Indonesia: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Update, masih yang terbesar |
FelixJL111 (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 103:
==== Perluasan wilayah Hindia Belanda ====
{{utama|Hindia Belanda}}[[Berkas:Raden Sarief Bastaman Saleh - Johannes Graaf van den Bosch.jpg|jmpl|200px|[[Johannes van den Bosch]], pencetus ''[[Cultuurstelsel]]''. Lukisan oleh [[Raden Saleh]].]]Pada tanggal 28 Agustus 1814, Belanda membentuk angkatan militer [[Hindia Belanda]] yang bernama [[Tentara Kerajaan Hindia Belanda]] (KNIL).<ref>{{Cite web|last=|first=|date=2 Juni 2016|title=Staatsblad 2016 No. 258|url=https://zoek.officielebekendmakingen.nl/stb-2016-258.pdf|website=Overheid.nl|access-date=2020-12-05|archive-date=2022-04-24|archive-url=https://web.archive.org/web/20220424070820/https://zoek.officielebekendmakingen.nl/stb-2016-258.pdf|dead-url=no}}</ref> Setelah lepas dari pengaruh [[Kekaisaran Prancis Pertama|Prancis]], [[Kerajaan Belanda|Belanda]] mulai mengklaim koloninya kembali satu per satu dan akhirnya berhasil mengambil alih koloni milik Belanda seperti sedia kala pada tahun 1816. Komisariat Jenderal Hindia Belanda yang dibentuk untuk menata ulang pemerintahan Hindia Belanda kemudian membentuk suatu ''regeringsreglement'' (peraturan pemerintah) yang mengatur struktur pemerintahan selama beberapa dekade ke depan serta menyiratkan pandangan politik ''[[Pax Nederlandica]]'', yaitu cita-cita Belanda untuk mengolonisasi seluruh Nusantara dan melemahkan kekuasaan penguasa lokal.<ref name="wright-ad">H.R.C. Wright, "The Anglo-Dutch Dispute in the East, 1814-1824." ''Economic History Review'' 3.2 (1950): 229-239 [https://web.archive.org/web/20200625203303/https://www.jstor.org/stable/2590770 online].</ref><ref>{{Cite web|title=Pax Nederlandica: Kuasa Politik Apartheid Zaman Hindia Belanda - Semua Halaman - National Geographic|url=https://nationalgeographic.grid.id/read/132507373/pax-nederlandica-kuasa-politik-apartheid-zaman-hindia-belanda|website=nationalgeographic.grid.id|language=id|access-date=2023-05-05|archive-date=2023-05-06|archive-url=https://web.archive.org/web/20230506153901/https://nationalgeographic.grid.id/read/132507373/pax-nederlandica-kuasa-politik-apartheid-zaman-hindia-belanda|dead-url=no}}</ref> Demi mewujudkan cita-cita tersebut, pemerintah kolonial mulai mengerahkan KNIL ke seluruh kawasan Nusantara demi memperluas wilayah kolonial [[Hindia Belanda]]. Pada tahun 1830, [[Johannes van den Bosch]] ([[Gubernur Jenderal Hindia Belanda]] saat itu) mengakali pengeluaran berlebih yang ditimbulkan oleh ekspedisi KNIL dengan mengeluarkan aturan ''[[Cultuurstelsel]]'', yang memaksa [[pribumi]] (''inlander'') menyediakan 20% tanah pertanian untuk tanaman [[komoditas]] [[ekspor]] Belanda atau bekerja di tanah pertanian milik pemerintah selama 60 hari per tahun.<ref name=":02">{{Cite web|last=Ningsih|first=Widya Lestari|date=2022-07-27|title=Johannes van den Bosch, Penggagas Sistem Tanam Paksa|url=https://www.kompas.com/stori/read/2022/07/27/140000179/johannes-van-den-bosch-penggagas-sistem-tanam-paksa|website=KOMPAS.com|language=id|archive-url=https://web.archive.org/web/20230718181126/https://www.kompas.com/stori/read/2022/07/27/140000179/johannes-van-den-bosch-penggagas-sistem-tanam-paksa|archive-date=2023-07-18|dead-url=no|access-date=2023-01-15}}</ref> Kebijakan ini terbukti menyelamatkan kas milik pemerintah kolonial, tetapi membuat penduduk lokal semakin sengsara, yang ditambah dengan munculnya bencana [[kelaparan]] hebat dan [[wabah]] penyakit pada tahun 1840-an.<ref>{{Cite book|last1=Schendel|first1=Willem van|date=17 June 2016|url=https://books.google.com/books?id=Ug9qDAAAQBAJ&pg=PA31&lpg=PA31&dq=cultivation+system+java+famine#q=cultivation%20system%20java%20famine|title=Embedding Agricultural Commodities: Using Historical Evidence, 1840s–1940s, edited by Willem van Schendel, from google (cultivation system java famine) result 10|isbn=9781317144977}}</ref> Para penduduk setempat yang merasa sengsara di bawah pemerintahan kolonial mulai melakukan sejumlah pemberontakan dan perlawanan.{{sfn|Ricklefs|1991|pp=271, 297}}
[[Berkas:Partition of the Johor Empire.png|kiri|jmpl|Pemisahan wilayah [[Kesultanan Johor]] yang menjadi titik awal pembagian wilayah [[Nusantara]] menjadi wilayah kolonial [[Malaya Britania Raya]] dan [[Hindia Belanda]].]]
