Soedirman: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
perbaikan artikel pt1
Baris 13:
|rank= [[Jenderal]]<br>[[Jenderal Besar]] [[Anumerta]] Bintang Lima (1997)
|unit=
|commands= Komandan batalyon di [[Kroya]], [[Jawa Tengah]]<br>Komandan Divisi V/[[Banyumas]]<br>[[Panglima TNI|Panglima Angkatan Perang RI]]
|battles= [[Sejarah Indonesia (1945-1949)|Revolusi Nasional Indonesia]]
|awards= [[Pahlawan Nasional Indonesia|Pahlawan Pembela Kemerdekaan]]
Baris 19:
|laterwork=
}}
[[Jenderal Besar]] [[TNI]] [[Anumerta]] '''Soedirman''' ([[Ejaan Soewandi]]: '''Sudirman''') ({{lahirmati|[[Bodas Karangjati, Rembang, Purbalingga|Bodas Karangjati]], [[Rembang, Purbalingga|Rembang]], [[Purbalingga]], [[Jawa Tengah]]|24|1|1916|[[Magelang]], [[Jawa Tengah]]|29|1|1950}}) adalah seorang [[pahlawan]] [[nasional Indonesia]] yang berjuang pada masa upaya kemerdekaan [[RepublikSejarah Indonesia (1945-1949)|Revolusi Nasional Indonesia]]. Dalam sejarah perjuangan Republik Indonesia, ia dicatat sebagai [[Panglima]] dan [[Jenderal]] RI yang pertama dan termuda. Saat usia Soedirman 31 tahun ia telah menjadi seorang [[jenderal]]. Meski menderita sakit [[tuberkulosis]] [[paru-paru]] yang parah, ia tetap ber[[gerilya]] dalam [[perang]] [[Sejarahpembelaan Indonesiakemerdekaan (1945-1949)|Revolusi Nasional Indonesia]]RI. Pada tahun 1950 ia wafat karena penyakit tuberkulosis tersebut dan dimakamkan di [[Taman Makam Pahlawan Kusuma Negara]] di [[Semaki, Umbulharjo, Yogyakarta|Semaki]], [[Yogyakarta]].
 
== Latar belakang keluarga ==
Baris 25:
 
== Pendidikan ==
Soedirman memperoleh pendidikan formal dari Sekolah [[Taman Siswa]]. Kemudian ia melanjut ke [[HIK]] (sekolah guru) Muhammadiyah, [[SoloSurakarta]] tapi tidak sampai tamat. Soedirman saat itu juga giat di organisasi [[Pramuka]] [[Hizbul Wathan]]. Setelah itu ia menjadi guru di sekolah [[HIS]] Muhammadiyah di [[Cilacap]].
== Karir militer ==
Ketika jaman pendudukan [[Jepang]], ia masuk tentara [[Pembela Tanah Air]] (PETA) di [[Bogor]] di bawah pelatihan tentara [[Jepang]].<ref name="DESTINIESp35">{{cite book| last =Friend| first =Theodore| authorlink =| coauthors =| title =Indonesian Destinies| publisher =The Belknap Press of Harvard University Press| date =2003| location =| url =| doi =| isbn =0-674-01834-6| page =35 }}</ref> Setelah menyelesaikan pendidikan di PETA, ia menjadi [[Komandan]] [[Batalyon]] di [[Kroya]], [[Jawa Tengah]]. Kemudian ia menjadi [[Panglima]] Divisi V/[[Banyumas]] sesudah [[TKR]] terbentuk, dan akhirnya terpilih menjadi Panglima Angkatan Perang Republik Indonesia (Panglima TNITKR).
Soedirman dikenal oleh orang-orang di sekitarnya dengan pribadinya yang teguh pada prinsip dan keyakinan, dimana ia selalu mengedepankan kepentingan masyarakat banyak dan bangsa di atas kepentingan pribadinya, bahkan kesehatannya sendiri. Pribadinya tersebut ditulis dalam sebuah buku oleh [[Tjokropranolo]], pengawal pribadinya semasa gerilya, sebagai seorang yang selalu konsisten dan konsekuen dalam membela kepentingan tanah air, bangsa, dan negara. <ref>[[Tjokropranolo]]. 1992. ''Panglima Besar TNI Jenderal Soedirman pemimpin pendobrak terakhir penjajahan di Indonesia''. PT [[Surya Persindo]]. ISBN 979-8329-00-7</ref>
 
