Ikuanisme: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
k Perbaikan bahasa dan pencantuman sumber referensi Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 20:
== Sejarah ==
{{noref}}
Di abad ke-16, 應繼南 Yin Ji'nan (1527-1582) dari Zhejiang yang mengklaim diri sebagai titisan Luo Qing memulai sebuah aliran independen yang berhasil menyebar ke seluruh provinsi asalnya, Fujian, Jiangxi, dan provinsi-provinsi di selatan sekitarnya. Dia menjadi pemimpin sebuah kelompok Luoisme dan mereformasi aliran tersebut menjadi 老官斋教 Laoguan ZhaiJiao / 龍華齋教 Long Hua Jiao, yang pada abad-abad berikutnya melahirkan aliran 先天道 Xiantiandao yang selanjutnya menjadi 一貫道 I Kuan Tao.<ref>{{Cite book|last=Ma|first=Xisha|date=2011|title=Popular Religion and Shamanism|publisher=Brill|isbn=978-9004174559|url-status=live}}</ref> Yin Ji'nan mengorganisir gerakannya ke dalam sebuah hirarki dan mengintegrasikan teologi tentang Maitreya, 舞技老母 Wuji Lao Mu sebagai inti kepercayaan, eskatologi 三阳 Tiga Masa Pancaran dan silsilah Maha Guru ke dalam doktrin-doktrin asli Luoisme.
Baris 26:
先天道 Xiantiandao didirikan di Jiangxi pada abad ke-17 dinasti Qing sebagai cabang dari 青蓮教 Sekte Teratai Hijau yang sebelumnya merupakan aliran 大乘 Dacheng atau 圆顿 Yuandun, salah satu cabang dari perkembangan Luoisme di bagian timur. Sekte 乘教 Dacheng dari Luoism di tangan kepemimpinan 袁志謙 Yuang Zhiqian berubah nama menjadi 青蓮教 Sekte Teratai Hijau. Sekte ini menyatukan tiga agama dengan mempraktikkan tata krama Konfusianisme, praktik-praktik Taoisme, dan sila-sila Buddha. Sekte ini juga menyakini akan segera hadirnya Buddha Maitreya yang dikirim Ibu Suci untuk menjemput anak-anaknya yang tersesat kembali ke Nirwana. Dinamakan Teratai Hijau untuk bersaing dengan sekte [[Seroja Putih|Teratai Putih]] yang populer saat itu. Akibat ditekan pemerintah, sekte Teratai Hijau ini bergerak secara sembunyi-sembunyi dan akhirnya terpecah menjadi banyak kelompok. Salah satu kelompok yang bertahan yang dipimpin oleh 黃德輝 Huang De Hui (sesepuh ke-9) kemudian berganti nama menjadi 先天道 Xiantian Dao.
Karena dianggap sebagai heterodoks, Xiantian Dao ditekan pemerintah di awal abad 19 tapi berhasil bertahan. Para penganut Xiantiandao melihat diri mereka sendiri sebagai pelaksana dari misi Ibu Suci dengan melintasi orang-orang dan membimbing mereka di jalan pembinaan yang pada akhirnya akan membawa mereka kembali ke Surga. Aliran Xiantian Dao masih ada di Indonesia dalam bentuk kelenteng kelenteng yang dipegang oleh Bhiksuni (Chai Ma). Salah satu cabang Xiantian Dao yang dipimpin oleh 王覺一 Wang Jueyi mulai berjalan sendiri dan memisahkan diri dari Xiantian Dao. Di kalangan I Kuan Tao, Wang Jueyi dikenal sebagai maha guru ke-15. Di tahun 1877, berdasarkan titah Ibu Suci dari Tulisan Pasir (扶乩 Fu ji) menunjuk Wang Jueyi sebagai maha guru ke-15. Dan kelompok cabang yang dia pimpin selanjutnya dinamakan 末后一着教 Mohou Yizhujiao (agama akhir jaman).