Belanda dan Britania Raya menandatangani [[Perjanjian Britania Raya-Belanda 1824|perjanjian di London]] pada tanggal 17 Maret 1824, yang membuat Belanda menyerahkan seluruh koloni di [[Semenanjung Malaka]], [[Singapura]], dan [[Anak benua India|Anak Benua India]] kepada Britania Raya, sementara Britania Raya menyerahkan koloni di [[Sumatra|Pulau Sumatra]], [[Kesultanan Lingga|Riau-Lingga]] (sekarang [[Kepulauan Riau]]), dan Banka-Biliton (sekarang [[Kepulauan Bangka Belitung]]) kepada Belanda.<ref name="wright-ad" /> Perjanjian tersebut secara praktis membagi wilayah Nusantara menjadi [[Malaya Britania Raya]] (sekarang [[Malaysia]] dan [[Singapura]]) dan [[Hindia Belanda]] (sekarang Indonesia).<ref name="wright-ad" /> [[Perjanjian Sumatra|Perjanjian Siak]], yang menyetujui pengintegrasian wilayah [[Kesultanan Siak Sri Inderapura|Siak Sri Inderapura]] ke dalam Hindia Belanda, disepakati oleh pihak Belanda dan Britania pada tanggal 8 September 1870.<ref name="FCO12">Foreign and Commonwealth Office - [https://web.archive.org/web/20120927180810/http://www.fco.gov.uk/en/treaties/treaties-landing/records/08400/08422 Convention between Great Britain and the Netherlands relative to the treatment of British Subjects in the Kingdom of Siak Sree Indrapoora, in the Island of Sumatra]</ref> Pada tanggal 2 November 1871, Perjanjian Siak diganti dengan [[Perjanjian Sumatra]] yang menambahkan seluruh [[Sumatra|Pulau Sumatra]], termasuk Aceh, ke dalam wilayah Hindia Belanda.<ref name="adhin">{{cite journal|last=Adhin|first=J. H.|year=1961|title=De immigratie van Hindostanen en de afstand van de Goudkust|url=http://www.kitlv-journals.nl/index.php/nwig/article/viewFile/5188/5955|dead-url=no|journal=Nieuwe West-Indische Gids|volume=41|issue=1|pages=4–13|doi=10.1163/22134360-90002334|archive-url=https://web.archive.org/web/20160305082759/http://www.kitlv-journals.nl/index.php/nwig/article/viewFile/5188/5955|archive-date=2016-03-05|access-date=2023-05-24|doi-access=free}}</ref><ref name="FCO4">Foreign and Commonwealth Office - [https://web.archive.org/web/20120928081529/http://www.fco.gov.uk/en/treaties/treaties-landing/records/08400/08427 Convention between Great Britain and the Netherlands, for the Settlement of their Mutual Relations in the Island of Sumatra]</ref>
Baris 114 ⟶ 112:
[[Berkas:Naar-beide-zijden-front.jpg|250x250px|jmpl|Lukisan pertempuran Perang Padri.]]
Pada tahun 1821, pemerintah kolonial membantu [[kaum Adat]] (pendukung [[Budaya Minangkabau|tradisi murni Minangkabau]]) dalam [[Perang Padri]] melawan [[kaum Padri]] (pendukung [[syariat Islam]]) yang terjadi sejak tahun 1803 di [[Kerajaan Pagaruyung|Pagaruyung]], tetapi akhirnya kalah karena kekurangan pasukan dan menyepakati [[gencatan senjata]] dengan kaum Padri pada tahun 1825.<ref name="imam-bonjol">Sjafnir Aboe Nain, 2004, ''Memorie Tuanku Imam Bonjol (MTIB), transl., Padang: PPIM.''</ref> Belanda kembali melanjutkan Perang Padri pada tahun 1831, awalnya melawan kaum Padri tetapi kemudian juga melawan kaum Adat yang membelot,<ref>Abdullah, Taufik (1966). ''Adat dan Islam: an Examination of Conflict in Minangkabau''. Indonesia. No. 2, 1-24.</ref> hingga akhirnya berhasil memenangkan perang pada tanggal 28 Desember 1838 dengan merebut benteng-benteng kaum Padri dan meruntuhkan negara [[Kerajaan Pagaruyung|Pagaruyung]].<ref>''Sejarah Untuk SMP dan MTs''. Grasindo. ISBN 978-979-025-198-4.</ref> Pada tahun 1841, penduduk [[Batipuh, Tanah Datar|Batipuh]] dan akhirnya beberapa daerah di [[Pesisir Barat Sumatra]] melakukan [[Pemberontakan di Pantai Barat Sumatra (1841)|pemberontakan]], tetapi berhasil diredam oleh tentara KNIL.<ref>{{Cite web|last=Yuandha|first=Ade|date=2021-11-09|title=Sejarah Cagar Budaya Tapak Rumah Gadang Tuan Gadang Batipuh di Kabupaten Tanah Datar|url=https://halonusa.com/sejarah-cagar-budaya-tapak-rumah-gadang-tuan-gadang-batipuh-di-kabupaten-tanah-datar/|website=Halonusa.com|language=id|archive-url=https://web.archive.org/web/20230508145020/https://halonusa.com/sejarah-cagar-budaya-tapak-rumah-gadang-tuan-gadang-batipuh-di-kabupaten-tanah-datar/|archive-date=2023-05-08|dead-url=no|access-date=2023-05-07}}</ref> Pada tahun 1855–1864, Belanda [[Ekspedisi Nias|melancarkan beberapa penyerbuan]] ke [[Pulau Nias]] untuk menaklukkan daerah tersebut.<ref name="terwogt" />
