Ikuanisme: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Vendyxiao (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Vendyxiao (bicara | kontrib)
Baris 12:
}}
{{Buddhisme|aliran}}
'''Ikuanisme, Yi Guan Dao,''' '''I Kuan Tao''' (一貫道), juga dikenal sebagai '''Aliran Buddha Maitreya''' di [[Indonesia]], adalah [[agama keselamatan Tiongkok]] yang bermula dari [[Republik Rakyat Tiongkok]] pada awal [[abad ke-20]].<ref name=":0">{{Cite book|last=Lu|first=Yunfeng|date=2008|title=The transformation of Yiguan Dao in Taiwan: adapting to a changing religious economy|location=Lanham, Md.|publisher=Lexington Books|isbn=978-0-7391-1719-4}}</ref> "I Kuan" berarti persatuan atau kesatuan, sementara "Tao" berarti jalan, kebenaran, atau juga Ketuhanan.
 
Menurut Dr. Sebastien Billioud, Ikuanisme dapat dilihat sebagai versi terbaru dari tradisi [[Tridharma]] (sinkretisme [[Konfusianisme]], [[Taoisme]], dan [[Buddhisme]]). Pada kasus Ikuanisme, ajaran agama [[Kekristenan|Kristen]] dan [[Islam]] juga diadopsi menjadi satu kesatuan dari lima ajaran.<ref>{{Cite book|last=Billioud|first=Sebastien|year=2020|title=Reclaiming the Wilderness: Contemporary Dynamics of the Yiguandao|location=Oxford and New York|publisher=Oxford University Press.|pages=3}}</ref> Seiring perkembangannya, terjadi perbedaan pendapat sehingga terbentuk aliran Ikuanisme baru seperti '''Maitreya Great Tao''' atau '''Mi Le Ta Tao''' (彌勒大道) yang memisahkan diri.
Baris 20:
== Sejarah ==
{{noref}}
Tradisi keagamaan mulai berkembang di jaman Ming Dinasti (1368-1644), dan 羅清Luo Qing (1443-1527) / Luo Menghong (羅夢鴻 / 羅孟 鴻) yang menulis 五部六冊 Wubu Liuce / "Five Books in Six Volumes"  di tahun 1509 adalah salah satu yang menonjol di kala itu. Di kalangan YiguanI DaoKuan Tao, Luo Qing ini dikenal sebagai sesepuh ke-8. Kalangan YiguandaoI Kuan Tao meyakini Luo Qing mendapatkan Firman Tuhan dari Maha Guru ke 7 dan menjadi penerus silsilah Maha Guru selanjutnya. Ajaran Luo ini kemudian dikenal dengan nama 罗道 [[Luoisme|Jalan Luo]] / 罗教 Luosime / 无为教 Wuweiism.<ref name=":0" />
 
    Di abad ke-16, 應繼南 Yin Ji'nan (1527-1582) dari Zhejiang yang mengklaim diri sebagai titisan Luo Qing memulai sebuah aliran independen yang berhasil menyebar ke seluruh provinsi asalnya, Fujian, Jiangxi, dan provinsi-provinsi di selatan sekitarnya. Dia menjadi pemimpin sebuah kelompok Luoisme dan mereformasi aliran tersebut menjadi 老官斋教 Laoguan ZhaiJiao / 龍華齋教 Long Hua Jiao, yang pada abad-abad berikutnya melahirkan aliran 先天道 Xiantiandao yang selanjutnya menjadi 一貫道 YiguandaoI Kuan Tao. Yin Ji'nan mengorganisir gerakannya ke dalam sebuah hirarki dan mengintegrasikan teologi tentang Maitreya, 舞技老母 Wuji Lao Mu sebagai inti kepercayaan, eskatologi 三阳 Tiga Masa Pancaran dan silsilah Maha Guru ke dalam doktrin-doktrin asli LuoismeTiga Masa Pancaran dan silsilah Maha Guru ke dalam doktrin-doktrin asli Luoisme yang dipengaruhi sekte 混元 Hunyuan.
 