Pada masa pendudukan Jepang ini, Soedirman pernah menjadi anggota [[Badan Pengurus Makanan Rakyat]] dan anggota [[Dewan Perwakilan Rakyat]] [[Karesidenan]] [[Banyumas]]. Dalam saat ini ia mendirikan koperasi untuk menolong rakyat dari bahaya kelaparan.
 
=== Paska kemerdekaan Indonesia ===
Setelah berakhirnya [[Perang Dunia II]], pasukan Jepang menyerah tanpa syarat kepada [[Blok Sekutu|Pasukan Sekutu]] dan Soekarno [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia]]. Soedirman mendapat prestasi pertamanya sebagai tentara setelah keberhasilannya merebut senjata pasukan Jepang dalam pertempuran di [[Banyumas]], [[Jawa Tengah]]. Soedirman mengorganisir batalyon PETA-nya menjadi sebuah [[resimen]] yang bermarkas di [[Banyumas]], untuk menjadi pasukan perang Republik Indonesia yang selanjutnya berperan besar dalam perang [[Revolusi Nasional Indonesia]].
Prestasi pertama Soedirman sebagai tentara setelah deklarasi kemerdekaan [[Republik Indonesia]] (RI) adalah keberhasilannya merebut senjata pasukan Jepang dalam pertempuran di [[Banyumas]], [[Jawa Tengah]]. Sesudah [[Tentara Keamanan Rakyat]] (TKR) terbentuk, ia kemudian diangkat menjadi [[Panglima]] Divisi V/[[Banyumas]] dengan pangkat [[Kolonel]]. Dan melalui Konferensi TKR tanggal 2 November 1945, Soedirman terpilih menjadi [[Panglima Besar]] TKR/Panglima Angkatan Perang RI. Selanjutnya pada tanggal 18 Desember 1945, dia dilantik sebagai Jenderal oleh Presiden [[Soekarno]]. Soedirman memperoleh pangkat Jenderal tersebut tidak melalui sistem [[Akademi Militer]] atau pendidikan tinggi lainnya, tapi karena prestasinya.
Menangnya [[Blok Sekutu|Pasukan Sekutu]] atas Jepang dalam [[Perang Dunia II]] membawa pasukan Belanda untuk datang kembali ke kepulauan [[Hindia Belanda]], bekas jajahan mereka yang telah menyatakan untuk [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|merdeka]]. Setelah menyerahnya pasukan Jepang, Pasukan Sekutu datang ke Indonesia dengan alasan untuk melucuti tentara Jepang. Ternyata pasukan sekutu datang bersama dengan tentara [[NICA]] dari Belanda yang hendak mengambil kembali Indonesia sebagai koloninya. Mengetahui hal tersebut, TKR terlibat dalam banyak pertempuran dengan tentara sekutu. Pada Desember 1945, pasukan TKR yang dipimpin oleh Soedirman terlibat pertempuran melawan tentara Inggris di [[Ambarawa]]. Dan pada tanggal 12 Desember 1945, dilancarkanlah serangan serentak terhadap semua kedudukan Inggris. Pertempuran yang berkobar selama lima hari itu akhirnya memaksa pasukan Inggris mengundurkan diri ke [[Semarang]].
 
