Jenghis Khan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Swarabakti (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan visualeditor-wikitext |
|||
Baris 85:
Ketegangan pun mulai muncul di antara anak-anak yang beranjak dewasa. Baik Temüjin maupun Behter memiliki alasan untuk mengklaim posisi ayah mereka: Temüjin adalah putra dari istri utama Yesügei, tetapi Behter setidaknya dua tahun lebih tua. Bahkan jika mengikuti [[hukum levirat]], Behter bisa saja menikahi Hö'elün saat ia dewasa dan menjadi ayah tiri Temüjin.{{sfn|May|2018|pp=25–26}} Konflik tersebut diperburuk oleh pertengkaran yang sering terjadi karena perebutan hasil buruan. Pada akhirnya, Temüjin dan adiknya, Qasar, menyergap dan membunuh Behter. Tindakan ini dianggap tabu dan tidak masuk dalam catatan resmi, tetapi disebutkan dalam ''Sejarah Rahasia'', di mana tercatat bahwa Hö'elün memarahi kedua putranya dengan keras. Adik laki-laki Behter, Belgutei, tidak membalas dendam dan kemudian menjadi salah satu sekutu terdekat Temüjin, bersama dengan Qasar.{{sfnm|Ratchnevsky|1991|1pp=23–24|de Rachewiltz 2015|2loc=§76–78}} Pada masa ini, Temüjin juga menjalin persahabatan dekat dengan [[Jamukha]], seorang anak laki-laki dari keluarga bangsawan. Mereka saling bertukar hadiah berupa [[shagai|tulang buku jari]] dan anak panah dan membuat pakta {{lang|mn|''anda''}}, sebuah sumpah [[saudara sedarah]] tradisional Mongol, ketika mereka berusia sebelas tahun.{{sfnm|Man|2004|1p=74|de Rachewiltz 2015|2loc=§116|3a1=Fitzhugh|3a2=Rossabi|3a3=Honeychurch|3y=2009|3p=101}}
Karena keluarga Temüjin tidak memiliki sekutu yang kuat, ia ditangkap beberapa kali.{{sfnm|Ratchnevsky|1991|1pp=25–26|2a1=Fitzhugh|2a2=Rossabi|2a3=Honeychurch|2y=2009|2pp=100–101}} Ketika
== Naik ke tampuk kekuasaan ==
Baris 102:
Temüjin dengan cepat dinyatakan sebagai khan Mongol oleh para pengikut dekatnya.{{sfnm|Atwood|2004|1p=98|Brose|2014|2loc=§ "Building the Mongol Confederation"}} Toghrul senang dengan naiknya Temüjin, tetapi Jamukha cemburu dan kesal. Hal ini menyebabkan meningkatnya ketegangan, yang akhirnya berubah menjadi konflik terbuka. Sekitar tahun 1187, Temüjin dan Jamukha bertempur [[Pertempuran Dalan Balzhat|di Dalan Baljut]], kala kedua pasukan berimbang, tapi Temüjin jelas kalah. Sejarawan selanjutnya, seperti Rashid al-Din, mengklaim bahwa Temüjin menang, tetapi catatan mereka tidak konsisten dan saling bertentangan.{{sfn|Ratchnevsky|1991|pp=44–47}}
Sejarawan modern seperti Ratchnevsky dan Timothy May percaya bahwa kemungkinan besar Temüjin menghabiskan sebagian besar dekade setelah pertempuran di Dalan Baljut dengan bekerja sebagai pelayan dinasti Jurchen [[dinasti Jin (1115–1234)|Jin]] di [[Tiongkok Utara]].{{sfnm|Ratchnevsky|1991|1pp=49–50|May|2018|2p=32}} Zhao Hong mencatat bahwa Jenghis Khan di masa depan menghabiskan beberapa tahun sebagai budak Jin. Meskipun hal ini pernah dianggap sebagai arogansi nasionalisme, namun kini hal ini dianggap mungkin terjadi, terutama karena tidak ada sumber lain yang memberikan penjelasan yang meyakinkan tentang apa yang dilakukan Temüjin antara pertempuran di Dalan Baljut dan sekitar tahun 1195.{{sfn|Ratchnevsky|1991|pp=49–50}} Adalah hal yang umum bagi para pemimpin padang rumput yang kecewa dan pejabat Tiongkok yang dipermalukan untuk mencari perlindungan di seberang perbatasan. Fakta bahwa Temüjin muncul kembali dengan kekuatan yang besar menunjukkan bahwa ia mungkin mendapat manfaat dari waktunya melayani Jin. Karena