Pada tahun 1824, Bone membatalkan kerja sama dengan Belanda, sehingga pasukan KNIL dikerahkan untuk menduduki Sulawesi, tetapi kemudian kalah karena kekurangan pasukan, meskipun pemerintah kolonial lalu mengirim pasukan besar beserta artileri pada tahun 1925 untuk melakukan [[Perang Bone II|serangan balasan]] kepada keluarga sultan Bone,{{sfn|Ricklefs|1981|p=129}} hingga akhirnya berhasil menundukkan Bone pada tahun 1838.<ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2021-06-29|title=Perang Bone: Latar Belakang dan Kronologi Halaman all|url=https://www.kompas.com/stori/read/2021/06/29/130000979/perang-bone-latar-belakang-dan-kronologi|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2023-05-08|archive-date=2023-05-09|archive-url=https://web.archive.org/web/20230509135004/https://www.kompas.com/stori/read/2021/06/29/130000979/perang-bone-latar-belakang-dan-kronologi|dead-url=no}}</ref> Pasukan KNIL kembali dikerahkan pada tahun 1859 [[Perang Bone (1859-1860)|untuk menumpas pemberontakan Bone]].<ref name="terwogt" />[[Berkas:Raden Saleh - Diponegoro arrest.jpg|300px|jmpl|Lukisan ''[[Penangkapan Pangeran Diponegoro]]'', oleh [[Raden Saleh]].|kiri]]Akibat pembangunan jalan yang melintasi makam leluhur [[Diponegoro]] di [[Tegalrejo, Magelang|Tegalrejo]] dan juga penindasan terhadap rakyat, [[Diponegoro]] besera beberapa bangsawan memimpin rakyat Jawa untuk memberontak melawan Belanda dan Yogyakarta sejak tahun 1825,<ref name="carey">Peter Carey. 2014. ''Takdir: Riwayat Pangeran Diponegoro (1785-1855)''. Penerjemah: Bambang Murtianto. Editor: Mulyawan Karim. Jakarta: Penerbit Buku Kompas. ISBN 978-979-709-799-8.</ref> meskipun akhirnya pasukan KNIL berhasil menumpas pasukan Jawa dan membuat Diponegoro menyerah pada tanggal 28 Maret 1830 dan diasingkan ke [[Kota Manado|Manado]], lalu ke [[Kota Makassar|Makassar]].<ref name="carey" />▼
Pertempuran antara KNIL dan para [[Suku Bali|penduduk Bali]] telah berlangsung beberapa kali melalui [[Perang Bali I|perang tahun 1846 di Buleleng]], [[Perang Bali II|perang tahun 1848 di Buleleng]], [[Perang Bali III|perang tahun 1849 di Bali utara]],<ref name="Pringle">[https://books.google.com/books?id=5TOBKsLvjjkC&pg=PA97 ''A short history of Bali: Indonesia's Hindu realm'' by Robert Pringle]</ref> [[Intervensi Belanda di Bali (1858)|pemberontakan tahun 1858 di Buleleng]],<ref name="Hanna2">{{cite book|last=Hanna|first=Willard A.|year=2004|title=Bali Chronicles: Fascinating People and Events in Balinese History|location=Singapore|publisher=Periplus}}</ref> serta [[Intervensi Belanda di Lombok dan Karangasem|perang dengan orang-orang Sasak]] pada tahun 1894 di [[Bali]] dan [[Pulau Lombok|Lombok]].<ref name="Ooi">{{Cite book|year=2004|url=http://www.ebook3000.com/dictionary/Southeast-Asia--A-Historical-Encyclopedia--From-Angkor-Wat-to-East-Timor--3-Volume-Set-_132751.html|title=Southeast Asia: a historical encyclopedia, from Angkor Wat to East Timor (3 vols)|location=Santa Barbara|publisher=[[ABC-CLIO]]|isbn=978-1576077702|editor1-last=Ooi|editor1-first=Keat Gin|pages=790 ff|oclc=646857823|access-date=2023-05-24|archive-url=https://web.archive.org/web/20160808051416/http://www.ebook3000.com/dictionary/Southeast-Asia--A-Historical-Encyclopedia--From-Angkor-Wat-to-East-Timor--3-Volume-Set-_132751.html|archive-date=2016-08-08|dead-url=yes}}</ref>[[Berkas:Teuku Umar.jpg|jmpl|245x245px|Potret foto Teuku Umar, salah satu [[Daftar pahlawan nasional Indonesia|pahlawan nasional Indonesia]].]]▼
▲Pada tahun 1824, Bone membatalkan kerja sama dengan Belanda, sehingga pasukan KNIL dikerahkan untuk menduduki Sulawesi, tetapi kemudian kalah karena kekurangan pasukan, meskipun pemerintah kolonial lalu mengirim pasukan besar beserta artileri pada tahun 1925 untuk melakukan [[Perang Bone II|serangan balasan]] kepada keluarga sultan Bone,{{sfn|Ricklefs|1981|p=129}} hingga akhirnya berhasil menundukkan Bone pada tahun 1838.<ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2021-06-29|title=Perang Bone: Latar Belakang dan Kronologi Halaman all|url=https://www.kompas.com/stori/read/2021/06/29/130000979/perang-bone-latar-belakang-dan-kronologi|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2023-05-08|archive-date=2023-05-09|archive-url=https://web.archive.org/web/20230509135004/https://www.kompas.com/stori/read/2021/06/29/130000979/perang-bone-latar-belakang-dan-kronologi|dead-url=no}}</ref> Pasukan KNIL kembali dikerahkan pada tahun 1859 [[Perang Bone (1859-1860)|untuk menumpas pemberontakan Bone]].<ref name="terwogt" />[[Berkas:Raden Saleh - Diponegoro arrest.jpg|300px|jmpl|Lukisan ''[[Penangkapan Pangeran Diponegoro]]'', oleh [[Raden Saleh]].|kiri]]