Sesudah [[Tentara Keamanan Rakyat]] (TKR) terbentuk, ia kemudian diangkat menjadi [[Panglima]] Divisi V/[[Banyumas]] dengan pangkat [[Kolonel]]. Dan melalui Konferensi TKR tanggal 12 November 1945, Soedirman terpilih menjadi [[Panglima Besar]] TKR/Panglima Angkatan Perang RI. Selanjutnya dia mulai menderita penyakit [[tuberkulosis]], walaupun begitu selanjutnya dia tetap terjun langsung dalam beberapa kampanye perang [[gerilya]] melawan pasukan [[NICA]] Belanda.
=== Peran dalam Agresi Militer II Belanda ===
 
Ketika [[Agresi Militer II]] Belanda, Soedirman yang dalam keadaan lemah karena sakit [[tuberkulosis]] ikut bergerilya bersama pasukannya walaupun dalam keadaan ditandu. Dalam keadaan sakit tersebut, ia memimpin para tentaranya untuk tetap melakukan perlawanan terhadap Belanda.
=== Peran dalam Revolusi Nasional Indonesia ===
Menangnya [[Blok Sekutu|Pasukan Sekutu]] atas Jepang dalam [[Perang Dunia II]] membawa pasukan Belanda untuk datang kembali ke kepulauan [[Hindia Belanda]] (Republik Indonesia sekarang), bekas jajahan mereka yang telah menyatakan untuk [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|merdeka]]. Setelah menyerahnya pasukan Jepang, Pasukan Sekutu datang ke Indonesia dengan alasan untuk melucuti tentara Jepang. Ternyata pasukan sekutu datang bersama dengan tentara [[NICA]] dari Belanda yang hendak mengambil kembali Indonesia sebagai koloninya. Mengetahui hal tersebut, TKR pun terlibat dalam banyak pertempuran dengan tentara sekutu. Pada Desember 1945, pasukan TKR yang dipimpin oleh Soedirman terlibat pertempuran melawan tentara Inggris di [[Ambarawa]]. Dan pada tanggal 12 Desember 1945, dilancarkanlah serangan serentak terhadap semua kedudukan Inggris. Pertempuran yang berkobar selama lima hari itu akhirnya memaksa pasukan Inggris mengundurkan diri ke [[Semarang]].
 
Perang besar pertama yang dipimpin Soedirman adalah perang [[Palagan Ambarawa]] melawan pasukan [[Inggris]] dan [[NICA]] [[Belanda]] yang berlangsung dari bulan November sampai Desember 1945. <ref>[http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/s/sudirman/index.shtml Jenderal Sudirman (1916-1950)]</ref> Pada Desember 1945, pasukan TKR yang dipimpin oleh Soedirman terlibat pertempuran melawan tentara Inggris di [[Ambarawa]]. Dan pada tanggal 12 Desember 1945, Soedirman melancarkan serangan serentak terhadap semua kedudukan Inggris di Ambarawa. Pertempuran terkenal yang berlangsung selama lima hari tersebut diakhiri dengan mundurnya pasukan Inggris ke [[Semarang]]. Perang tersebut berakhir tanggal [[16 Desember]] [[1945]].<ref>[http://www.kebudayaan.depdiknas.go.id/BudayaOnline/SeniBudaya/Sejarah/PERANG/n_Jawa-tengah.htm Peristiwa Perlawanan - Pertempuran Ambarawa]</ref>
 
Setelah kemenangan Soedirman dalam ''Palagan Ambarawa'', pada tanggal 18 Desember 1945 dia dilantik sebagai [[Jenderal]] oleh Presiden [[Soekarno]]. Soedirman memperoleh pangkat Jenderal tersebut tidak melalui sistem [[Akademi Militer]] atau pendidikan tinggi lainnya, tapi karena prestasinya.
=== Peran dalam Agresi Militer II Belanda ===
Saat Agresi Militer II Belanda, Ibukota Republik Indonesia dipindahkan di [[Yogyakarta]], karena [[Jakarta]] sudah diduduki oleh tentara Belanda. Penyakit yang diderita Soedirman saat berada di Yogyakarta semakin parah. Paru-parunya yang berfungsi hanya tinggal satu karena penyakit tuberkulosis yang dideritanya.
Saat terjadinya [[Agresi Militer II]] Belanda, Ibukota Republik Indonesia dipindahkan di [[Yogyakarta]], karena [[Jakarta]] sudah diduduki oleh tentara Belanda. Soedirman memimpin pasukannya untuk membela [[Yogyakarta]] dari serangan Belanda II tanggal 19 Desember 1948 tersebut. Dalam perlawanan tersebut, Soedirman sudah dalam keadaan sangat lemah karena penyakit [[tuberkulosis]] yang dideritanya sejak lama. Walaupun begitu dia ikut terjun ke medan perang bersama pasukannya dalam keadaan ditandu, memimpin para tentaranya untuk tetap melakukan perlawanan terhadap pasukan Belanda secara [[gerilya]].
 
