Masjid Jami Banjarmasin: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Memperbaharui informasi
k Memperbaiki artikel
Baris 20:
}}
 
'''Masjid Jami Banjarmasin'''<ref>{{Cite web|title=Hasil dan Pembahasan Masjid Jami’ Sungai Jingah Banjarmasin|url=https://idr.uin-antasari.ac.id/13291/7/BAB%20IV.pdf|website=idr.uin-antasari.ac.id}}</ref> ([[Arab-Melayu|aksara Jawi]]: ''مسجد جامع بنجرماسين'') atau yang lebih dikenal dengan '''Masjid Jami Sungai Jingah''' ([[bahasa Arab|aksara Jawi]]: ''مسجد جامع ﺳﻮ ڠاﻱ‬ جيڠاه'') adalah sebuah [[masjid]] bersejarah yang berada di Jalan Masjid Jami, [[Antasan Kecil Timur, Banjarmasin Utara, Banjarmasin|Kelurahan Antasan Kecil Timur]], [[Banjarmasin Utara, Banjarmasin|Kecamatan Banjarmasin Utara]], [[Kota Banjarmasin]], [[Kalimantan Selatan|Provinsi Kalimantan Selatan]], [[Indonesia]].<ref name="RB">[http://www.radarbanjarmasin.co.id/index.php/berita/detail/50/4183 Masjid Jami Sungai Jingah Banjarmasin]. ''Radar Banjarmasin''. Diakses 11 Agustus 2010</ref>
 
Masjid ini berdekatan dengan [[Kompleks Makam Pangeran Antasari]], dimana kompleks makam ini berada di daerah timur masjid, tepatnya di Jalan Malkon Temon.<ref>{{Cite web|title=Ingin Tahu Dimana Makam Pangeran Antasari? Di Sinilah Tempatnya|url=https://banjarmasin.tribunnews.com/2015/07/30/ingin-tahu-dimana-makam-pangeran-antasari-di-sinilah-tempatnya|website=Banjarmasinpost.co.id|language=id-ID|access-date=2022-11-30}}</ref> Selain itu, masjid ini juga berdekatan dengan makam salah satu ulama karismatik, yaitu [[Ahmad Zuhdiannoor|K.H. Ahmad Zuhdiannor]] atau sering disapa Guru Zuhdi yang semasa hidupnya mengisi kegiatan keagaamaan di masjid ini, dimana makamnya berada di daerah barat masjid atau dikenal dengan daerah "Jalan Belakang Masjid Jami". Hal ini membuat halaman masjid sering dipenuhi oleh peziarah yang sering memarkir di sana.<ref>{{Cite web|title=Wisata Religi Kalsel, Peziarah di Makam Guru Zuhdi Dipisah Antara Laki-Laki dan Perempuan|url=https://banjarmasin.tribunnews.com/2021/09/25/wisata-religi-kalsel-peziarah-di-makam-guru-zuhdi-dipisah-antara-laki-laki-dan-perempuan|website=Banjarmasinpost.co.id|language=id-ID|access-date=2022-11-30}}</ref>
 
== Sejarah ==
{|style="background: transparent; margin: auto;"
| [[Berkas:Moskee te Bandjermasin.png|120pxx120px|jmpl|kiri|BMasjidMasjid Jami Banjarmasin sekitar tahun [[1870]], yang masih berada di tepi [[Sungai Martapura]].]]
| [[Berkas:Langgar Sinar Masjid Banjarmasin.jpg|120pxx120px|jmpl|kiri|Langgar Sinar Masjid, lokasi awal dari Masjid Jami Banjarmasin.]]
|}
 
 
 
