Ba 'Alwi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Menambahkan counter narasi dari prof anhar Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
kTidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 17:
Seperti di Pulau Jawa, di Aceh juga tidak jauh berbeda, terjadi penghianatan dari oknum Ba’alwi terhadap perjuangan rakyat Aceh dalam melawan Belanda, bahkan lebih mengenaskan.
Setelah kemerdekaan Indonesia tahun 1945, keluarga Ba’alwi banyak yang aktif dalam perpolitikan Indonesia, diantaranya D.N. Aidit yang menjadi Ketua Partai Komunis Indonesia (PKI). Pengakuan bahwa Aidit adalah nama marga dari yaman diungkapkan oleh anak Aidit, Ilham Aidit.<ref name=":2">{{Cite web|date=2018-11-20|title=Simpang Siur Kabar DN Aidit Keturunan Rasulullah|url=https://republika.co.id/berita/selarung/breaking-history/pi8mbw282/simpang-siur-kabar-dn-aidit-keturunan-rasulullah-part1|website=Republika Online|language=id|access-date=2024-09-14}}</ref>Pengakuan ini bertentangan dengan informasi dari perkumpulan marga Aidid.<ref name=":2" /> Aidit kemudian dihukum mati di Boyolali pada 23 November 1965 karena pengkhiantan kepada Negara Indonesia.<ref>{{Cite web|last=Petrik Matanasi|date=2018|title=Jasir Hadibroto dan Eksekusi Mati D.N. Aidit|url=https://tirto.id/cPvz|website=Tirto.id}}</ref> Selain Aidit, marga Ba’alwi yang menjadi anggota PKI juga adalah Ahmad Sofyan Baroqbah. Ia dieksekusi mati pada 19 Januari 1974, setelah diburu [[Angkatan Bersenjata Republik Indonesia]] selama bertahun-tahun di Kalimantan Barat.<ref name=":1">{{Cite web|last=Petrik Matanasi|date=2017|title=Sayid Komunis yang Diburu Tentara Baret Merah|url=https://tirto.id/chz3|website=Tirto.id}}</ref> Seorang marga Ba’alwi di Kalimantan Timur, Fahrul Baraqbah, juga anggota PKI yang ditangkap pasca meletusnya peristiwa 1965<ref name=":1" />. Klaim DN Aidit keturunan Ba Alawi telah dibantah [[Fadli Zon]] dan [[Rabithah Alawiyah]].<ref>https://fajar.co.id/2022/08/20/budiman-pdip-bilang-dn-aidit-keturunan-arab-fadli-zon-beri-bantahan-begini/</ref> Ada juga Habib yang ikut berjuang bagi kemerdekaan Indonesia seperti Habib Ali Kwitang, Habib Idrus Bin Salim Al Jufri, Habib Salim Bin Jindan, Habib Syeikh Al Athas, Habib Syeikh Al Athas, Habib Syarif Sultan Abdul Hamid II dan Habib Ahmad Assegaf.<ref>https://nasional.sindonews.com/read/842327/15/7-habib-yang-memiliki-peran-dalam-kemerdekaan-ri-nomor-5-ciptakan-mars-hari-merdeka-1659262035/30</ref> Ba Alawi juga terlibat dalam Perang Diponegoro yaitu laskar Basyaiban.<ref>https://journal.kurasinstitute.com/index.php/bip/article/view/468</ref>[[Imam Bonjol]] juga masih keturunan Ba Alawi.<ref>https://kumparan.com/sejarah-dan-sosial/silsilah-imam-bonjol-pahlawan-nasional-asal-sumatra-barat-20CJW5WII3D</ref> Banyak dari klaim tersebut telah dibantah oleh Prof. Anhar Gonggong .<ref>{{Citation|title=BISIKAN RHOMA # 135: MENANGGAPI PENGKLAIMAN SEJARAH OLEH OKNUM HABIB, PROF ANHAR GONGGONG KETAWA AJA|url=https://www.youtube.com/watch?si=3xsdvPar1-77H4FG&v=nA2ijVd6JP0&feature=youtu.be|date=2024-07-26|accessdate=2024-10-25|last=Rhoma Irama Official}}</ref>
Saat ini keturunan Ahmad melalui Alawi bin Ubaidillah tersebar paling banyak hingga Yaman, Afrika, terutama di Kenya (Lamu, Mombasa, Malindi) [[Tanzania]], [[Asia Tenggara]] ([[Indonesia]], [[Malaysia]], [[Brunei]], beberapa di [[Singapura]], [[Filipina]] Selatan dan beberapa di Thailand), dan [[Asia Selatan]] ([[Pakistan]] dan [[India]]). Beberapa keturunan terkemuka Imam Ahmad adalah [[Muhammad al-Faqih al-Muqaddam]] pada abad ke-13, Sayyid [[Abu Bakar al-Aydarus]] dari Tarim dan [[Azmatkhan]] di India, [[Sunan Ampel]] di Indonesia pada abad ke-15, Imam [[Abdullah bin Alawi al-Haddad]] pada abad ke-17, [[Raden Saleh|Raden Saleh bin Yahya]] (seorang bangsawan dan seniman) pada abad ke-19 [[Haidar Abu Bakr al-Attas]] (mantan perdana menteri Yaman), [[Umar bin Hafidz]] dari Tarim, [[Ali al-Jifri]] dari [[Jeddah]] di abad ke-21. Beberapa keturunannya di Indonesia antara lain diklaim sebagai [[Abdullah bin Syeikh al-Aydarus]], [[Ali bin Abdurrahman Alhabsyi|Habib Ali Kwitang]], [[Ali Alatas]], [[Alwi Shihab]], dan [[Hamid Algadri]]. Habib [[Umar bin Hafiz]] dari Yaman menempati nomor 1 di daftar [[The 500 Most Influential Muslims]] untuk tahun 2024,<ref>{{Cite web |date=8 October 2023 |title=The 500 Most Influential Muslims for 2024 |url=https://themuslim500.com/wp-content/uploads/2023/10/The-Muslim-500-2024-Free.pdf |archive-url=https://web.archive.org/web/20231020011230/https://themuslim500.com/wp-content/uploads/2023/10/The-Muslim-500-2024-Free.pdf |archive-date=20 October 2023 |access-date=4 December 2023 |website=themuslim500.com}}</ref> yang disusun tahunan oleh [[Georgetown University]]'s [[Prince Alwaleed Bin Talal Center for Muslim-Christian Understanding|Prince Al-Waleed Center for Muslim–Christian Understanding]] and the [[Royal Islamic Strategic Studies Centre]] of Jordan.
|