Belanda melakukan [[Invasi Belanda ke Pantai Barat Sumatra (1831)|penyerangan ke Aceh]] pada tahun 1831,<ref>Terwogt WA. [[1900]]. ''Het land van Jan Pieterszoon Coen: Geschiedenis van de Nederlanders in oost-Indië''. [[Hoorn]]: P. Geerts.</ref><ref>{{cite book|last=Warriner|first=Francis|year=1835|url=http://books.google.com/books?id=1ckCAAAAYAAJ&pg=PA111&lpg=PA111&dq=quallah+battoo&source=web&ots=1rS4K4l2SS&sig=T5cVh6oqOwNiHnWHy7G72CVwuWU&hl=en|title=Cruise of the United States frigate Potomac round the world: during the years 1831-34|location=New York|publisher=Leavitt, Lord & Co.|isbn=|pages=|doi=|id=|authorlink=Francis Warriner|coauthors=}}</ref> kemudian melakukan serangkaian penyerangan panjang demi perluasan wilayah selama tahun 1873–1914 di tanah [[Aceh]] melawan berbagai pasukan rakyat Aceh yang dipimpin oleh beberapa tokoh pejuang, seperti [[Sultan Mahmud Syah|Mahmud Syah]], [[Muhammad Daud Syah dari Aceh|Muhammad Daud Syah]], [[Teuku Umar]], [[Cut Nyak Dhien]], dan [[Teungku Chik di Tiro]].<ref name="Ibrahim1332">Ibrahim, Alfian. "Aceh and the Perang Sabil." ''Indonesian Heritage: Early Modern History''. Vol. 3, ed. [[Anthony Reid (academic)|Anthony Reid]], Sian Jay and T. Durairajoo. Singapore: Editions Didier Millet, 2001. p. 132–133</ref><ref name="acehprov">{{citeweb|title=T. Umar.pdf|url=http://acehprov.go.id/images/stories/file/Pejuang/T%20Umar.pdf|work=[[Pemerintahan Aceh|Pemerintah Provinsi Aceh]]|archive-url=https://web.archive.org/web/20131008051522/http://www.acehprov.go.id/images/stories/file/Pejuang/T%20Umar.pdf|archive-date=2013-10-08|dead-url=yes|access-date=2011-11-30}}</ref>▼
▲Pertempuran antara KNIL dan para [[Suku Bali|penduduk Bali]] telah berlangsung beberapa kali melalui [[Perang Bali I|perang tahun 1846 di Buleleng]], [[Perang Bali II|perang tahun 1848 di Buleleng]], [[Perang Bali III|perang tahun 1849 di Bali utara]],<ref name="Pringle">[https://books.google.com/books?id=5TOBKsLvjjkC&pg=PA97 ''A short history of Bali: Indonesia's Hindu realm'' by Robert Pringle]</ref> [[Intervensi Belanda di Bali (1858)|pemberontakan tahun 1858 di Buleleng]],<ref name="Hanna2">{{cite book|last=Hanna|first=Willard A.|year=2004|title=Bali Chronicles: Fascinating People and Events in Balinese History|location=Singapore|publisher=Periplus}}</ref> serta [[Intervensi Belanda di Lombok dan Karangasem|perang dengan orang-orang Sasak]] pada tahun 1894 di [[Bali]] dan [[Pulau Lombok|Lombok]].<ref name="Ooi">{{Cite book|year=2004|url=http://www.ebook3000.com/dictionary/Southeast-Asia--A-Historical-Encyclopedia--From-Angkor-Wat-to-East-Timor--3-Volume-Set-_132751.html|title=Southeast Asia: a historical encyclopedia, from Angkor Wat to East Timor (3 vols)|location=Santa Barbara|publisher=[[ABC-CLIO]]|isbn=978-1576077702|editor1-last=Ooi|editor1-first=Keat Gin|pages=790 ff|oclc=646857823|access-date=2023-05-24|archive-url=https://web.archive.org/web/20160808051416/http://www.ebook3000.com/dictionary/Southeast-Asia--A-Historical-Encyclopedia--From-Angkor-Wat-to-East-Timor--3-Volume-Set-_132751.html|archive-date=2016-08-08|dead-url=yes}}</ref>
[[Berkas:Teuku_Umar.jpg|jmpl|245x245px|Potret foto Teuku Umar, salah satu [[Daftar pahlawan nasional Indonesia|pahlawan nasional Indonesia]].]]
▲Belanda melakukan [[Invasi Belanda ke Pantai Barat Sumatra (1831)|penyerangan ke Aceh]] pada tahun 1831,<ref>Terwogt WA. [[1900]]. ''Het land van Jan Pieterszoon Coen: Geschiedenis van de Nederlanders in oost-Indië''. [[Hoorn]]: P. Geerts.</ref><ref>{{cite book|last=Warriner|first=Francis|year=1835|url=http://books.google.com/books?id=1ckCAAAAYAAJ&pg=PA111&lpg=PA111&dq=quallah+battoo&source=web&ots=1rS4K4l2SS&sig=T5cVh6oqOwNiHnWHy7G72CVwuWU&hl=en|title=Cruise of the United States frigate Potomac round the world: during the years 1831-34|location=New York|publisher=Leavitt, Lord & Co.|isbn=|pages=|doi=|id=|authorlink=Francis Warriner|coauthors=}}</ref> kemudian melakukan serangkaian penyerangan panjang demi perluasan wilayah selama tahun 1873–1914 di tanah [[Aceh]] melawan berbagai pasukan rakyat Aceh yang dipimpin oleh beberapa tokoh pejuang, seperti [[Sultan Mahmud Syah|Mahmud Syah]], [[Muhammad Daud Syah dari Aceh|Muhammad Daud Syah]], [[Teuku Umar]], [[Cut Nyak Dhien]], dan [[Teungku Chik di Tiro]].<ref name="Ibrahim1332">Ibrahim, Alfian. "Aceh and the Perang Sabil." ''Indonesian Heritage: Early Modern History''. Vol. 3, ed. [[Anthony Reid (academic)|Anthony Reid]], Sian Jay and T. Durairajoo. Singapore: Editions Didier Millet, 2001. p. 132–133</ref><ref name="acehprov">{{citeweb|title=T. Umar.pdf|url=http://acehprov.go.id/images/stories/file/Pejuang/T%20Umar.pdf|work=[[Pemerintahan Aceh|Pemerintah Provinsi Aceh]]|archive-url=https://web.archive.org/web/20131008051522/http://www.acehprov.go.id/images/stories/file/Pejuang/T%20Umar.pdf|archive-date=2013-10-08|dead-url=yes|access-date=2011-11-30}}</ref> Pada wilayah [[Sumatra]] lainnya, tentara KNIL dikerahkan untuk menaklukkan tanah [[Suku Batak|Batak]] dan mendapat [[Perang Batak|perlawanan dari rakyat Batak]] di bawah komando [[Sisingamangaraja XII]] pada tahun 1878–1907.<ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2021-06-02|title=Sisingamangaraja XII: Kehidupan, Perjuangan, dan Perlawanan Halaman all|url=https://www.kompas.com/stori/read/2021/06/02/142206479/sisingamangaraja-xii-kehidupan-perjuangan-dan-perlawanan|website=KOMPAS.com|language=id|archive-url=https://web.archive.org/web/20230513101116/https://www.kompas.com/stori/read/2021/06/02/142206479/sisingamangaraja-xii-kehidupan-perjuangan-dan-perlawanan|archive-date=2023-05-13|dead-url=no|access-date=2023-05-12}}</ref> Pada tahun 1885, penduduk [[Jambi]] melakukan pemberontakan terhadap Belanda, tetapi berhasil diredam tidak lama kemudian oleh armada kapal KNIL.<ref>{{cite book|last=Coenen|first=F.|year=1886|title=Iets over Djambi in 1885|location=Eigen Haard|pages=306–311|language=Dutch}}</ref>