Masjid yang ada sekarang ini sebenarnya dibangun pada tahun 1352 Hijriah/1934 Masehi. Namun menurut sejarah, masjid ini merupakan pemindahan dari masjid sebelumnya yang berada di tepi sungai Martapura dan dibangun pada hari Sabtu tanggal 17 Syawal 1195 atau kira-kira bertepatan dengan tahun 1777 - 1780 Masehi, yaitu pada masa pemerintahan Pangeran Tamjidillah. Hal ini dibuktikan dengan sebuah prasasti disamping mimbar masjid yang ditulis dalam huruf [[Arab-Melayu|Arab Melayu]].<ref name=":0">{{Cite web|last=Syarifuddin|first=M|date=5 April 2022|title=Sejarah Masjid Jami Sungai Jingah|url=https://radarbanjarmasin.jawapos.com/tahulah-pian/1973147724/sejarah-masjid-jami-sungai-jingah|website=Radar Banjarmasin|access-date=26 Oktober 2024}}</ref><ref name=":1">{{Cite journal|last=Ilhami|first=Hamidi|date=2018|title=Karakteristik Masjid Jami' Banjarmasin|url=https://ejournal.uin-suka.ac.id/adab/thaqafiyyat/article/viewFile/1713/876|journal=THAQÃFIYYÃT|volume=19|issue=2|pages=164-185}}</ref><ref>[http://wisatasejarah.wordpress.com/2009/09/11/masjid-jami-kota-bajarmasin/ Wisata Sejarah - Masjid Jami' Kota Banjarmasin]</ref>
 
MasjidKarena masjid tersebut berada di tepi sungai, maka daerah tersebut rawan terjadi longsor. Terlebih lagi, masjid yang ada saat itu tidak bisa menampung jamaah yang semakin banyak. Maka pada tahun 1932 Masehi, masjid ini mempunyaidipindah sejarahke lokasi yang uniksekarang, sebelumyaitu berdirinyaberjarak bangunankurang lebih 200 meter dari Sungai Martapura.<ref name=":0" /><ref name=":1" /><ref name=":2">{{Cite web|last=Selatan|first=ANTARA News Kalimantan|title=Mimbar dan beduk sisa sejarah di Masjid Jami Banjarmasin|url=https://kalsel.antaranews.com/berita/98984/mimbar-dan-beduk-sisa-sejarah-di-masjid-jami-banjarmasin|website=ANTARA News Kalimantan Selatan|language=id|access-date=2022-12-23}}</ref> Pada zaman dahulu di kota [[Kota Banjarmasin|Banjarmasin]] ini tidak memiliki [[masjid]] yang berukuran besar. Hal tersebut menyebabkan masjid tidak bisa memuat daya tampung yang banyak. Sehingga masyarakat setempat kesulitan untuk melakukan aktivitas [[ibadah]].<ref name=":3">{{Cite web|title=Sedikit Sejarah Masjid Jami Banjarmasin, Salah Satu Masjid Tua di Kota Banjarmasin|url=https://www.beritabanjarmasin.com/2022/04/sedikit-sejarah-masjid-jami-banjarmasin.html|website=Berita Banjarmasin {{!}} Situs Berita Data & Referensi Warga Banjarmasin|access-date=2022-12-23}}</ref>
Karena masjid tersebut berada di tepi sungai, maka daerah tersebut rawan terjadi longsor, sehingga lokasi masjid dipindah pada tahun 1932 Masehi dan selesai pada tahun 1934 Masehi, sesuai dengan nama tahun yang terpampang di masjid. Pemindahan ini dilakukan secara swadaya oleh masyarakat. Bahkan, menurut sesepuh yang tinggal di sekitar masjid, panitia sengaja membangun masjid tanpa kolong dengan cara menggunakan tanah/ pasir yang diambil dari [[Pulau Kembang]] untuk menimbun dan meninggikan pondasi. Konon, pembangunan masjid ini juga melibatkan [[Pangeran Mohammad Noor|Ir. Pangeran Muhammad Noor]] sebagai perancang konstruksi. <ref name=":0" /><ref name=":1" />
 
