Kekristenan di Indonesia: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Badak Jawa (bicara | kontrib) k Mengembalikan suntingan oleh Doctorredits here (bicara) ke revisi terakhir oleh Putera Ramadhan Tag: Pengembalian Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
k Membalikkan revisi 26483725 oleh Badak Jawa (bicara) |
||
Baris 60:
[[Berkas:Catholic Indonesia Percentage Sensus2010.svg|jmpl|350px|Peta persebaran [[Gereja Katolik Roma|Katolik]] di Indonesia berdasarkan sensus tahun 2010]]
[[Katolik Roma]] pertama tiba pada tahun 1511 di tanah [[Aceh]], yaitu dari [[Karmelit|Ordo Karmel]], dan 1534 di kepulauan [[Maluku]] melalui orang Portugis yang dikirim untuk
[[Berkas:Protestant_Indonesia_Percentage_Sensus2010.svg|jmpl|350px|ka|Peta persebaran Kristen Protestan di Indonesia berdasarkan sensus tahun 2010]]
Protestanisme pertama kali diperkenalkan oleh penjajah Belanda pada abad keenam belas, sehingga terpengaruh pada ajaran [[Calvinisme]] dan [[Lutheran]].
Pada tahun 1960-an akibat anti-[[Komunis]] dan anti-[[Konfusianisme]] banyak pengikut [[Komunis]] dari kalangan orang [[Tionghoa]] dan sebagian [[suku Jawa]] Kejawen mengklaim diri sebagai orang [[Kristen]], akan tetapi banyak bangsa Tionghoa yang akhirnya menerima agama Kristen dan sekarang mayoritas kalangan muda bangsa Tionghoa adalah umat Kristen. Sedangkan pemeluk Kristen di kalangan suku Jawa ada diantara mayoritas umat [[Islam]], baik di [[Jawa Tengah]], [[Yogyakarta]] dan [[Jawa Timur]].
Baris 72:
Sunat paksa dan konversi paksa orang Kristen terjadi selama konflik Muslim-Kristen 1999–2002 di Maluku, bersamaan dengan serangan terhadap gereja-gereja di seluruh Indonesia. Tentara, khususnya satuan pasukan khusus Kopassus, dituduh membantu penyerangan di Maluku, dan tanggapan resmi terhadap serangan ini kurang, sedangkan kekuatan penuh hukum digunakan terhadap orang-orang Kristen yang terlibat dalam balas dendam. Eksekusi tiga warga [[Gereja Katolik Roma|Katolik]] di Sulawesi pada tahun 2006 menimbulkan kekhawatiran lebih lanjut bahwa negara Indonesia lebih menyukai Muslim sambil menghukum minoritas Kristen.
Bahkan setelah meredanya konflik Maluku, orang-orang Kristen
Pada tanggal 8 Februari 2011, penonton sidang menyerang terdakwa, jaksa dan hakim, dan perusuh
Di sisi lain, juga pada Februari 2011, seorang pemimpin dan pengikut FPI setempat masing-masing menerima hukuman paling lama 5,5 bulan dan dibebaskan berdasarkan waktu yang dijalani setelah anggota kelompok memukul kepala pendeta HKBP dengan papan kayu dan menikam seorang sesepuh HKBP di bagian perut. Rencana penyerangan lewat mobil tersebut terjadi di Bekasi, Jawa Barat saat para korban sedang berjalan menuju kebaktian gereja dan terkait dengan penolakan umat Islam setempat terhadap pembangunan gereja. Sementara aktivis hak asasi manusia lokal menyatakan kekecewaannya dengan hukuman yang minimal, tidak ada kerusuhan yang terjadi. Sebelumnya, pada 2010, ratusan anggota FPI menyerang jemaah saat kebaktian HKBP di Bekasi, memukuli banyak perempuan. Polisi berada di lokasi tetapi hanya memberikan sedikit perlindungan.
Pada awal Ramadhan Agustus 2011, sekelompok umat Islam yang mengakui memiliki alasan , menyerang dan membakar tiga gereja di Kuantan, Senggingi, dan Riau. Polisi, yang tidak memberikan alasan apa pun atas pembakaran tersebut, mengatakan bahwa
Keputusan bersama menteri tahun 2006 tentang rumah ibadah (ditandatangani oleh Departemen Agama dan Departemen Dalam Negeri) mengharuskan sebuah kelompok agama untuk mendapatkan persetujuan dari setidaknya 60 rumah tangga di sekitar sebelum membangun sebuah rumah ibadah. Keputusan ini telah sering digunakan untuk mencegah pembangunan tempat ibadah non-Muslim dan telah dikutip oleh organisasi Muslim radikal untuk berbagai serangan terhadap non-Muslim.
Pada 9 Mei 2017, Gubernur Jakarta [[Basuki Tjahaja Purnama]]
Pada 13 Mei 2018 tiga gereja menjadi sasaran bom bunuh diri di Surabaya.
Pada tanggal 28 November 2020, sekitar 10 orang, diduga dari
== Pertumbuhan ==
|