Pada tahun 1883, dimulai dengan [[Gunung Perbuwatan|Puncak Perbuwatan]] yang mulai mengeluarkan asap pada tanggal 20 Mei, [[Krakatau|Gunung Krakatau]] meletus dengan dahsyat selama berbulan-bulan hingga mencapai puncaknya pada tanggal 27 Agustus dan baru dinyatakan selesai pada bulan Oktober.<ref name="thornton">{{cite book|last1=Thornton|first1=Ian W. B.|date=1997|url=https://books.google.com/books?id=IhvoZAQnc1UC&pg=PA10|title=Krakatau: The Destruction and Reassembly of an Island Ecosystem|publisher=Harvard University Press|isbn=978-0-674-50572-8|pages=9–11|language=en}}</ref> Letusan ini menyebabkan bencana hujan abu vulkanik, [[gempa bumi]], [[tsunami]], dan suara bising yang dahsyat, serta mengakibatkan rusaknya [[vegetasi]] di sekitar [[Selat Sunda]] dan jatuhnya korban jiwa akibat bencana yang berjumlah sekitar 36 ribu jiwa, serta diperkirakan menjadi penyebab [[Musim dingin vulkanik|musim dingin vulkanis]] global dalam kurun waktu empat tahun.<ref name="tsunamis">{{Cite news|last=Pararas-Carayannis|first=George|year=2003|title=Near and far-field effects of tsunamis generated by the paroxysmal eruptions, explosions, caldera collapses and massive slope failures of the Krakatau volcano in Indonesia on August 26–27, 1883|url=http://library.lanl.gov/tsunami/ts214.pdf|dead-url=no|publisher=The Tsunami Society|volume=21|issue=4|pages=191–201|issn=8755-6839|archive-url=https://web.archive.org/web/20230713011617/http://library.lanl.gov/tsunami/ts214.pdf|archive-date=2023-07-13|access-date=29 December 2007|periodical=Science of Tsunami Hazards}}</ref><ref>{{Cite web|author=University of Minnesota|title=With a Bang: Not a Whimper|url=http://climate.umn.edu/pdf/mn_winter_1887-1888.pdf|archive-url=https://web.archive.org/web/20100622105435/http://climate.umn.edu/pdf/mn_winter_1887-1888.pdf|archive-date=22 June 2010|url-status=dead}}</ref>
[[Berkas:Dutch East Indies Expansion.gif|jmpl|400x400px|Peta ekspansi wilayah kolonial [[Hindia Belanda]].|kiri]]Memasuki abad ke-20, Belanda berhasil melakukan ekspedisi untuk [[Ekspedisi Kerinci|menguasai wilayah di daerah Kerinci]] (September 1903) serta [[Ekspedisi Sulawesi Selatan|menduduki dan membubarkan]] negara [[Kesultanan Gowa|Gowa]] dan [[Kesultanan Bone|Bone]] (1905).<ref>Michielsen, A. W. A. ''De expeditie naar Zuid-Celebes in 1905–1906''. Indisch militair tijdschrift, vols. 35, 36, 37. Batavia [Jakarta]: Kolff, 1915–16.</ref> Belanda juga meredam beberapa pemberontakan, seperti [[Perang Belasting|pemberontakan di Pesisir Barat Sumatra]] akibat ''belasting'' (pajak) pada tanggal 15 Juni 1908 yang berhasil diredam dalam waktu sehari oleh [[Korps Marechaussee te Voet|korps marsose]] [[Tentara Kerajaan Hindia Belanda|KNIL]].<ref>Amran, R., (1988), ''Pemberontakan pajak 1908, Sumatera Barat. Bag. ke. 1: Perang Kamang'', Gita Karya</ref>▼
▲[[Berkas:Dutch East Indies Expansion.gif|jmpl|400x400px|Peta ekspansi wilayah kolonial [[Hindia Belanda]].|kiri]]Memasuki abad ke-20, Belanda berhasil melakukan ekspedisi untuk [[Ekspedisi Kerinci|menguasai wilayah di daerah Kerinci]] (September 1903) serta [[Ekspedisi Sulawesi Selatan|menduduki dan membubarkan]] negara [[Kesultanan Gowa|Gowa]] dan [[Kesultanan Bone|Bone]] (1905).<ref>Michielsen, A. W. A. ''De expeditie naar Zuid-Celebes in 1905–1906''. Indisch militair tijdschrift, vols. 35, 36, 37. Batavia [Jakarta]: Kolff, 1915–16.</ref>
Pada bulan September 1906, Belanda [[Intervensi Belanda di Bali (1906)|mengirimkan armada KNIL]] untuk menduduki [[Kerajaan Bali|kerajaan-kerajaan Bali]] yang masih bertahan dari pengaruh Belanda.<ref name="bali">{{cite book|author=Willard A. Hanna|year=2004|url=https://archive.org/details/balichroniclesli0000hann|title=Bali Chronicles|publisher=Periplus, Singapore|isbn=0-7946-0272-X|author-link=Willard A. Hanna}}</ref> Raja dan para pemangku kerajaan Badung dan Tabanan yang kalah perang melakukan ''[[puputan]]'',<ref>{{cite book|author=Andy Barski, Albert Beaucort and Bruce Carpenter, Barski|year=2007|url=https://archive.org/details/balilombok0000unse_r8y2|title=Bali and Lombok|publisher=Dorling Kindersley, London|isbn=978-0-7566-2878-9}}</ref> sementara [[Dewa Agung]] Jambe II dari Klungkung awalnya menyerahkan diri dan bersedia menyetujui perjanjian dengan Belanda, tetapi kemudian melakukan [[Intervensi Belanda di Bali (1908)|pemberontakan bersama pasukannya]] pada bulan April 1908 yang lalu berhasil ditundukkan oleh armada KNIL.<ref name="bali" /><ref>''Insight Guide: Bali'' 2002 Brian Bell, Apa Publications GmbH&Co {{ISBN|1-58573-288-5}}.</ref>
