Ukiyo-e: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k menambahkan Masa Puncak (Akhir Abad ke-18) dan Masa Akhir: Flora, Fauna, dan Lanskap (Abad ke-19)
Tag: VisualEditor pranala ke halaman disambiguasi
k menambahkan Kemunduran (Akhir Abad ke-19) dan Pengenalan ke Dunia Barat
Baris 148:
</gallery>
 
===Kemunduran Periode(Akhir lanjutAbad ke-19)===
[[Berkas:Hiroshige nuit de neige à Kambara.JPG|jmpl|240px|Salju di Kambara, karya Hiroshige]]
Periode lanjut ukiyo-e menunjuk pada masa sekitar tahun 4 zaman [[Bunka]] hingga tahun 5 zaman [[Ansei]]. Setelah [[Kitagawa Utamaro]] tutup usia, lukisan wanita cantik (Bijinga) makin digambar secara lebih erotis seperti terlihat dalam karya-karya [[Keisai Eisen]].
 
Setelah kematian Hokusai dan Hiroshige{{sfn|Michener|1959|p=200}} serta Restorasi Meiji tahun 1868, ukiyo-e mengalami penurunan tajam dalam jumlah dan kualitas.{{sfnm|1a1=Michener|1y=1959|1p=200|2a1=Kobayashi|2y=1997|2p=95}} [[Zaman Meiji]] yang mengalami Westernisasi secara cepat mengarahkan teknik cetak balok kayu pada jurnalisme, yang juga harus bersaing dengan fotografi. Praktisi ukiyo-e murni semakin jarang, dan minat masyarakat bergeser dari genre yang dianggap sebagai peninggalan zaman yang telah usang.{{sfn|Michener|1959|p=200}} Meskipun beberapa seniman masih menghasilkan karya-karya menonjol, tradisi ini sudah hampir mati pada tahun 1890-an.{{sfnm|1a1=Kobayashi|1y=1997|1p=95|2a1=Faulkner|2a2=Robinson|2y=1999|2pp=22–23|3a1=Kobayashi|3y=1997|3p=95|4a1=Michener|4y=1959|4p=200}}
Murid [[Katsukawa Shunshō]] yang bernama [[Katsushika Hokusai]] membuat kumpulan lukisan yang dikenal sebagai [[36 Pemandangan Gunung Fuji]]. Kumpulan lukisan Hokusai dibuat untuk mengikuti tren orang Jepang yang mulai senang bepergian di dalam negeri. [[Utagawa Hiroshige]] mengikuti kesuksesan Hokusai dengan kumpulan lukisan yang dikenal sebagai {{nihongo|Tōkaidō gojūsan-tsugi|東海道五十三次|53 Pemberhentian di Tōkaidō}}. Karya Hokusai dan [[Hiroshige]] dikenal sebagai genre Meisho-e (lukisan tempat terkenal) atau Fūkeiga (lukisan pemandangan).
 
Pigmen sintetis yang diimpor dari Jerman mulai menggantikan pigmen organik tradisional pada pertengahan abad ke-19. Banyak cetakan dari zaman ini menggunakan warna merah cerah secara ekstensif, dan dikenal sebagai {{transliteration|ja|[[aka-e]]}} ('gambar merah').{{sfn|Seton|2010|p=71}} [[Tsukioka Yoshitoshi|Yoshitoshi]] (1839–1892) memelopori tren pada tahun 1860-an dengan menggambarkan adegan mengerikan, seperti pembunuhan dan hantu,{{sfn|Seton|2010|p=69}} monster, makhluk supernatural, serta pahlawan legendaris dari Jepang dan Tiongkok. Seri ''[[One Hundred Aspects of the Moon]]'' (1885–1892) karyanya menggabungkan tema fantastis dan keseharian dengan motif bulan.{{sfn|Harris|2011|p=153}} [[Kobayashi Kiyochika|Kiyochika]] (1847–1915) dikenal karena cetakannya yang mendokumentasikan modernisasi Tokyo dengan pesat, seperti pengenalan kereta api, serta penggambaran perang Jepang dengan [[Perang Tiongkok–Jepang Pertama|Tiongkok]] dan [[Perang Rusia–Jepang|Rusia]].{{sfn|Seton|2010|p=69}} Sebagai mantan pelukis aliran Kanō, pada tahun 1870-an [[Toyohara Chikanobu|Chikanobu]] (1838–1912) beralih ke cetakan, terutama yang menggambarkan [[Wangsa Kekaisaran Jepang|keluarga kekaisaran]] dan pengaruh Barat dalam kehidupan Jepang pada zaman Meiji.{{sfn|Meech-Pekarik|1986|pp=125–126}}
Lukisan potret aktor kabuki yang tergolong dalam genre Yakusha-e tetap diteruskan [[Utagawa Kunisada]] yang merupakan murid [[Utagawa Toyokuni]]. Karya Utagawa Kunisada justru makin mempertegas ciri khas genre Yakusha-e berupa garis-garis keras dan dinamis yang dirintis sang guru.
{{Clear}}
 