=== Mengalahkan pesaing ===
Baris 160:
=== Konsolidasi kekuatan (1206–1210) ===
{{further|Penaklukan Xia Barat oleh Mongol}}
Antara tahun 1204 dan 1209, Jenghis Khan berfokus pada konsolidasi dan mengamankan negara yang baru dibentuknya.{{sfn|Ratchnevsky|1991|p=101}} Selama periode ini, ia menghadapi tantangan yang signifikan dari [[shaman|dukun]] Kokechu, yang ayahnya, Münglig, telah membelot ke Temüjin (Jenghis Khan) dan diizinkan untuk menikahi ibu Jenghis, Hö'elün. Kokechu, yang telah mendeklarasikan Temüjin sebagai Jenghis Khan dan mengambil gelar [[Tengrist]] "Teb Tenggeri" (yang berarti "Sepenuhnya Surgawi") karena ilmu sihir yang diklaimnya, mendapatkan pengaruh yang cukup besar di antara rakyat jelata Mongol dan berusaha untuk memecah belah keluarga kekaisaran.{{sfnm|Ratchnevsky|1991|1pp=97–98|Atwood|2004|2p=531|Weatherford|2004|3p=73}} Kokechu pertama kali mengincar saudara laki-laki Jenghis Khan, Qasar. Karena selalu tidak dipercaya oleh Jenghis, Qasar dipermalukan dan hampir dipenjara dengan tuduhan palsu sampai ibu mereka, Hö'elün, turun tangan dan menegur Jenghis di depan umum. Meskipun demikian, pengaruh Kokechu terus berkembang, dan
Selama tahun-tahun ini, bangsa Mongol memperluas kendali mereka atas wilayah-wilayah di sekitarnya. Pada 1207, Jenghis Khan mengirim putranya, Jochi, ke utara untuk menaklukkan {{ill|Hoi-yin Irgen|ja|ホイン・イルゲン}}, sekelompok suku yang terletak di tepi [[Taiga Siberia Timur|taiga Siberia]]. Jochi mendapatkan aliansi pernikahan dengan [[suku Oirat]], mengalahkan suku [[Kirgiz Yenisei]], dan menguasai perdagangan biji-bijian dan bulu, serta [[tambang emas]] di wilayah tersebut.{{sfnm|May|2018|1pp=44–45|Atwood|2004|2p=502}} Sementara itu, tentara Mongol bergerak ke arah barat, di mana mereka mengalahkan persekutuan Naiman-Merkit di sepanjang [[Sungai Irtysh]] pada akhir 1208. Khan Naiman terbunuh dalam pertempuran tersebut, dan Kuchlug, pemimpin Naiman lainnya, melarikan diri ke [[Asia Tengah]].{{sfnm|Ratchnevsky|1991|1p=102|May|2018|2p=45}} Pada tahun 1211, [[orang Uighur]], yang dipimpin oleh [[Baurchuk Art Tekin|Barchuk]], membebaskan diri mereka dari kendali [[Qara Khitai]] dan menjadi masyarakat menetap pertama yang tunduk pada bangsa Mongol, dan bersumpah setia kepada Jenghis Khan. Penyerahan diri ini menandai perluasan pengaruh Mongol atas [[Sedentisme|peradaban menetap]] yang signifikan.{{sfnm|Ratchnevsky|1991|1pp=102–103|Atwood|2004|2p=563}}
Baris 187:
| footer = Penggambaran konflik Mongol-Jin dari manuskrip Persia abad ke-14. Dari atas: [[Pertempuran Yehuling]] (1211); sebuah pertikaian antara Mongol dan kavaleri Jin; Jenghis memasuki [[Zhongdu]] usai merebutnya pada 1215.