Pada tahun 1920-an, wilayah barat [[Pulau Papua]] dimasukkan ke dalam koloni Belanda dan sejak saat itu [[Hindia Belanda]] mencakup seluruh wilayah yang saat ini menjadi [[negara berdaulat|negara]] Republik Indonesia.{{sfn|Vickers|2005|pp=10–13}}
Baris 147 ⟶ 141:
Pada tanggal 5 April 1909, [[serikat dagang]] bernama [[Sarekat Dagang Islam]] mulai beroperasi dengan membuka cabang di [[Batavia]] (sekarang [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]) dan [[Kota Bogor|Buitenzorg]] (sekarang [[Kota Bogor|Bogor]]).<ref name="si-tirto">{{Cite web|last=Ahsan|first=Ivan Aulia|date=8 Desember 2018|title=Peran Besar Tirto Adhi Soerjo dalam Sejarah Pergerakan Nasional|url=https://tirto.id/peran-besar-tirto-adhi-soerjo-dalam-sejarah-pergerakan-nasional-dbnq|website=tirto.id|language=id|archive-url=https://web.archive.org/web/20230529181544/https://tirto.id/peran-besar-tirto-adhi-soerjo-dalam-sejarah-pergerakan-nasional-dbnq|archive-date=2023-05-29|dead-url=no|access-date=26 November 2021}}</ref> Namanya diubah pada tahun 1912 oleh [[Oemar Said Tjokroaminoto]] menjadi [[Sarekat Islam]] (SI).<ref>{{Cite web|date=2021-10-13|title=Mengenal Tujuan Sarekat Islam, Lengkap beserta Sejarahnya|url=https://www.merdeka.com/jateng/mengenal-tujuan-sarekat-islam-lengkap-beserta-sejarahnya-kln.html|website=merdeka.com|language=en|archive-url=https://web.archive.org/web/20230529181547/https://www.merdeka.com/jateng/mengenal-tujuan-sarekat-islam-lengkap-beserta-sejarahnya-kln.html|archive-date=2023-05-29|dead-url=no|access-date=2023-05-29}}</ref> Pada bulan Oktober 1921, SI menyatakan bahwa anggotanya tidak boleh merangkap keanggotaan pada organisasi lain, menyebabkan anggota-anggota yang menolak melepaskan keanggotaan lainnya terpaksa keluar dari organisasi.<ref>Jarvis, Helen (1991). Notes and appendices for Tan Malaka, From Jail to Jail. Athens, Ohio: Ohio University Center for International Studies.</ref> Pada tahun 1929, namanya diubah lagi menjadi [[Partai Syarikat Islam Indonesia|Partai Sarekat Islam Indonesia]].<ref>[[Nugroho Notosusanto]], ''Sejarah Nasional Indonesia untuk Sekolah Lanjutan Tingkat Atas'', 1992.</ref>[[Berkas:Douwes_Dekker,_Tjipto_Mangunkusumo,_and_Suryadi_Suryaningrat_(Ki_Hadjar_Dewantoro),_20_Mei_Pelopor_17_Agustus,_p11.jpg|kiri|jmpl|293x293px|Potret [[Tiga Serangkai]] ketika di pengasingan (1914).]]
Pada tanggal 25 Desember 1912, "[[Tiga Serangkai]]" yang terdiri dari [[Ernest Douwes Dekker]], [[Tjipto Mangoenkoesoemo]], dan [[Ki Hadjar Dewantara|Soewardi Soerjaningrat]] (yang mengganti namanya menjadi [[Ki Hadjar Dewantara]] di kemudian hari)<ref>{{Cite web|last=Wulandari|first=Trisna|title=Hari Pendidikan Nasional: Nama Asli Ki Hajar Dewantara dan Alasan Perubahannya|url=https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6699540/hari-pendidikan-nasional-nama-asli-ki-hajar-dewantara-dan-alasan-perubahannya|website=detikedu|language=id-ID|archive-url=https://web.archive.org/web/20230616050859/https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6699540/hari-pendidikan-nasional-nama-asli-ki-hajar-dewantara-dan-alasan-perubahannya|archive-date=2023-06-16|dead-url=no|access-date=2023-06-16}}</ref> mendirikan [[Indische Partij]] dengan tujuan memperjuangkan hak-hak kaum [[Orang Indo|Indo]] dan [[pribumi]] melalui jalur politik, meskipun akhirnya dibubarkan oleh Pemerintah Hindia Belanda.<ref name="dekker">{{cite web|title=PERJUANGAN ERNEST FRANCOIS EUGENE DOUWES DEKKER DARI POLITIK MENUJU PENDIDIKAN 1913-1941|url=https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/avatara/article/view/1102/31613&ved=2ahUKEwj---rwjKn2AhUt8HMBHZcYD1AQFnoECCwQAQ&usg=AOvVaw3cgIVD0hFhALEfZdMKH8t2|publisher=''AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah''|format=Pdf|accessdate=3 Maret 2022}}{{Pranala mati|date=November 2022|bot=InternetArchiveBot|fix-attempted=yes}}</ref><ref>{{Cite web|last=developer|first=mediaindonesia com|title=Mengenal Tokoh Tiga Serangkai, Peranannya dalam Indische Partij|url=https://mediaindonesia.com/humaniora/515196/mengenal-tokoh-tiga-serangkai-peranannya-dalam-indische-partij|website=mediaindonesia.com|language=id|archive-url=https://web.archive.org/web/20230605164012/https://mediaindonesia.com/humaniora/515196/mengenal-tokoh-tiga-serangkai-peranannya-dalam-indische-partij|archive-date=2023-06-05|dead-url=no|access-date=2023-06-05}}</ref> Setelahnya, Tiga Serangkai masih tetap memperjuangkan pandangan mereka dengan menulis kritik-kritik kepada pemerintah kolonial melalui [[Koran|koran-koran]], tetapi akibatnya mereka ditangkap dan diasingkan ke [[Belanda]] oleh pemerintah.<ref name="Kenji">{{Cite book|last=Tsuchiya|first=Kenji|date=1992|url=https://www.worldcat.org/oclc/221655803|title=Demokrasi dan kepemimpinan : kebangkitan gerakan Taman Siswa|location=Jakarta|publisher=Balai Pustaka|isbn=979-407-419-5|edition=Cet. 1|others=H. B. Yassin|oclc=221655803}}</ref>