<gallery mode="packed" heights="210px" caption="Ukiyo-e Zaman Meiji">
Chikanobu (1887) Mirror of Japanese Nobility (cropped and rotated).jpg|''Mirror of the Japanese Nobility (Cermin Bangsawan Jepang)''{{pb}}[[Toyohara Chikanobu|Chikanobu]], 1887
Yoshitoshi tsuki.jpg|From ''[[One Hundred Aspects of the Moon]] (Dari Seratus Aspek Bulan)''{{pb}}[[Tsukioka Yoshitoshi|Yoshitoshi]], 1891
Kiyochika (1904) Nichiro Jinsenk-o kaisen dai Nihon kaigundaishōri Banzai.jpg|''Russo-Japanese Naval Battle at the Entrance of Incheon: The Great Victory of the Japanese Navy—Banzai! (Pertempuran Laut Rusia-Jepang di Pintu Masuk Incheon: Kemenangan Besar Angkatan Laut Jepang—Banzai!)''{{pb}}[[Kobayashi Kiyochika|Kiyochika]], 1904
</gallery>
 
===Pengenalan ke Dunia Barat===
 
Selain para pedagang Belanda, yang telah [[Hubungan Belanda dengan Jepang|hubungan dagang]] sejak awal zaman Edo,{{sfn|Watanabe|1984|p=667}} orang Barat hanya sedikit memperhatikan seni Jepang sebelum pertengahan abad ke-19, dan jarang membedakannya dari seni dari Timur lainnya.{{sfn|Watanabe|1984|p=667}} Ahli botani Swedia [[Carl Peter Thunberg]], yang pernah tinggal di pemukiman dagang Belanda di [[Dejima]], dekat Nagasaki, adalah salah satu orang Barat pertama yang mengumpulkan cetakan Jepang. Ekspor ukiyo-e meningkat secara perlahan, dan pada awal abad ke-19 koleksi pedagang Belanda [[Isaac Titsingh]] mulai menarik perhatian penikmat seni di Paris.{{sfn|Neuer|Libertson|Yoshida|1990|p=48}}
 
[[Berkas:Japanese Satsuma pavillion at the French expo 1867.jpg|thumb|left|alt=Black-and-white photo of a traditional-style Japanese building|Paviliun Satsuma Jepang pada [[Pameran Universal Paris (1867)|Pameran Internasional tahun 1867 di Paris]]]]
 
Kedatangan Komodor Amerika Serikat [[Matthew C. Perry|Matthew Perry]] di Edo pada tahun 1853 membawa pada [[Persetujuan Kanagawa|Perjanjian Kanagawa]] tahun 1854, yang membuka Jepang ke dunia luar setelah [[Sakoku|lebih dari dua abad isolasi]]. Cetakan ukiyo-e termasuk di antara barang-barang yang dibawa Perry kembali ke Amerika Serikat.{{sfn|Harris|2011|p=163}} Cetakan Jepang telah muncul di Paris setidaknya sejak 1830-an, dan pada tahun 1850-an jumlahnya meningkat;{{sfn|Meech-Pekarik|1982|p=93}} penerimaannya beragam, dan meskipun dipuji, ukiyo-e umumnya dianggap lebih rendah dibandingkan seni Barat yang menonjolkan perspektif naturalistik dan anatomi.{{sfn|Watanabe|1984|pp=680–681}} Seni Jepang mendapat perhatian pada [[Pameran Universal Paris (1867)|Pameran Internasional tahun 1867 di Paris]],{{sfn|Watanabe|1984|p=667}} dan menjadi mode di Prancis dan Inggris pada 1870-an dan 1880-an.{{sfn|Watanabe|1984|p=667}} Cetakan Hokusai dan Hiroshige memainkan peran penting dalam membentuk persepsi Barat terhadap seni Jepang.{{sfn|Watanabe|1984|p=675}} Pada masa pengenalannya di Barat, cetakan balok kayu adalah media massa yang umum di Jepang, dan dianggap memiliki nilai estetika yang tidak bertahan lama.{{sfn|Salter|2001|p=12}}
 
