka lalu membagikan hasilnya kepada semua orang yang memerlukan".
 
Lewat ayat tersebut Wistanle berpendapat "ketika Tuhan menciptakan bumi, tidak terdapat satu kata pun yang diucapkan sejak awal bahwa satu cabang umat manusia berhak berkuasa atas yang lain, tapi imajinasi yang egoislah yang membuat manusia merasa dapat mengatur dan memerintah yang lain." Gagasan Wistanle juga berpijak pada pemikiran radikal Inggris Kuno pada zaman Pemberontakan Petani (Peasants' Revolt) pada tahun 1381.
Baris 12:
Sementara Godwin, dalam bukunya yang berjudul Enquiry Concerning Political Justice yang terbit pada 1793 menjelaskan secara gamblang tentang prinsip-prinsip ekonomi dan politik dari anarkisme.<ref>Godwin, W. (2018). Enquiry concerning political justice. In ''The Economics of Population'' (pp. 37-40). Routledge.</ref> Godwin yang bertindak sebagai bagian dari kelompok anarkisme-komunis menekankan egalitarianisme, penghapusan hierarki sosial, penghapusan perbedaan [[stratifikasi sosial]], kesejahteraan yang merata, penghapusan [[kapitalisme]], dan produksi massal berdasarkan kesukarelaan.
 
Akhir abad ke 19, diskursus mengenai anarkisme mulai terbuka dengan dasar pemikiran yang lebih sistematik. Pemikir seperti [[Max Stirner]], [[Pierre-Joseph Proudhon|Pierre-Josheph Proudhon]], dan Michael Bakunin menghadirkan gagasan mereka langsung di hadapan para kaum buruh. Stirner yang gaya pemikirannya lekat dengan atmosfer filsafat romantisme Jerman, membawakan anarkisme dalam bentuk egoisme yang fanatik. Serangan terhadap kapitalisme dan [[sosialisme negara]] menjadi landasan awal bagi anarkisme. Proudhon adalah tokoh pertama yang secara terbuka mendeklarasikan diri sebagai seorang anarkis. Karyanya seperti "What is Property", Economic Contradictions", dan "The Political Capacity of The Working Classes", penuh dengan pemikiran mengenai mutualisme dan federalisme, yang mana di masa datang memiliki pengaruh besar terhadap pertumbuhan anarkisme sebagai gerakan massa.<ref>Proudhon, P. J. (1876). [https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=K_8wAAAAMAAJ&oi=fnd&pg=PA1&dq=What+is+Property+&ots=P0EevVTf6_&sig=KCdQyiwdvr1a7qfIrX2uWrOHnE4&redir_esc=y#v=onepage&q=What%20is%20Property&f=false ''What is property?: An inquiry into the principle of right and of government'' (Vol. 1)]. BR Tucker.</ref><ref>Proudhon, P. J. (1888). [https://whichsideareyouon.link/wp-content/uploads/2018/08/pierre-joseph-proudhon-system-of-economical-contradictions-or-the-philosophy-of-poverty-1.pdf ''System of economical contradictions; or, The philosophy of misery'' (Vol. 4)]. BR Tucker.</ref> Ia mencoba mengahapus stigma negatif yang sering dilekatkan pada anarkisme. Hingga pada 1864, bersama rekan-rekannya, Proudhon membentuk First International Workingmen's Association, organisasi serikat buruh pertama yang juga menjadi asal mula serikat buruh.<ref>Saul K. Padover (ed. and trans.), "Introduction: Marx's Role in the First International," in Karl Marx, ''The Karl Marx Library, Volume 3: On the First International.'' Saul K. Padover, ed. and trans. New York: McGraw-Hill Book Company, 1971; hal. xiv.</ref><ref>Raymond, W. J. (1992). ''Dictionary of politics: selected American and foreign political and legal terms''. Brunswick Publishing Corp.</ref>
 
Pada masa ketika Perancis diokupasi oleh pemerintahan komunis-anarkis, Kropotkin, seorang ilmuan otodidak, datang membawa gagasan yang ia kembangkan dari gagasan Bakunin. Ia menelurkan analisis yang kelak menjadi cikal bakal pemikiran anarko-komunisme. Menurutnya, kompetisi menjadi dalang yang menjadikan manusia tidak berkembang.