Selain Pada tanggal 23 Mei 1914, [[Henk Sneevliet]] membentuk [[serikat pekerja]] bernama [[Indische Sociaal-Democratische Vereeniging|Indische Sociaal Democratische Vereeniging]] dengan tujuan menyebarkan paham [[komunisme]] dan menentang pemerintah kolonial.<ref>{{Cite web|title=marxist.com|url=http://www.marxist.com/Asia/earlyPKI.html|archive-url=https://web.archive.org/web/20090317064751/http://www.marxist.com/Asia/earlyPKI.html|archive-date=2009-03-17|dead-url=no|access-date=2023-06-16}}</ref> Pada bulan Mei 1920, ISDV berganti nama menjadi [[Partai Komunis Indonesia|Persarekatan Kommunist India]], kemudian mengganti namanya lagi menjadi [[Partai Komunis Indonesia|Partij Kommunist Indonesia]] (PKI) pada tahun 1924.<ref name="sinaga">{{Cite thesis|last=Sinaga|first=Edward Djanner|title=Communism and the Communist Party in Indonesia|type=MA Thesis|chapter=|url=|author=|year=1960|publisher=George Washington University School of Government|accessdate=|docket=|oclc=}}</ref> Paham komunisme kemudian menyebar ke organisasi-organisasi lain, termasuk Sarekat Islam.<ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2021-04-06|title=Sarekat Islam: Latar Belakang, Perkembangan, dan Perpecahan Halaman all|url=https://www.kompas.com/stori/read/2021/04/06/151727679/sarekat-islam-latar-belakang-perkembangan-dan-perpecahan|website=KOMPAS.com|language=id|archive-url=https://web.archive.org/web/20230531073937/https://www.kompas.com/stori/read/2021/04/06/151727679/sarekat-islam-latar-belakang-perkembangan-dan-perpecahan|archive-date=2023-05-31|dead-url=no|access-date=2023-05-31}}</ref> PKI mengadakan pemberontakan terhadap pemerintah kolonial, yang dimulai di [[Labuan, Pandeglang|Labuan]] pada tanggal 12 November 1926 dengan menyerang para pegawai pemerintah di kediaman masing-masing. Pemberontakan meluas di wilayah Jawa dan Sumatra, hingga akhirnya berhasil diredam seluruhnya oleh pasukan militer [[Tentara Kerajaan Hindia Belanda|KNIL]] pada tanggal 28 Februari 1927.<ref name="pki-1926">{{Cite web|title=Sejarah Pemberontakan Berdarah Pertama PKI pada 1926-1927|url=https://nasional.sindonews.com/read/881243/15/sejarah-pemberontakan-berdarah-pertama-pki-pada-1926-1927-1662761384|website=SINDOnews.com|language=id-ID|archive-url=https://web.archive.org/web/20230608122120/https://nasional.sindonews.com/read/881243/15/sejarah-pemberontakan-berdarah-pertama-pki-pada-1926-1927-1662761384|archive-date=2023-06-08|dead-url=no|access-date=2023-06-07}}</ref><ref>{{Cite web|last=Prinada|first=Yuda|title=Sejarah Pemberontakan PKI 1926-1927 di Sumatera Terhadap Belanda|url=https://tirto.id/sejarah-pemberontakan-pki-1926-1927-di-sumatera-terhadap-belanda-gbx4|website=tirto.id|language=id|archive-url=https://web.archive.org/web/20230607132029/https://tirto.id/sejarah-pemberontakan-pki-1926-1927-di-sumatera-terhadap-belanda-gbx4|archive-date=2023-06-07|dead-url=no|access-date=2023-06-07}}</ref> Sejak itu, PKI ditetapkan sebagai organisasi terlarang di [[Hindia Belanda]].
Baris 153 ⟶ 149:
[[Berkas:VP_Hatta.jpg|jmpl|225x225px|[[Mohammad Hatta]], tokoh pemimpin [[Perhimpunan Indonesia]] yang kelak menjadi [[Wakil Presiden Indonesia]] pertama.]]Pada tahun 1908, [[Perhimpunan Indonesia|Indische Vereeniging]] dibentuk oleh [[Soetan Kasajangan Soripada]] dan [[Noto Soeroto]] sebagai wadah pemersatu para pelajar Hindia di perantauan [[Belanda]], yang kemudian menjadi wadah pelajar tersebut untuk menyuarakan pandangan politik.<ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2020-02-12|title=Perhimpunan Indonesia: Organisasi Pertama yang Pakai Istilah Indonesia Halaman all|url=https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/12/200000869/perhimpunan-indonesia-organisasi-pertama-yang-pakai-istilah-indonesia|website=KOMPAS.com|language=id|archive-url=https://web.archive.org/web/20230614092143/https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/12/200000869/perhimpunan-indonesia-organisasi-pertama-yang-pakai-istilah-indonesia|archive-date=2023-06-14|dead-url=no|access-date=2023-06-08}}</ref> Pada bulan September 1922, perkumpulan ini mengganti namanya menjadi [[Indonesische Vereeniging]], menjadikannya sebagai organisasi pertama yang menggunakan nama "[[Sejarah nama Indonesia|Indonesia]]". Organisasi ini kemudian berganti nama lagi menjadi [[Perhimpunan Indonesia|Perhimpoenan Indonesia]] (PI) dengan menggunakan versi [[bahasa Melayu]] sebagai nama resmi.<ref>[http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0510/28/opini/2156298.htm Revitalisasi Keindonesiaan], Kompas 28 Oktober 2005</ref> Selama [[Mohammad Hatta]] menjabat sebagai Ketua PI, beliau beserta beberapa tokoh lainnya pernah ditangkap oleh Pemerintah Belanda karena dituduh berkomplot dengan PKI, meskipun akhirnya dibebaskan karena kurangnya bukti.<ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2022-12-03|title=“Indonesia Merdeka,” Pidato Pembelaan Hatta Saat Ditahan di Belanda Halaman all|url=https://www.kompas.com/stori/read/2022/12/03/070000379/-indonesia-merdeka-pidato-pembelaan-hatta-saat-ditahan-di-belanda|website=KOMPAS.com|language=id|archive-url=https://web.archive.org/web/20230614064155/https://www.kompas.com/stori/read/2022/12/03/070000379/-indonesia-merdeka-pidato-pembelaan-hatta-saat-ditahan-di-belanda|archive-date=2023-06-14|dead-url=no|access-date=2023-06-14}}</ref><ref name="hardjosoediro2">{{cite book|last=Soejitno|first=Hardjosoediro|year=1984|title=Kronologi Pergerakan Kemerdekaan Indonesia|location=[[Jakarta]]|publisher=Pradnya Parmita|ref={{sfnRef|Hardjosoediro|1984}}}}</ref>
Pada tanggal 4 Juli 1927, [[Soekarno]], [[Tjipto Mangoenkoesoemo]], [[Sartono (politikus)|Sartono]], dan [[Iskak Tjokroadisurjo|Iskaq Tjokrohadisoerjo]], mendirikan [[Partai Nasional Indonesia|Persarekatan National Indonesia]], yang kemudian berganti nama menjadi [[Partai Nasional Indonesia|Partij National Indonesia]] (PNI) pada bulan Mei 1928, dengan tujuan memperjuangkan
[[Berkas:MuseumSumpahPemuda.jpg|jmpl|250x250px|[[Museum Sumpah Pemuda]] (dahulu ''Indonesische Clubhuis'') merupakan lokasi rapat terakhir [[Kongres Pemuda Kedua|Kongres Pemuda II]] sekaligus menjadi tempat lahirnya [[Sumpah Pemuda]].|kiri]]Beberapa gerakan kepemudaan mengadakan [[Kongres Pemuda|Kongres Pemuda I]] yang dipimpin oleh [[M. Tabrani|Mohammad Tabrani]] dan terdiri dari tiga pertemuan pada tanggal 30 April sampai 2 Mei 1926 di Vrijmetselaarsloge (sekarang Gedung [[Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia|Badan Perencanaan Pembangunan Nasional]]). Dalam rapat terakhir, [[Mohammad Yamin|Mohammad Jamin]] dari [[Jong Sumatranen Bond|Jong Sumatranenbond]] mengusulkan [[bahasa Melayu]] menjadi bahasa persatuan, kemudian [[Mohammad Tabrani Soerjowitjirto]] dari [[Jong Java]] mengusulkan penggunaan istilah "[[bahasa Indonesia]]" alih-alih bahasa Melayu.<ref>{{Cite web|date=2019-11-23|title=Mohamad Tabrani: Pelopor Bahasa Indonesia|url=https://republika.co.id/share/q1e9ac257|website=Republika Online|language=id|archive-url=https://web.archive.org/web/20230618124757/https://republika.co.id/share/q1e9ac257|archive-date=2023-06-18|dead-url=no|access-date=2023-06-09}}</ref> Dua tahun kemudian, [[Kongres Pemuda Kedua|Kongres Pemuda II]] yang terdiri dari tiga rapat dan diketuai oleh [[Sugondo Djojopuspito|Soegondo Djojopoespito]] diadakan pada tanggal 27–28 Oktober dan diikuti oleh beberapa perhimpunan kepemudaan, gerakan [[nasionalisme]] dan [[agama]], serta kelompok belajar dari sekolah-sekolah tertentu.<ref name="kongres-ii">{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2022-04-09|title=Kongres Pemuda II, Lahirnya Sumpah Pemuda Halaman all|url=https://www.kompas.com/stori/read/2021/12/29/110000979/kongres-pemuda-ii-lahirnya-sumpah-pemuda|website=KOMPAS.com|language=id|archive-url=https://web.archive.org/web/20230609122934/https://www.kompas.com/stori/read/2021/12/29/110000979/kongres-pemuda-ii-lahirnya-sumpah-pemuda|archive-date=2023-06-09|dead-url=no|access-date=2023-06-09}}</ref> Di sela-sela rapat terakhir, lagu "[[Indonesia Raya|Indonesia Raja]]" diperdengarkan di hadapan hadirin, awalnya berupa [[instrumental]] [[biola]] oleh sang [[Komponis|penggubah]] [[Wage Rudolf Soepratman]] dan diulang dengan iringan nyanyian [[Dolly Salim]], putri sulung [[Agus Salim|Agoes Salim]].<ref>{{Cite web|last=Haryanto|first=Alexander|title=Sejarah Lirik Lagu Indonesia Raya dalam Hari Sumpah Pemuda|url=https://tirto.id/sejarah-lirik-lagu-indonesia-raya-dalam-hari-sumpah-pemuda-ekvL|website=tirto.id|language=id|archive-url=https://web.archive.org/web/20230612170125/https://tirto.id/sejarah-lirik-lagu-indonesia-raya-dalam-hari-sumpah-pemuda-ekvL|archive-date=2023-06-12|dead-url=no|access-date=2023-06-12}}</ref> Pada akhir kongres, suatu naskah resolusi yang dibuat oleh Jamin dibacakan oleh Soegondo di depan hadirin dan menjadi ikrar bagi seluruh peserta kongres. Ikrar tersebut kini dikenal sebagai [[Sumpah Pemuda]].<ref>{{Cite web|title=Museum Sumpah Pemuda|url=http://www.museumsumpahpemuda.go.id/index_files/Page525.htm|archive-url=https://web.archive.org/web/20090625190339/http://www.museumsumpahpemuda.go.id/index_files/Page525.htm|archive-date=2009-06-25|dead-url=yes|access-date=2009-09-27}}</ref>
Menyadari maraknya gerakan-gerakan [[nasionalisme]] yang menuntut kemerdekaan dari [[kolonialisme]] [[Belanda]], pemerintah kolonial mulai melarang dan menutup beberapa organisasi serta menangkap sejumlah tokoh pergerakan.{{sfn|Ricklefs|1991|pp=14–15}}
|