Perwara: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 8:
== Sejarah ==
Di Eropa, perkembangan jabatan perwara berkaitan erat dengan perkembangan majelis istana. Pada abad ke-9, sastrawan [[Hinkmar]] memaparkan seluk-beluk rumah tangga istana [[Karl yang Botak|Kaisar Karel Gundul]] dari [[Kekaisaran Karoling|wangsa Karling]] di dalam risalah ''De Ordine Palatii'' yang ia tulis tahun 882. Ia menyebutkan bahwa selain menjalankan titah raja, para pegawai istana juga menjalankan titah permaisuri. Para permaisuri [[Dinasti Meroving|kulawangsa Merowing]] diduga sudah memiliki
Dapat dipastikan bahwa pada akhir abad ke-12, para Permaisuri Prancis sudah memiliki badan pengurus rumah tangga sendiri, dan para bangsawati disebutkan sebagai para perwara.{{sfn|Kolk|2009}} Meskipun demikian, badan pengurus rumah tangga permaisuri pada Abad Pertengahan biasanya beranggotakan segelintir orang saja, dan jumlah perwara yang sesungguhnya, bukan istri-istri bangsawan yang kebetulan sedang menemani suami bertugas di istana, sangat sedikit. Pada tahun 1286, Permaisuri Prancis hanya dilayani lima orang perwara, dan baru pada tahun 1316 badan pengurus rumah tangga permaisuri dipisahkan dari badan pengurus rumah tangga anak-anak raja.{{sfn|Kolk|2009}}
Baris 19:
== Tugas ==
Tugas perwara berbeda-beda dari satu istana ke istana lain, tetapi fungsi-fungsi yang secara historis dijalankan oleh perwara mencakup luwes dalam ber[[etiket]], berbahasa asing, menari, menunggang kuda, memainkan alat musik, dan melukis; memastikan majikannya mengetahui segala kejadian dan mengenal semua orang penting di istana; menangani urusan tempat tinggal dan [[lemari pakaian]] majikannya; menjalankan tugas-tugas ke[[sekretaris]]an; mengawasi
== Perwara menurut istana ==
Baris 60:
Para wanita istana pada zaman [[dinasti Ming|kulawangsa Ming]] (tahun 1368–1644) juga dibedakan menjadi tiga golongan yang kurang lebih sama dengan penggolongan pada zaman kulawangsa Song.<ref>{{Cite journal|last=Hsieh|first=Bao Hua|date=1999|title=From Charwoman to Empress Dowager: Serving-Women in the Ming Palace|journal=Ming Studies|volume=42| issue=42 |pages=26–80| doi=10.1179/014703799788763371 | pmid=22026040 }}</ref> Meskipun demikian, para pegawai dan jenang perempuan pada zaman kulawangsa Ming digolong-golongkan ke dalam enam lembaga pemerintahan yang disebut Enam Jawatan, yaitu Jawatan Umum, Jawatan Kriya, Jawatan Upacara, Jawatan Papan, Jawatan Sandang, dan Jawatan Pangan.<ref>{{Cite book|title=Concubinage and Servitude in Late Imperial China|last=Hsieh|first=Bao Hua|publisher=Lexington Books|year=2014|location=London|pages=179–208|chapter=Ming Palace Serving-Women}}</ref> Semua lembaga tersebut dipantau oleh Jawatan Pengawasan Pegawai yang dikepalai seorang pegawai perempuan.<ref>{{Cite book|title=Concubinage and Servitude|last=Hsieh|pages=184}}</ref>
Para karyawati di istana kaisar digolongkan menjadi pegawai tetap dan pegawai tidak tetap.<ref name=":0">{{Cite book|title=Concubinage and Servitude|last=Hsieh|pages=180}}</ref> Golongan pegawai tetap terdiri atas pegawai-pegawai perempuan berkepandaian baca tulis lagi terdidik yang berkhidmat di dalam Enam Jawatan, serta para [[ibu susu|inang penyusu]] yang merawat para ahli waris kaisar atau kanak-kanak lain di istana.<ref name=":0" /> Perempuan-perempuan ini mendapatkan kekayaan yang besar dan terpandang di tengah masyarakat jika melaksanakan tugasnya dengan baik.<ref>{{Cite book|title=Concubinage and Servitude|last=Hsieh|pages=181}}</ref> Golongan wanita istana musiman atau tidak tetap terdiri atas para bidan, para tabib perempuan, dan para karyawati berperikatan kerja (biasanya perempuan-perempuan berkhidmat sebagai