}}
Pada tahun 1209, [[Wanyan Yongji]] merebut tahta dinasti Jin. Setelah sebelumnya bertugas di perbatasan padang rumput,
Setelah memanggil {{lang|mn|kurultai}} (dewan pemimpin Mongol) pada Maret 1211, Jenghis Khan melancarkan [[penaklukan dinasti Jin oleh Mongol|invasinya ke Jin Tiongkok]] pada Mei tahun itu. Pada bulan Juni, bangsa Mongol telah mencapai lingkar luar pertahanan perbatasan Jin. Benteng-benteng ini dijaga oleh suku Ongud, yang dipimpin oleh Alaqush, yang membiarkan bangsa Mongol lewat tanpa perlawanan.{{sfnm|Ratchnevsky|1991|1pp=109–109|Sverdrup|2017|2p=104|Atwood|2004|3p=424}} Strategi Jenghis Khan melibatkan ''[[chevauchée]]'' bercabang tiga, sebuah serangan cepat yang bertujuan untuk menjarah dan membakar wilayah yang luas di wilayah Jin. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan persediaan Jin dan melemahkan legitimasi populer mereka. Selain itu, bangsa Mongol berusaha untuk mengamankan jalur pegunungan utama yang menyediakan akses ke [[Dataran Tiongkok Utara]].{{sfnm|Waterson|2013|1p=39|May|2018|2p=50|Atwood|2004|3pp=275–277}} Pasukan Jin mengalami kerugian yang signifikan, dan situasi mereka diperburuk oleh serangkaian pembelotan ke Mongol. Salah satu pembelotan yang paling terkenal adalah yang langsung mengarah pada kemenangan Muqali di [[Pertempuran Yehuling|Pertempuran Huan'erzhui]] pada musim gugur 1211.{{sfnm|Ratchnevsky|1991|1pp=109–110|Atwood|2004|2p=501|Man|2004|3pp=135–136|Sverdrup|2017|4pp=105–106}} Namun, kampanye ini dihentikan sementara pada tahun 1212 ketika Jenghis Khan terluka oleh anak panah selama pengepungan Xijing (kini [[Datong]]) yang gagal.{{sfnm|Ratchnevsky|1991|1p=110|Man|2004|2p=137}} Setelah kemunduran ini, Jenghis menyadari perlunya kemampuan pengepungan yang lebih baik dan membentuk korps insinyur pengepungan. Selama dua tahun berikutnya, korps ini merekrut 500 ahli dari Jin, yang secara signifikan meningkatkan kemampuan bangsa Mongol untuk melakukan pengepungan dalam kampanye-kampanye selanjutnya.{{sfnm|Sverdrup|2017|1pp=111–112|Waterson|2013|2p=42}}
Baris 212:
[[File:Jalal al-Din Khwarazm-Shah crossing the rapid Indus river, escaping Chinggis Khan and his army.jpg|thumb|left|Penggambaran [[Jalal al-Din Mangburni|Jalal al-Din]] melintasi [[Sungai Indus]], dari manuskrip akhir abad ke-17 [[Jami al-tawarikh]]]]
Pada Februari 1220, bangsa Mongol [[Pengepungan Bukhara|merebut benteng Bukhara]], dan Jenghis Khan kemudian mengalihkan perhatiannya ke [[Samarkand]], kediaman Muhammad, yang [[Pengepungan Samarkand (1220)|jatuh pada bulan berikutnya]].{{sfnm|Ratchnevsky|1991|1pp=130–133|Man|2004|2pp=164, 172|Atwood|2004|3p=307}} Penaklukan Mongol yang cepat membuat Muhammad kebingungan, dan