Masjid ini mempunyai sejarah yang unik sebelum berdirinya bangunan.<ref>{{Cite web|last=Selatan|first=ANTARA News Kalimantan|title=Mimbar dan beduk sisa sejarah di Masjid Jami Banjarmasin|url=https://kalsel.antaranews.com/berita/98984/mimbar-dan-beduk-sisa-sejarah-di-masjid-jami-banjarmasin|website=ANTARA News Kalimantan Selatan|language=id|access-date=2022-12-23}}</ref> Pada zaman dahulu di kota [[Kota Banjarmasin|Banjarmasin]] ini tidak memiliki [[masjid]] yang berukuran besar. Hal tersebut menyebabkan masjid tidak bisa memuat daya tampung yang banyak. Sehingga masyarakat setempat kesulitan untuk melakukan aktivitas [[ibadah]].<ref>{{Cite web|title=Sedikit Sejarah Masjid Jami Banjarmasin, Salah Satu Masjid Tua di Kota Banjarmasin|url=https://www.beritabanjarmasin.com/2022/04/sedikit-sejarah-masjid-jami-banjarmasin.html|website=Berita Banjarmasin {{!}} Situs Berita Data & Referensi Warga Banjarmasin|access-date=2022-12-23}}</ref>
 
Maka dari itu, [[Belanda]] berinisiatif mengambil kesempatan dengan mendonasikan pendapatan hasil pajaknya untuk mendirikan masjid tersebut. Karena pada saat itu hasil [[Pajak|pemungutan pajak]] dari masyarakat Banjarmasin sangat melimpah ruah. Akan tetapi ditolak mentah-mentah oleh masyarakat Banjarmasin, karena masyarakat setempat sangat tidak menyukai [[Hindia Belanda|pemerintahan kolonial Belanda]] kala itu.<ref>{{Cite web|date=2022-10-17|title=Masjid Jami Banjarmasin, Bangunan Masjid yang Memiliki Sejarah Unik - Borneo ID|url=https://www.celebes.co/borneo/masjid-jami-banjarmasin|language=en-US|access-date=2022-12-23}}</ref>
 
Tidak hanya itu saja masyarakat Banjarmasin ini yang memeluk [[Islam|agama Islam]] sangat mengharamkan niat pemberian dari kolonial Belanda tersebut, apalagi sampai membangunnya. Dalam menyelesaikan masalah ini, maka masyarakat [[Suku Banjar|Banjar]] melakukan [[gotong royong]] untuk membangun Masjid Jami Banjarmasin tersebut. Baik [[laki-laki]], [[perempuan]], tua maupun muda bersama-sama saling membahu untuk mengumpulkan dana.<ref>{{Cite web|title=Hasil dan Pembahasan Masjid Jami’ Sungai Jingah Banjarmasin|url=https://idr.uin-antasari.ac.id/13291/7/BAB%20IV.pdf|website=idr.uin-antasari.ac.id}}</ref>
 
Pemindahan ini dilakukan secara swadaya oleh masyarakat. Bahkan, pemerintah Belanda pada saat itu tertarik untuk mendonasikan pendapatan hasil pajaknya untuk mendirikan masjid tersebut. Hal ini dikarenakan hasil pemungutan pajak dari masyarakat Banjarmasin pada saat itu sangat melimpah ruah. Namun, inisiasi Belanda tersebut ditolak mentah mentah-mentah oleh masyarakat Banjarmasin, karena masyarakat setempat sangat tidak menyukai [[Hindia Belanda|pemerintahan kolonial Belanda]] kala itu. Terlebih lagi, masyarakat Banjarmasin yang memeluk agama Islam sangat mengharamkan niat pemberian dari kolonial Belanda tersebut, apalagi sampai membangunnya. Oleh karena itu, masyarakat [[Suku Banjar|Banjar]] bergotong royong membangun Masjid Jami Banjarmasin dengan cara menyumbangkan sebagian harta (seperti perhiasan emas, hasil pertanian, dan tanah), waktu, dan tenaga, termasuk menggunakan tanah/ pasir yang diambil dari [[Pulau Kembang]] untuk menimbun dan meninggikan pondasi masjid. Bahkan, pembangunan masjid ini juga melibatkan [[Pangeran Mohammad Noor|Ir. Pangeran Muhammad Noor]] sebagai perancang konstruksi.Hingga pada tahun 1934 Masehi, masjid ini selesai dibangun sesuai dengan nama tahun yang terpampang di masjid.<ref name=":0" /><ref name=":1" /><ref name=":2" /><ref name=":3" /><ref>{{Cite web|title=Hasil dan Pembahasan Masjid Jami’ Sungai Jingah Banjarmasin|url=https://idr.uin-antasari.ac.id/13291/7/BAB%20IV.pdf|website=idr.uin-antasari.ac.id}}</ref><ref>{{Cite web|date=2022-10-17|title=Masjid Jami Banjarmasin, Bangunan Masjid yang Memiliki Sejarah Unik - Borneo ID|url=https://www.celebes.co/borneo/masjid-jami-banjarmasin|language=en-US|access-date=2022-12-23}}</ref>
Diantaranya ada yang menyumbang perhiasan [[emas]], hasil [[pertanian]] bahkan sampai tanah. Sehingga tidak membutuhkan waktu lama untuk mengumpulkan dana tersebut. Setelah itu berdirilah masjid ini dengan [[arsitektur]] yang unik serta megah di atas tanah seluas dua hektar. Dari dahulu hingga sekarang masjid ini selalu dijadikan [[tempat ibadah]] serta melakukan kegiatan sosial.<ref>{{Cite web|title=Hasil dan Pembahasan Masjid Jami’ Sungai Jingah Banjarmasin|url=https://idr.uin-antasari.ac.id/13291/7/BAB%20IV.pdf|website=idr.uin-antasari.ac.id}}</ref>
 