Para pendukung awal dan cendekiawan seni ukiyo-e di Eropa antara lain penulis [[Edmond de Goncourt]] dan kritikus seni [[Philippe Burty]],{{sfn|Weisberg|Rakusin|Rakusin|1986|p=7}} yang menciptakan istilah ''[[Japonisme|Japonism]]''.{{sfn|Weisberg|1975|p=120}}{{efn|Burty coined the term {{lang|fr|le Japonisme}} in French in 1872.{{sfn|Weisberg|1975|p=120}}}} Toko-toko yang menjual barang-barang Jepang mulai dibuka, termasuk toko Édouard Desoye pada 1862 dan toko pedagang seni [[Siegfried Bing]] pada 1875.{{sfn|Jobling|Crowley|1996|p=89}} Dari tahun 1888 hingga 1891, Bing menerbitkan majalah ''[[Artistic Japan]]''{{sfn|Meech-Pekarik|1982|p=96}} dalam edisi bahasa Inggris, Prancis, dan Jerman,{{sfn|Weisberg|Rakusin|Rakusin|1986|p=6}} serta mengkurasi pameran ukiyo-e di {{Lang|fr|[[École des Beaux-Arts]]|italic=no}} pada tahun 1890 yang dihadiri seniman-seniman seperti [[Mary Cassatt]].{{sfn|Jobling|Crowley|1996|p=90}}
 
[[Berkas:Debussy - La Mer - The great wave of Kanaga from Hokusai.jpg|thumb|alt=Cover of book of sheet music depicting a stylized wave|Bukan hanya seni visual, tetapi juga musik yang mendapat inspirasi dari ukiyo-e di Barat: sampul partitur orkestra {{lang|fr|[[La mer (Debussy)|La mer]]}} karya [[Claude Debussy|Debussy]] (1905).]]
 
[[Ernest Fenollosa]] dari Amerika Serikat adalah salah satu pengagum awal budaya Jepang di Barat, dan berperan penting dalam mempromosikan seni Jepang—karya Hokusai ditampilkan dalam pameran perdananya sebagai kurator pertama seni Jepang di [[Museum of Fine Arts, Boston|Museum of Fine Arts]], Boston, dan pada tahun 1898 ia mengkurasi pameran ukiyo-e pertama di Tokyo, Jepang.{{sfn|Meech-Pekarik|1982|pp=101–103}} Pada akhir abad ke-19, popularitas ukiyo-e di Barat menyebabkan harga karya tersebut melambung hingga di luar jangkauan banyak kolektor—beberapa, seperti [[Edgar Degas|Degas]], bahkan menukar lukisan mereka dengan cetakan tersebut. [[Tadamasa Hayashi]], seorang dealer ternama di Paris, bertanggung jawab mengevaluasi dan mengekspor cetakan ukiyo-e dalam jumlah besar ke Barat, sehingga para kritikus Jepang kemudian menuduhnya menguras harta nasional Jepang.{{sfn|Meech-Pekarik|1982|pp=96–97}} Pada saat itu, eksodus karya seni ini sebagian besar tidak diperhatikan di Jepang, karena seniman Jepang sedang terpesona mempelajari teknik lukisan klasik Barat.{{sfn|Merritt|1990|p=15}}
 
