Darsono (politikus): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Glorious Engine (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
AzharFaith22 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
Baris 49:
Selain itu, Darsono juga pernah dicalonkan sebagai anggota Tweede Kamer (Majelis Rendah) tahun 1929 oleh Partai Komunis Belanda. Darsono didaftar urutan 3 dan [[Tan Malaka]] didaftar urutan 2, namun keduanya tidak terpilih.
 
Meski [[Semaoen|Semaun]] dan Darsono yang memulai didirikannya PKI ini, keduanya pun memilih untuk keluar dari PKI. Bahkan kala itu, para tokoh PKI diangkatan 1920-an banyak yang menghilang dari perpolitikan setelah kemerdekaan Indonesia diumumkan.
 
Darsono yang melihat kondisi masyarakat kala itu yang berada dalam garis kebodohan, maka mengambil inisiatif untuk membantu mencerdaskan melalui tulisan-tulisan. Untuk melakukan hal itu, ia pun bergabung dengan [[Sinar Djawa]]. Sinar Djawa ini merupakan surat kabar yang dimiliki oleh [[Sarekat Islam]].
Baris 59:
Untuk hal itu, ia pun memperjuangkan keringanan pajak rakyat dan membebankan pajak yang lebih besar kepada kaum Setan Oeang. Masalah ini pun dibawa dalam Kongres Nasional Central Sarekat Islam ke-3 yang diadakan pada tanggal 29 September-6 Oktober 1918 di Surabaya.
 
Di [[ISDV]] ia tidak sendirian melainkan bersama dengan temannya yang bernama [[Semaoen|Semaun]] dan [[Alimin]]. Darsono yang memiliki latar belakang wartawan dan penyunting sehingga bisa dengan mudah membuat artikel-artikel untuk mencerdaskan masyarakat dan mengkritik pemerintahan Hindia Belanda. Artikel-artikel yang ia tulis seperti "Het Process Sneevliet (1917) Het Process Sneevliet (1917) dan Clive Day The Policy and Administration of the Deutch in Java (1904)". Bahkan tulisannya yang berjudul, "Het Process Sneevliet" menjadi bacaan wajib kaum pergerakan dan menjadi bacaan terlarang di sekolah-sekolah pemerintah.<ref name="tribun"/>
 
== Referensi ==