Istana Wakil Presiden Indonesia: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android App section source |
||
Baris 27:
Pada awalnya, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas untuk [[Presiden De Javasche Bank]], sebuah lembaga keuangan yang beroperasi pada masa pemerintahan kolonial Belanda. Meskipun tahun pasti pendirian bangunan ini masih belum diketahui, gaya arsitekturnya mencerminkan ciri khas rumah [[Indische Woonhuizen]], yang banyak didirikan pada abad ke-19; ditandai dengan penggunaan [[Langgam Doria|langgam-langgam ''Doria'']] serta atap berbentuk perisai pada bagian teras depan bangunan.
Bangunan ini kemudian dialihfungsikan menjadi kantor [[Wakil Presiden Republik Indonesia]] ketika [[Sri Sultan Hamengkubuwana IX]] dan [[Selo Soemardjan]] menjabat sebagai Wakil Presiden dan Sekretaris Wakil Presiden dari tahun 1973 hingga 1978. Sebelumnya, pasca [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia]], pemerintah menyiapkan kantor Wakil Presiden untuk [[Mohammad Hatta]], yang menjabat sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia pertama dari tahun 1945 hingga 1956, di [[Yogyakarta]]. Dengan [[Konferensi Meja Bundar|diserahkannya kedaulatan]] [[Republik Indonesia Serikat]] pada tanggal 27 Desember 1949, kantor Wakil Presiden akhirnya dipindahkan ke [[Jakarta]]
Kompleks Istana terdiri dari dua gedung identik: Gedung Utama I dan Gedung Utama II. Gedung Utama I pernah direnovasi pada tahun 1921 oleh Biro Arsitektur [[Eduard Cuypers]] dan {{ill|Marius J. Hulswit|nl|Marius Jan Hulswit}}. Gedung ini juga pernah menjadi kediaman [[Sutan Sjahrir]] antara tahun 1945 hingga 1947. Sementara itu, Gedung Utama II, yang merupakan replika Gedung Utama I, dibangun antara tahun 1988 hingga 1993 pada masa kepemimpinan Wakil Presiden [[Soedharmono]].
|