    先天道 Xiantiandao didirikan di Jiangxi pada abad ke-17 dinasti Qing sebagai cabang dari 青蓮教 Sekte Teratai Hijau yang sebelumnya merupakan aliran 大乘 Dacheng atau 圆顿 Yuandun, salah satu cabang dari perkembangan Luoisme di bagian timur. Sekte 乘教 Dacheng dari Luoism di tangan kepemimpinan 袁志謙 Yuang Zhiqian berubah nama menjadi 青蓮教 Sekte Teratai Hijau. Sekte ini menyatukan tiga agama dengan mempraktikkan tata krama Konfusianisme, praktik-praktik Taoisme, dan sila-sila Buddha. Sekte ini juga menyakini akan segera hadirnya Buddha Maitreya yang dikirim Ibu Suci untuk menjemput anak-anaknya yang tersesat kembali ke Nirwana. Dinamakan Teratai Hijau untuk bersaing dengan sekte Teratai Putih yang populer saat itu. Akibat ditekan pemerintah, sekte Teratai Hijau ini bergerak secara sembunyi-sembunyi dan akhirnya terpecah menjadi banyak kelompok. Salah satu kelompok yang bertahan yang dipimpin oleh 黃德輝 Huang De Hui (di kalangan Tao dikenal sebagai sesepuh ke-9) kemudian berganti nama menjadi 先天道 Xiantian Dao.
 
    Karena dianggap sebagai heterodoks, Xiantian Dao ditekan pemerintah di awal abad 19 tapi berhasil bertahan. Para penganut Xiantiandao melihat diri mereka sendiri sebagai pelaksana dari misi Ibu Suci dengan melintasi orang-orang dan membimbing mereka di jalan pembinaan yang pada akhirnya akan membawa mereka kembali ke Surga. Aliran Shien Thien Tao masih ada di Indonesia dalam bentuk kelenteng kelenteng yang dipegang oleh Bhiksuni (Chai Ma). Salah satu cabang Xiantian Dao yang dipimpin oleh 王覺一 Wang Jueyi mulai berjalan sendiri dan memisahkan diri dari Xiantian Dao. Di kalangan YiguanDaoI Kuan Tao, Wang Jueyi dikenal sebagai maha guru ke-15. Di tahun 1877, berdasarkan titah Ibu Suci dari Tulisan Pasir (扶乩 Fu ji) menunjuk Wang Jueyi sebagai maha guru ke-15. Dan kelompok cabang yang dia pimpin selanjutnya dinamakan 末后一着教 Mohou Yizhujiao (agama akhir jaman). Maha Guru Wang yang mengubah teologis dan ritualnya. Maha Guru Wang juga menghapus syarat "bervegetarian" dan "menjalankan pantangan" untuk para pengikutnya, sehingga membuat kelompoknya berkembang cepat saat itu. Dokumen dinasti Ching yang ditemukan belakangan ini menunjukkan bahwa Wang Jue Yi 王覺一, sesepuh ke-15, mendirikan aliran "I Kuan Ciao" (一貫教) pada zaman dinasti Ching (sekitar tahun 1850). Di tahun 1883, pemerintahan Qing melarang kelompok ini sehingga menekannya. Maha Guru Wang hidup bersembunyi sampai meninggal. Xiantian Dao di bawah kepemimpinan Wang Jueyi secara signifikan banyak menggunakan ajaran Konfusius sebagai dasar ajarannya; para praktisi harus mengikuti kitab suci 大學 Dàxué, sementara praktik Taoisme seperti pertapaan dan pengobatan dihapuskan. Dari sesepuh ke-15, silsilah Tao berlanjut ke 劉化普 Liu Hua Pu sebagai sesepuh ke-16. Di tahun 1905, maha guru ke 16 menggunakan kata-kata Konfusius yang berkata bahwa 吴道一以贯之 "jalan yang saya ikuti adalah jalan yang menyatukan semua" yang selanjutnya menamakan kalangan Tao dengan nama 一貫道 YiguanI DaoKuan Tao. Pengikutnya relatif kecil saat itu.
 
Selanjutnya setelah Liu Qingxu meninggal, kepemimpinan kalangan Yiguandao dilanjutkan oleh 路中一 Lu Zhongyi yang menjadi maha guru ke 17. Pada tahun 1895, pada usia 46 tahun, beliau dikatakan bermimpi dan Tuhan yang memerintahkannya untuk menjadi murid dari maha guru ke-16 Liu Qingxu. Dia menjadi maha guru ke-17 pada tahun 1905, di Qingzhou. Kalangan Yiguandao mengyakini Lu Zhongyi sebagai maha guru pertama di era Pancaran Putih, era terakhir dari Tiga Pancaran, dan merupakan reinkarnasi dari Buddha Maitreya.
 