Pada tahun 2009, masjid ini direnovasi oleh Pemerintah Provinsi [[Kalimantan Selatan]] dengan menelan dana sekitar 9,5 miliar Rupiah. Renovasi ini dilakukan dengan tidak mengubah bentuk dasar dan arsitektur aslinya, sehingga nilai-nilai historisnya masih tetap terjaga.
 
== Arsitektur ==
Mesjid berarsitektur Banjar dan kolonial (''indish'') yang dibuat dengan bahan dasar kayu [[ulin]]Indies iniEmpire dibangun pada tahun [[1777style|indies]].'')
 
== Aktivitas ==
Di masjid ini terdapat Taman Kanak-Kanak, kampus Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) "Al-Jami" dan sederet fasilitas lain seperti tempat wudhu, pemandian jenazah, dan lain-lain.<ref>{{Cite web|last=baitcode.com|title=STAI Al Jami Banjarmasin|url=http://staialjami.ac.id/|website=STAI Al Jami Banjarmasin|language=en|access-date=2022-11-30}}</ref> Di daerah timur masjid, tepatnya di Jalan Malkon Temon, terdapat pemakaman umum di daerah timur masjid yang juga terdapat [[Kompleks Makam Pangeran Antasari]].<ref>{{Cite web|title=Ingin Tahu Dimana Makam Pangeran Antasari? Di Sinilah Tempatnya|url=https://banjarmasin.tribunnews.com/2015/07/30/ingin-tahu-dimana-makam-pangeran-antasari-di-sinilah-tempatnya|website=Banjarmasinpost.co.id|language=id-ID|access-date=2022-11-30}}</ref> Di daerah barat masjid, yang dikenal dengan daerah "Jalan Belakang Masjid Jami", terdapat makam salah satu ulama karismatik, yaitu [[Ahmad Zuhdiannoor|K.H. Ahmad Zuhdiannor]] atau sering disapa Guru Zuhdi yang notabene pernah mengisi kaijian keagaamaan di masjid ini, khususnya pada sabtu malam. Halaman masjid sering dipenuhi oleh peziarah yang sering memarkir di sana.<ref>{{Cite web|title=Wisata Religi Kalsel, Peziarah di Makam Guru Zuhdi Dipisah Antara Laki-Laki dan Perempuan|url=https://banjarmasin.tribunnews.com/2021/09/25/wisata-religi-kalsel-peziarah-di-makam-guru-zuhdi-dipisah-antara-laki-laki-dan-perempuan|website=Banjarmasinpost.co.id|language=id-ID|access-date=2022-11-30}}</ref>
 
== Galeri ==