Seni Jepang, khususnya cetakan ukiyo-e, mulai mempengaruhi seni Barat sejak masa awal para [[Impresionisme|Impresionis]].{{sfn|Mansfield|2009|p=134}} Para pelukis yang juga kolektor menggabungkan tema dan teknik komposisi Jepang dalam karya mereka sejak tahun 1860-an:{{sfn|Meech-Pekarik|1982|p=93}} pola dalam wallpaper dan karpet pada lukisan [[Édouard Manet|Manet]] terinspirasi dari kimono pada gambar ukiyo-e, dan [[James Abbott McNeill Whistler|Whistler]] berfokus pada elemen alam yang efemeral seperti dalam lanskap ukiyo-e.{{sfn|Ives|1974|p=17}} [[Vincent van Gogh|Van Gogh]] adalah kolektor yang bersemangat dan melukis salinan cetakan Hiroshige dan [[Keisai Eisen|Eisen]] dalam [[Salinan karya Vincent van Gogh|medium minyak]].{{sfn|Sullivan|1989|p=230}} Degas dan Cassatt menggambarkan momen sehari-hari dalam komposisi dan perspektif yang terinspirasi dari Jepang.{{sfn|Ives|1974|p=37–39, 45}} Perspektif datar dan warna tanpa gradasi pada ukiyo-e memberikan pengaruh besar pada desainer grafis dan pembuat poster.{{sfn|Jobling|Crowley|1996|pp=90–91}} Litografi [[Henri de Toulouse-Lautrec|Toulouse-Lautrec]] menunjukkan ketertarikannya tidak hanya pada warna datar dan bentuk berbingkai ukiyo-e, tetapi juga pada subjeknya: penghibur dan pelacur.{{sfn|Ives|1974|p=80}} Ia menandatangani banyak karyanya dengan inisialnya dalam lingkaran, meniru segel pada cetakan Jepang.{{sfn|Ives|1974|p=80}} Seniman lain pada masa itu yang dipengaruhi ukiyo-e termasuk [[Claude Monet|Monet]],{{sfn|Mansfield|2009|p=134}} [[John La Farge|La Farge]],{{sfn|Meech-Pekarik|1982|p=99}} [[Paul Gauguin|Gauguin]],{{sfn|Ives|1974|p=96}} serta anggota [[Les Nabis]] seperti [[Pierre Bonnard|Bonnard]]{{sfn|Ives|1974|p=56}} dan [[Édouard Vuillard|Vuillard]].{{sfn|Ives|1974|p=67}} Komposer Prancis [[Claude Debussy]] juga terinspirasi dari cetakan Hokusai dan Hiroshige, terutama dalam karyanya ''{{lang|fr|[[La mer (Debussy)|La mer]]}}'' (1905).{{sfn|Gerstle|Milner|1995|p=70}} Penyair aliran [[Imagisme]] seperti [[Amy Lowell]] dan [[Ezra Pound]] juga mendapat inspirasi dari cetakan ukiyo-e; Lowell bahkan menerbitkan buku puisi ''Pictures of the Floating World'' (1919) yang bertema atau bergaya oriental.{{sfn|Hughes|1960|p=213}}
 
<gallery mode="packed" heights="230px" caption="Pengaruh Ukiyo-e pada Seni Barat">
100 views edo 076.jpg|''Bamboo Yards, Kyōbashi Bridge (Kawasan Bambu, Jembatan Kyōbashi)''{{pb}}[[Hiroshige]], {{circa|1857–58}}
James Abbot McNeill Whistler 006.jpg|''[[Nocturne: Blue and Gold&nbsp;– Old Battersea Bridge]] (Nocturne: Biru dan Emas – Jembatan Battersea Lama)''{{pb}}[[James Abbott McNeill Whistler|Whistler]], {{circa|1872–75}}
Hiroshige Atake sous une averse soudaine.jpg|''[[Sudden Shower over Shin-Ōhashi bridge and Atake]] (Hujan Mendadak di atas Jembatan Shin-Ōhashi dan Atake)''{{pb}}Hiroshige, 1857
Vincent van Gogh - Brug in de regen- naar Hiroshige - Google Art Project.jpg|''[[Japonaiserie (Van Gogh)|Bridge in the Rain (after Hiroshige)]] (Jembatan di Tengah Hujan, setelah Hiroshige)''{{pb}}[[Vincent van Gogh|van&nbsp;Gogh]], 1887
Edgar Degas Au Louvre la peinture (Mary Cassatt) c1879-1880.jpg|''Mary Cassatt at the Louvre: The Paintings Gallery (Mary Cassatt di Louvre: Galeri Lukisan)''{{pb}}[[Edgar Degas|Degas]], {{circa|1879–80}}
Mary Cassatt - Woman Bathing - NGC 29878.jpg|''Woman Bathing (Wanita Sedang Mandi)''{{pb}}[[Mary Cassatt|Cassatt]], {{circa|1890–91}}
</gallery>
 
Bersamaan dengan kepopuleran [[Kusazōshi]] (buku bergambar dengan cerita memakai aksara [[hiragana]]) lahir karya-karya ukiyo-e genre Musha-e yang menggambarkan tokoh-tokoh samurai, seperti terlihat dalam lukisan karya [[Utagawa Kuniyoshi]]. Ilustrasi tokoh-tokoh kisah [[Batas Air]] yang digambar Utagawa Kuniyoshi menjadi sangat populer, bahkan sampai membuat orang Jepang keranjingan cerita Batas Air.
 
=== Periode akhir ===