Rahmah El Yunusiyah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
tidak perlu didaerahkan
Baris 32:
Dalam usia 60 tahun, Yunus wafat meninggalkan Rahmah yang masih berusia enam tahun. Keluarganya memilihkan salah seorang murid Yunus sebagai guru mengaji Rahmah. Dua abangnya yang pernah belajar di Sekolah Desa mengajarkan Rahmah baca tulis Arab dan Latin. Di bawah asuhan ibu dan kakak-kakaknya, Rahmah tumbuh sebagai anak yang keras hati dan memiliki kemauan kuat. Lewat kemampuannya membaca, ia mempelajari buku-buku yang dimiliki dan ditulis abangnya, [[Zainuddin Labay El Yunusy]].{{sfn|Munawaroh|2002|pp=5}} Menginjak usia 10 tahun, Rahmah sudah gemar mendengarkan kajian yang diadakan di beberapa [[surau]] di Padang Panjang. Ia mengambil perbandingan dari kajian-kajian yang diikutinya, berpindah-pindah dari satu surau ke surau lainnya.{{sfn|Peringatan 55 Tahun...|1978|pp=177}}
 
Lantaran jarang bergaul dengan teman sebayanya, Rahmah remaja menjadi gadis pendiam dan pemalu. Ketiadaan ayah membuat Rahmah banyak memikirkan dan menyelesaikan sendiri urusannya.{{sfn|Rasyad, dkk|1991|pp=37}} Ia menjahit bajunya dan menyenangi berbagai macam kerajinan tangan. Mengikuti tradisi adat, Rahmah dalam usia 16 tahun dinikahkan oleh keluarganya dengan Bahauddin Lathif, seorang ulama dari [[Sumpur, Batipuh Selatan, Tanah Datar|Sumpur]]. Pernikahan mereka berlangsung pada 15 Mei 1916 dan berakhir pada 22 Juni 1922 tanpa meninggalkan anak.{{sfn|Peringatan 55 Tahun...|1978|pp=225}}{{sfn|Janti|28 Juli 2018}} Meski demikian, Rahmah memiliki sepupuSepupunya dari keluarga ibu, [[Isnaniah Saleh]], yang kelak meneruskan kepemimpinannya di Diniyah Putri.{{sfn|Peringatan 55 Tahun...|1978|pp=248}}
 
== Pendidikan ==