<ref name=":0" /> Maha Guru Wang yang mengubah teologis dan ritualnya. Maha Guru Wang juga menghapus syarat "bervegetarian" dan "menjalankan pantangan" untuk para pengikutnya, sehingga membuat kelompoknya berkembang cepat saat itu. Dokumen dinasti Ching yang ditemukan belakangan ini menunjukkan bahwa Wang Jue Yi 王覺一, sesepuh ke-15, mendirikan aliran "I Kuan Ciao" (一貫教) pada zaman dinasti Ching (sekitar tahun 1850). Di tahun 1883, pemerintahan Qing melarang kelompok ini sehingga menekannya. Maha Guru Wang hidup bersembunyi sampai meninggal. Xiantian Dao di bawah kepemimpinan Wang Jueyi secara signifikan banyak menggunakan ajaran Konfusius sebagai dasar ajarannya; para praktisi harus mengikuti kitab suci 大學 Dàxué, sementara praktik Taoisme seperti pertapaan dan pengobatan dihapuskan. Dari sesepuh ke-15, silsilah Tao berlanjut ke 劉化普 Liu Hua Pu sebagai sesepuh ke-16. Di tahun 1905, maha guru ke 16 menggunakan kata-kata Konfusius yang berkata bahwa 吴道一以贯之 "jalan yang saya ikuti adalah jalan yang menyatukan semua" yang selanjutnya menamakan kalangan Tao dengan nama 一貫道 I Kuan Tao.<ref name=":0" /> Pengikutnya relatif kecil saat itu.
Selanjutnya setelah Liu Qingxu meninggal, kepemimpinan kalangan Yiguandao dilanjutkan oleh 路中一 Lu Zhongyi yang menjadi maha guru ke 17. Pada tahun 1895, pada usia 46 tahun, beliau dikatakan bermimpi dan Tuhan yang memerintahkannya untuk menjadi murid dari maha guru ke-16 Liu Qingxu. Dia menjadi maha guru ke-17 pada tahun 1905, di Qingzhou. Kalangan Yiguandao mengyakini Lu Zhongyi sebagai maha guru pertama di era Pancaran Putih, era terakhir dari Tiga Pancaran, dan merupakan reinkarnasi dari Buddha Maitreya.
I Kuan Tao mulai berkembang pesat saat sesepuh ke-18 Zhang Thien Ran 張天然 memegang pemimpin. Sesepuh Zhang lahir tahun 1889 pada tanggal Imlek 19 bulan 7, di Ji Ning, provinsi Shan Tong. Sesepuh Zhang mengikuti aliran I Kuan Tao sejak tahun 1914. Sesepuh ke-17 Lu Zhong I yang dipercaya adalah inkarnasi Buddha Maitreya melihat talenta Sesepuh Zhang. Dan setelah meninggalnya sesepuh ke-17 tahun 1925, Sesepuh Zhang diangkat menjadi sesepuh ke-18 tahun 1930. Sesepuh Zhang dikatakan sebagai inkarnasi Buddha Ci Kung (济公) , atau disebut Buddha Hidup Ci Kung (济公活佛). Sesepuh Zhang Thien Ran disebut sebagai Se Cun 師尊 (Bapak Guru Agung). Sesepuh Zhang dikatakan atas mandat Lao Mu, bersama
I Kuan Tao menyebar pesat dari tahun 1930 sampai 1936. Dari tahun 1937-1947 selama kekuasaan [[Jepang]], I Kuan Tao juga berhasil menarik penganut dari utara, tengah sampai selatan Tiongkok. Sesepuh Zhang Tien Ran meninggal tahun 1947 saat komunis mulai berkuasa di Tiongkok.
Di Taiwan sendiri I Kuan Tao juga sempat ditekan oleh pemerintah mulai tahun 1952, tapi pada tanggal 13 Januari 1987, pemerintah [[Kuomintang]] di Taiwan pada akhirnya secara resmi melegalkan I Kuan Tao. I Kuan Tao menjadi agama pertama yang bertransformasi dari kelompok yang ditindas menjadi kelompok agama yang sah di kalangan masyarakat Tiongkok modern.<ref name=":0" />
|