Selama periode ini, putra bungsu Jenghis Khan, Tolui, memimpin [[penaklukan Khorasan oleh Mongol|kampanye brutal]] di wilayah [[Khorasan Raya|Khorasan]]. Setiap kota yang melawan pasukan Mongol dihancurkan. Di antara kota-kota yang dihancurkan adalah [[Nishapur]], [[Merv]], dan [[Herat]]—tiga kota terbesar dan terkaya di dunia pada saat itu.{{efn|[[Herat]] awalnya menyerah kepada Tolui, namun kemudian memberontak dan dihancurkan pada 1222; penduduknya dibantai.{{sfn|Sverdrup|2017|pp=160–167}}}}{{sfnm|Atwood|2004|1p=307|May|2018|2p=63|Man|2004|3pp=174–175|Sverdrup|2017|4pp=160–161, 164}} Kampanye ini memberikan kontribusi yang signifikan terhadap reputasi Jenghis Khan sebagai penakluk yang kejam dan tidak berperikemanusiaan. Sejarawan Persia kontemporer mengklaim bahwa jumlah korban tewas dari tiga pengepungan ini saja melebihi 5,7 juta orang, sebuah angka yang oleh para cendekiawan modern dianggap sangat berlebihan.{{sfnm|Man|2004|1pp=177–181|Weatherford|2004|2pp=118–119|Atwood|2004|3pp=308, 344}} Namun, bahkan perkiraan yang lebih konservatif, seperti 1,25 juta kematian yang disarankan oleh sejarawan John Man untuk keseluruhan kampanye, akan menjadi bencana demografis dengan proporsi yang sangat besar.{{sfnm|Man|2004|1pp=180–181|Atwood|2004|2p=244}}
Baris 243:
== Keluarga ==
{{further|Istri-istri Jenghis Khan}}
Börte, yang dinikahi Temüjin pada sekitar tahun 1178, tetap menjadi istri senior sepanjang hidupnya.{{sfn|Broadbridge|2018|pp=55–56}}
* Qojin (lahir sekitar tahun 1179): Ia menikah dengan Butu dari Ikires, salah satu pendukung awal dan terdekat Temüjin, yang juga duda [[Temülün]].{{sfn|Broadbridge|2018|pp=67, 138–139}}
* [[Jochi]] (lahir sekitar tahun 1182): Keabsahannya sebagai ayah dipertanyakan karena penculikan Börte, tetapi Temüjin menerimanya sebagai anak yang sah.{{sfnm|Broadbridge|2018|1pp=59–63}} Jochi mendahului Jenghis Khan, serta kelompoknya berkembang menjadi [[Gerombolan Emas]] di sepanjang [[Irtysh|sungai Irtysh]] dan meluas sampai [[Siberia]].{{sfnm|Favereau|2021|1p=65|Biran|2012|2p=69|Atwood|2004|3pp=201, 278–279}}
* [[Chagatai Khan|Chagatai]] (lahir sekitar tahun 1184){{sfn|Broadbridge|2018|p=67}}:
* [[Ögedei]] (lahir sekitar tahun 1186): Ia menerima tanah di [[Dzungaria]] dan menggantikan Jenghis Khan sebagai penguasa kekaisaran.{{sfnm|Broadbridge|2018|1p=67|Biran|2012|2p=69}}
* [[Checheikhen|Checheyigen]] (lahir sekitar tahun 1188): Pernikahannya dengan Törelchi menjamin kesetiaan kaum [[Oirat]].{{sfnm|Broadbridge|2018|1pp=67, 146|2a1=Birge|2a2=Broadbridge|2y=2023|2p=636}}
* [[Alakhai Bekhi|Alaqa]] (lahir sekitar 1190): Ia menikahi beberapa anggota suku [[Ongud]] antara tahun 1207 dan 1225.{{sfnm|Broadbridge|2018|1pp=67, 140–142|2a1=Birge|2a2=Broadbridge|2y=2023|2p=636}}
* Tümelün (lahir sekitar tahun 1192): Ia menikah dengan Chigu dari suku [[Onggirat]].{{sfn|Broadbridge|2018|pp=67, 144}}
* [[Tolui]] (lahir sekitar tahun 1193):
* Al Altan (lahir sekitar tahun 1196): Ia menikah dengan penguasa [[Uighur]] yang kuat, [[Barchuq Art Tegin|Barchuk]],{{sfn|Broadbridge|2018|pp=67, 156}} dan kemudian dieksekusi di bawah pemerintahan [[Güyük Khan]] pada 1240-an.{{sfn|Broadbridge|2018|pp=187–188}}
Baris 283:
=== Mongolia ===