Selama kulawangsa Ming berkuasa, kerap terjadi pergerakan di antara industri pelayanan istana dan penghuni keputren berpangkat rendah.<ref>{{Cite journal|last=Hsieh|title=From Charwoman to Empress Dowager|journal=Ming Studies|pages=45}}</ref> Meskipun kaisar-kaisar kerap mengangkat
Seiring bergulirnya waktu, kondisi hidup dan kondisi kerja wanita istana mulai memburuk.<ref>{{Cite book|title=Concubinage and Servitude|last=Hsieh|pages=187}}</ref> Para karyawati rendahan di istana kaisar sering kali diupah kecil dan tidak mampu membeli makanan, sehingga terpaksa mencari penghasilan tambahan dengan menjual sulamannya ke luar istana melalui para [[orang kasim|sida-sida]].<ref>{{Cite journal|last=Hsieh|title=From Charwoman to Empress Dowager|journal=Ming Studies|pages=127}}</ref> Secara keseluruhan, kondisi hidup dan hukuman atas perilaku yang tidak patut kian lama kian memburuk sampai-sampai pernah ada [[Konspirasi istana tahun Renyin|upaya pembunuhan]] [[Kaisar Jiajing]] oleh sekelompok
Akibat warkat-warkat propaganda berisi fitnah yang ditulis dan disebarluaskan oleh para pegawai dan sastrawan Konghucu pria, kekuasaan para pegawai perempuan berpangkat tinggi juga turut melemah pada zaman kulawangsa Ming.<ref>{{Cite book|title=Women in Imperial China|last=Hinsch|first=Bret|publisher=Rowman & Littlefield|year=2016|location=London|pages=147–174}}</ref> Para pegawai lelaki terkemuka ini mulai merendahkan kebijakan pengaryaan perempuan terpelajar sebagai pegawai pemerintah dan pemegang jabatan-jabatan kenegaraan dalam menanggapi pengaruh kaum wanita istana terhadap negara pada masa lampau.<ref>{{Cite book|title=Women in Imperial China|last=Hinsch|pages=148}}</ref> Langkah tersebut mengakibatkan peran-peran yang dipegang perempuan lambat laun dialihkan kepada para sida-sida, yang berlanjut sampai berakhirnya zaman kulawangsa Ming.<ref>{{Cite journal|last=Hsieh|title=From Charwoman to Empress Dowager|journal=Ming Studies|pages=125}}</ref>
Baris 72:
=== Denmark ===
Majelis istana Denmar pada Awal Abad Kiwari diatur mengikuti tatanan majelis istana Jerman, yang terinspirasi dari tatanan majelis istana Austria, sejak abad ke-16.<ref name="Persson 1999"/> Pangkat tertinggi istanawati yang berkhidmat kepada seorang sentana putri adalah ''[[Hofmesterinde]]'' (kepala istana perempuan) atau, sejak tahun 1694/1698, ''[[Overhofmesterinde]]'' (ketua istana perempuan), sejajar dengan kepala istana perempuan urusan busana, biasanya dijabat seorang janda sepuh, yang menyelia semua perwara lain.<ref name="Kjølsen 2010, page?">{{harvnb|Kjølsen|2010|p=}}</ref>{{page needed|date=April 2017}} Istanawati selebihnya adalah ''[[Kammerfrøken]]'' (dayang kehormatan senior), disusul sekelompok ''Hofdame'' (perwara) dan ''Hoffrøken'' ([[dayang kehormatan]]).<ref name="Kjølsen 2010, page?"/> Di bawah mereka masih ada
Hierarki semacam inilah yang dipakai sejak abad ke-16 sampai dengan kemangkatan [[Christian IX dari Denmark|Raja Christian IX]] pada tahun 1906.<ref name="Kjølsen 2010, page?" /> Pada abad ke-20, kebanyakan gelar tersebut tidak lagi dipakai, dan semua perwara di istana Kerajaan Denmark sekarang ini hanya disebut ''Hofdame'' (perwara).
|