I Kuan Tao mulai berkembang pesat saat sesepuh ke-18 ChangZhang Thien Ran 張天然 memegang pemimpin. Sesepuh ChangZhang lahir tahun 1889 pada tanggal Imlek 19 bulan 7, di Ji Ning, provinsi Shan Tong. Sesepuh ChangZhang mengikuti aliran I Kuan Tao sejak tahun 1914. Sesepuh ke-17 Lu Zhong I yang dipercaya adalah inkarnasi Buddha Maitreya melihat talenta Sesepuh ChangZhang. Dan setelah meninggalnya sesepuh ke-17 tahun 1925, Sesepuh ChangZhang diangkat menjadi sesepuh ke-18 tahun 1930. Sesepuh ChangZhang dikatakan sebagai inkarnasi Buddha Ci Kung, atau disebut Buddha Hidup Ci Kung. Sesepuh ChangZhang Thien Ran disebut sebagai Se Cun 師尊 (Bapak Guru Agung). Sesepuh ChangZhang dikatakan atas mandat Lao Mu, bersama (tidak menikah) Sesepuh Sun Su Chen 孫素真 yang disebut sebagai inkarnasi Bodhisatwa Yek Huei 月慧菩薩 (Dewi Bulan Bijaksana). Sesepuh Sun Su Chen besama Sesepuh ChangZhang Tien Jan menjabat sebagai sesepuh ke-18 I Kuan Tao. Sun dihormati sebagai Se Mu 師母 (Ibu Guru Suci).
 
I Kuan Tao menyebar pesat dari tahun 1930 sampai 1936. Dari tahun 1937-1947 selama kekuasaan [[Jepang]], I Kuan Tao juga berhasil menarik penganut dari utara, tengah sampai selatan Tiongkok. Sesepuh ChangZhang Tien Ran meninggal tahun 1947 saat komunis mulai berkuasa di Tiongkok.
 
Dengan meninggalnya Sesepuh ChangZhang, dan berkembangnya komunis di China, I Kuan Tao tidakmengalami dalamtekanan keadaandari yangpemerintah bersatu.Tiongkok Parawaktu muridnya secara tersendiri terpencar ke Hong Kong dan Taiwanitu. Sesepuh Sun Su Cen (Se Mu) mengambil alih kedudukan dan membawa ajaran YiguandaoI Kuan Tao ke Hong Kong dan Taiwan. Dari Taiwan I Kuan Tao berkembang pesat dan menyebar ke Asia Tenggara (Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand). Sementara itu, para murid Sesepuh ChangZhang secara individual menyebarkan ajaran I Kuan Tao, sehingga muncul kelompok-kelompok YiguandaoI Kuan Tao dengan sesepuh atau pemimpin yang berbeda-beda. Di Taiwan, I Kuan Tao mulai resmi diakui pemerintah sejak tahun 1987. Di [[Indonesia]], aliran kepercayaan I Kuan Tao berada di bawah naungan wadah agama Buddha di Indonesia (WALUBI).
 
Pada tanggal 13 Januari 1987, pemerintah [[Kuomintang]] di Taiwan secara resmi melegalkan I Kuan Tao. I Kuan Tao menjadi agama pertama yang bertransformasi dari kelompok yang ditindas menjadi kelompok agama yang sah di kalangan masyarakat Tiongkok modern.
 