Penyakit yang diderita Soedirman saat berada di Yogyakarta semakin parah. Paru-parunya yang berfungsi hanya tinggal satu karena penyakitnya. Yogyakarta pun kemudian dikuasai Belanda, walaupun sempat dikuasai oleh tentara Indonesia setelah [[Serangan Umum 1 Maret 1949]]. Saat itu, Presiden [[Soekarno]] dan [[Mohammad Hatta]] dan beberapa anggota kabinet juga ditangkap oleh tentara Belanda. Karena situasi genting tersebut, Soedirman dengan ditandu berangkat bersama pasukannya dan kembali melakukan perang gerilya. Ia berpindah-pindah selama tujuh bulan dari [[hutan]] satu ke hutan lain, dan dari [[gunung ke gunung]] dalam keadaan sakit dan lemah dan dalam kondisi hampir tanpa pengobatan dan perawatan medis. Walaupun masih ingin memimpin perlawanan tersebut, akhirnya Soedirman pulang dari kampanye gerilya tersebut karena kondisi kesehatannya yang tidak memungkinkannya untuk memimpin Angkatan Perang secara langsung. Setelah itu Soedirman hanya menjadi tokoh perencana di balik layar dalam kampanye gerilya melawan Belanda.
 
== Kematian ==
Pada tangal 29 Januari 1950, Panglima BesarJenderal Soedirman meninggal dunia di [[Magelang]], [[Jawa Tengah]] karena sakit [[tuberkulosis]] parah yang dideritanya. Ia dimakamkan di [[Taman Makam Pahlawan Kusuma Negara]] di [[Semaki, Umbulharjo, Yogyakarta|Semaki]], [[Yogyakarta]]. Ia dinobatkan sebagai [[Pahlawan Nasional Indonesia|Pahlawan Pembela Kemerdekaan]]. Pada tahun 1997 dia mendapat gelar sebagai [[Jenderal Besar]] [[Anumerta]] dengan bintang lima, pangkat yang hanya dimiliki oleh sedikitbeberapa jenderal di RI sampai sekarang.
== Warisan budaya ==
[[Berkas:Monumen_Jenderal_Soedirman_Surabaya.jpg|right|thumb|Monumen Jenderal Soedirman di [[Surabaya]]]]
* Patung dan monumen Jenderal Soedirman didirikan di banyak kota di Indonesia, seperti [[Jakarta]], [[Yogyakarta]], [[Surabaya]].
* BayakBanyak kota besar di Indonesia mempunyai jalan raya yang dinamakan "''Jalan Jenderal Sudirman''". <ref>[http://www.surabaya.go.id/budaya.php?page=jend_sudirman Monumen Jenderal Sudirman], Pemerintah Daerah [[Surabaya]].</ref>
* Sebuah perguruan tinggi negeri di [[Purwokerto]], [[Jawa Tengah]] diberi nama [[Universitas Jenderal Soedirman]] (Unsoed).<ref>[http://akademik.unsoed.ac.id/home/Index Universitas Jenderal Soedirman]</ref>
 
== Lihat pula ==
* [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia]]
* [[Sejarah Indonesia (1945-1949)|Revolusi Nasional Indonesia]] (1945-1949)
* [[Palagan Ambarawa]]
* [[Agresi Militer Belanda I]]
* [[Agresi Militer Belanda II]]
* [[Serangan Umum 1 Maret 1949]]