Selama berabad-abad, Jenghis Khan dikenang di Mongolia terutama sebagai tokoh agama dan bukan tokoh politik. Setelah [[Altan Khan]] berpindah agama menjadi penganut [[Buddha Tibet]] pada akhir tahun 1500-an, Jenghis [[deifikasi|didewakan]] dan menjadi tokoh sentral dalam tradisi keagamaan Mongolia.{{sfnm|May|2008|1pp=138–139|Biran|2012|2p=139}} Sebagai seorang dewa, ia dikaitkan dengan perpaduan antara tradisi Buddhis, perdukunan, dan [[Folklor|tradisi rakyat]]. Sebagai contoh, ia dipandang sebagai inkarnasi baru dari seorang [[Chakravarti (istilah Sanskerta)|''chakravartin'']] (penguasa yang ideal) seperti [[Ashoka]] atau [[Vajrapani]], seorang [[bodhisattva]] militer. Ia juga memiliki hubungan silsilah dengan [[Buddha]] dan raja-raja Buddha kuno, dipanggil saat pernikahan dan perayaan, dan memainkan peran penting dalam ritual [[pemujaan leluhur]].{{sfnm|May|2008|1p=139|Biran|2012|2p=139}} Jenghis Khan menjadi fokus [[raja tidur di gunung|legenda "pahlawan tidur"]], yang meramalkan bahwa
Pada abad ke-19 dan awal abad ke-20, Jenghis Khan mulai dianggap sebagai [[pahlawan nasional]] rakyat Mongolia. Kekuatan-kekuatan asing menyadari sentimen yang berkembang ini. Sebagai contoh, selama [[invasi Manchuria oleh Jepang|pendudukannya di Mongolia Dalam]], [[Kekaisaran Jepang]] mendanai pembangunan sebuah kuil yang didedikasikan untuk Jenghis Khan. Baik [[Kuomintang]] maupun [[Partai Komunis Tiongkok]] menggunakan kenangannya selama [[Perang Saudara Tiongkok]] untuk menarik calon sekutu, karena menyadari pentingnya simbolisnya.{{sfnm|May|2008|1pp=141–142|Atwood|2004|2p=101}} Selama [[Perang Dunia II]], [[Republik Rakyat Mongolia]] yang bersekutu dengan [[Uni Soviet]] mempromosikan Jenghis Khan sebagai tokoh patriotik untuk menginspirasi perlawanan terhadap penjajah. Namun, sikap ini berubah secara dramatis setelah perang berakhir. Khawatir Jenghis Khan, sebagai pahlawan non-Rusia, dapat menjadi simbol [[anti-komunis]], Uni Soviet mengubah sikapnya. Jenghis Khan kemudian dikutuk sebagai "penguasa [[feodal]] dan reaksioner" yang telah mengeksploitasi rakyat.{{sfnm|May|2008|1pp=142–143|Biran|2012|2pp=142–143|Atwood|2004|3p=101}} Pemujaannya ditindas, aksara tradisional Mongolia yang dipilihnya diganti dengan [[aksara Sirilik]], dan rencana untuk merayakan ulang tahun ke-800 kelahirannya pada tahun 1962 dibatalkan dan dikritik setelah mendapat penolakan keras dari Soviet. Menariknya, sejarawan Tiongkok umumnya lebih memihak kepada Jenghis Khan daripada rekan-rekan Soviet mereka, yang berkontribusi pada peran kecilnya dalam [[perpecahan Tiongkok-Soviet]]. Pandangan yang kontras tentang Jenghis Khan antara Tiongkok dan Soviet menyoroti beberapa perbedaan ideologis yang pada akhirnya menyebabkan ketegangan antara kedua negara komunis tersebut.{{sfnm|May|2008|1pp=143–144|Biran|2012|2p=143|Atwood|2004|3pp=101–102}}
Baris 319:
Dengan bangkitnya [[nasionalisme Arab]] pada abad ke-19, [[dunia Arab]] mulai memandang Jenghis Khan secara negatif. Saat ini, ia sering dipandang sebagai "musuh terkutuk", "orang biadab barbar" yang tindakannya, terutama tindakan cucunya, [[Hulegu Khan|Hulagu]], selama [[Pengepungan Baghdad (1258)|Pengepungan Baghdad]] pada tahun 1258, dianggap sebagai awal kehancuran peradaban.{{sfn|Biran|2012|pp=128–132}} Demikian pula di Rusia, Jenghis Khan dipandang sangat negatif. Para sejarawan Rusia secara konsisten menggambarkan pemerintahan Gerombolan Emas—yang disebut "Kuk Tatar"—sebagai periode keterbelakangan, kehancuran, dan penghalang utama bagi kemajuan. Era ini sering disalahkan atas banyak tantangan dan kekurangan sejarah Rusia.{{sfnm|Biran|2012|1pp=153–155|Ratchnevsky|1991|2p=212}} Di Asia Tengah dan Turki modern, warisan Jenghis Khan lebih ambivalen. Meskipun ia diakui sebagai tokoh sejarah yang penting, statusnya sebagai pemimpin non-Muslim berarti bahwa pahlawan dan tradisi nasional lainnya, seperti Timur Lenk dan [[Dinasti Seljuk|Seljuk]], sering kali dianggap lebih tinggi. Ambivalensi ini mencerminkan hubungan yang kompleks dengan warisan Jenghis Khan di wilayah-wilayah kala identitas dan sejarah Islam memainkan peran penting dalam membentuk kesadaran nasional.{{sfn|Biran|2012|pp=132–135}}
Di bawah dinasti Yuan di Tiongkok, Jenghis Khan dihormati sebagai pendiri negara, status yang ia pertahankan bahkan setelah [[dinasti Ming]] didirikan pada tahun 1368. Meskipun periode Ming kemudian agak menjauhkan diri dari warisannya, pandangan positif ini dihidupkan kembali di bawah [[dinasti Qing]] yang dipimpin oleh [[suku Manchu|Manchu]] (1644-1911), yang melihat diri mereka sebagai penerusnya. Pada abad ke-20, kebangkitan [[nasionalisme Tiongkok]] pada awalnya membuat Jenghis Khan digambarkan sebagai penjajah asing yang traumatis. Namun, seiring berjalannya waktu, citranya direhabilitasi, dan
Persepsi dunia Barat tentang Jenghis Khan telah berkembang dari waktu ke waktu, yang mencerminkan pergeseran konteks budaya dan sejarah. Pada abad ke-14, tokoh-tokoh seperti Marco Polo dan [[Geoffrey Chaucer]] menggambarkannya sebagai penguasa yang adil dan bijaksana, menyoroti prestasi dan kualitas kepemimpinannya. Namun, pada abad ke-18, selama [[Abad Pencerahan]], Jenghis Khan menjadi simbol stereotip seorang penguasa lalim dari timur yang kejam, sosok yang mewujudkan kekejaman dan otoriter yang diasosiasikan dengan penguasa timur. Pada abad ke-20, citra Jenghis Khan semakin berubah menjadi panglima perang barbar yang prototipikal, yang terutama dilihat sebagai penakluk yang kejam. Namun, dalam beberapa dekade terakhir, kesarjanaan Barat telah mengambil pendekatan yang lebih bernuansa, mengakui Jenghis Khan sebagai individu yang kompleks dengan pencapaian yang signifikan dan warisan yang luar biasa. Pandangan modern ini mempertimbangkan dampak yang lebih luas dari penaklukan-penaklukannya, inovasi administrasinya, dan perannya dalam membentuk sejarah dunia.{{sfnm|Biran|2012|1pp=156–158|May|2008|2p=146|Rosenfeld|2018|3pp=255, 269}}
|