== Doktrin dan Ajaran ==
 
=== Eskatologi ===
Doktrin eskatologi Tiga Pancaran (三陽 sānyáng) menjadi dasar utama dalam doktrin Ikuanisme. I Kuan Tao menyakini bahwa pencipta alam semesta, bumi, dan seluruh mahluk hidup adalah [[Tuhan]] [[Ilahi]] yang diibaratkan seorang Ibunda Suci yang disebut [[Lao Mu]]. Lingkaran hidup bumi dan alam semesta adalah 10.800 tahun, dan kita berada dalam zaman terakhir dimana manusia telah hidup 60 000 tahun. Manusia sebagai anak-anak dari Tuhan (Lao Mu) karena telah terlalu lama di bumi, tersesat dalam hidup duniawi, terjerumus dalam dosa menyebabkan mereka hidup dalam roda [[reinkarnasi]] dan tidak bisa kembali ke Surga. Lao Mu sangat merindukan anak-anaknya di bumi ini, dan mengutus 10 Buddha untuk menyelamatkan anak-anaknya di bumi. 7 Buddha pertama telah datang saat bermulanya kebudayaan manusia, dan 3 Buddha terakhir mengemban tugas penyelamatan. Sehingga dibagi 3 zaman: Zaman Pancaran Hijau, Pancaran Merah, dan Pancaran Putih. Buddha [[Dipankara]] diutus saat Zaman Pancaran Hijau (sekitar 3000 SM) sampai lahirnya [[Siddharta Gautama|Siddharta Buddha]]. Zaman Pancaran Merah bermula dengan diutusnya [[Siddharta Gautama]]. Zaman Pancaran Putih atau zaman terakhir bermula saat Buddha [[Maitreya]] diutus. Seperti sering diutarakan oleh para Sesepuh YiguandaoI Kuan Tao bahwa Buddha Maitreya telah datang ke dunia sebagai Guru ke-17 Lu Zhong I.
 
Sejarah resmi I Kuan Tao membagi perkembangan Tao dalam 3 periode. Periode pertama disebut sebagai 18 Sesepuh Pertama dari Timur, yang bermula dari awal adanya manusia. Sesepuh pertama adalah Fu Si, tokoh dari Tiongkok, pencipta Pa Kwa (8 triagram). Kemudian berlanjut ke Shen Nong (penemu pertanian), Huang Ti (Kaisar Kuning), diteruskan ke raja-raja Tiongkok, sampai [[Kong Hu Cu]], dan terakhir Lau Ce (Penulis Tao Te Ching). Dikatakan bahwa karena perang saudara di daratan Tiongkok, menyebabkan Lau Ce membawa Tao ke India dan meneruskan ke [[Siddharta Gautama]].
Baris 52 ⟶ 54:
Se Mu (師母) yang artinya Ibu Suci, sewaktu di [[Taiwan]] berada di bawah asuhan Wang Hao Te (王好德) atau sesepuh Ong selama 11 tahun, Wang sendiri adalah pengikut [[kelompok]] Pao Kuang (寶光組). Dengan [[meninggal]]nya Se Mu 4 April 1975, Wang Hao Te meneruskan sebagai penerus asli Yiguandao yang diangkat oleh Se Mu. Hanya melalui dia Kuasa [[Firman]] [[Tuhan]] ''Tien Ming'' dapat diberikan, Sesepuh Ong meneruskan sebagai penerus ''Benang Emas'' yang sejati. Banyak kelompok I Kuan [[Tao]] yang tidak terima sehingga Wang Hao Te meneruskan [[aliran]] sendiri yang disebut [[Tao]] Agung [[Maitreya]] atau Maha [[Tao]] [[Maitreya]] (彌勒大道). Tan Pik Ling di [[Indonesia]] yang juga pengikut [[kelompok]] Pao Kuang memutuskan untuk bergabung dengan Wang Hao Te.
 
YiguandaoI Kuan Tao membentuk [[organisasi]] sendiri dengan kantor pusat di [[El Monte]], [[California]], pada tahun 2000 membentuk [[organisasi]] Majelis I Kuan Tao Indonesia (dari kelompok Pau Kuang Cien Te).
 
[[Aliran]] [[Buddha Maitreya]] berkembang sebagai satuan dari [[agama Buddha]] di [[Indonesia]]. [[Aliran]] ini mengadopsi istilah-istilah bahasa Indonesia dari [[bahasa Sanskerta]]. Disebabkan juga oleh tekanan pemerintah Orde Baru yang melarang penggunaan bahasa [[Mandarin]], liturgi dan upacara keagamaan juga menggunakan [[Bahasa Indonesia]]. Dalam [[era reformasi]] sekarang, vihara Maitreya kembali lebih bebas menggunakan [[bahasa Mandarin]]. Vihara Maitreya di [[Indonesia]] berciri khas tercantum kalimat "[[Tuhan Maha Esa]]", mengikuti perayaan [[Buddha]] seperti [[Waisak]], [[Kathina]], dan menggantungkan gambar [[Buddha]] [[Siddharta]] .