Pengguna:Manggadua/Sandbox: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 58:
Selama akhir abad kesembilan, harapan-harapan [[milenialisme|milenialis]] meningkat di dunia Muslim, bertepatan dengan krisis mendalam Kekhalifahan Abbasiyah selama [[Anarki di Samarra]] yang berlangsung selama satu dekade, bangkitnya rezim-rezim yang memisahkan diri dan otonom di provinsi-provinsi, dan [[Pemberontakan Zanj]] skala besar, yang pemimpinnya mengklaim keturunan Ali dan menyatakan dirinya sebagai {{transl|ar|mahdi}}.{{sfn|Brett|2017|p=17}} Dalam suasana yang kacau ini, dan dengan Abbasiyah yang disibukkan dengan penindasan pemberontakan Zanj, dakwah Isma'ili menyebar dengan cepat, dibantu oleh ketidakpuasan di antara penganut Syiah Dua Belas dengan sikap tenang politik kepemimpinan mereka dan hilangnya imam kedua belas mereka baru-baru ini.{{sfn|Daftary|2007|p=108}} Para misionaris ({{transl|ar|da'i}}) seperti [[Hamdan Qarmat]] dan saudara iparnya [[Abu Muhammad Abdan]] menyebarkan jaringan agen ke daerah sekitar [[Kufah]] pada akhir 870-an, dan dari sana ke Yaman ([[Ibnu Hawsyab]], 882) dan kemudian India (884), [[Arabia Timur|Bahrayn]] ([[Abu Sa'id al-Jannabi]], 899), [[Persia]], dan [[Ifriqiyah]] ([[Abu Abdallah al-Shi'i]], 893).{{sfn|Halm|1991|p=47}}{{sfn|Daftary|2007|pp=108–110}} Kepemimpinan sebenarnya dari gerakan tersebut tetap tersembunyi di Salamiyah, dan hanya para da'i kepala dari setiap daerah, seperti Hamdan Qarmat, yang tahu dan berkorespondensi dengannya.{{sfn|Daftary|2007|p=116}} Namun, kepala gerakan yang sebenarnya tetap tersembunyi bahkan dari para misionaris senior, dan seseorang bernama Fayruz berfungsi sebagai kepala misionaris ({{transl|ar|da'i al-du'at}}) dan 'gerbang' ({{transl|ar|[[bab (Syiah)|bab]]}}) kepada pemimpin yang tersembunyi.{{sfn|Halm|1991|p=61}}
===
Sekitar tahun 899, Abdallah bin al-Husayn mengambil alih kepemimpinan dakwah. Tak lama kemudian, ia mulai membuat perubahan pada doktrin tersebut, yang membuat Hamdan Qarmat khawatir. Abdan pergi ke Salamiyah untuk menyelidiki masalah tersebut, dan mengetahui bahwa Abdallah mengklaim bahwa {{transl|ar|mahdi}} yang diharapkan bukanlah Muhammad bin Isma'il, seperti yang biasa disebarkan, tetapi Abdallah sendiri, dan bahwa leluhur Abdallah, jauh dari sekadar {{transl|ar|hujjah}} para imam, sebenarnya adalah para imam itu sendiri. Dalam sebuah surat kepada masyarakat Yaman, Abdallah mengklaim bahwa 'Muhammad bin Isma'il' sebenarnya adalah nama samaran yang diambil oleh setiap imam yang menjabat, dan menyangkal peran khusus Muhammad bin Isma'il sebagai {{transl|ar|mahdi}} yang diharapkan yang akan mengantar datangnya akhir zaman.{{sfn|Daftary|2007|pp=116–119}} Inovasi doktrinal ini menyebabkan keretakan besar dalam gerakan tersebut, karena Hamdan mengecam kepemimpinan di Salamiyah, mengumpulkan para {{transl|ar|da'i}} Irak dan memerintahkan mereka untuk menghentikan upaya misionaris. Tak lama setelah itu Hamdan "menghilang" dari markasnya, dan Abdan dibunuh oleh [[Zakarawayh bin Mihrawayh]], yang tetap setia kepada Salamiyah.{{sfn|Daftary|2007|p=117}}
Perpecahan tersebut meninggalkan dakwah Isma'ili awal terbagi menjadi dua faksi: mereka yang menerima klaim Abdallah, dan terus mengikutinya, dan menjadi Isma'ili yang tepat, dan mereka yang menolaknya dan terus percaya pada kembalinya Muhammad bin Isma'il sebagai {{transl|ar|mahdi}}, yang kemudian dikenal sebagai [[Qaramitah]] (meskipun sumber-sumber anti-Fathimiyah juga menggunakan label untuk Fathimiyah sendiri).{{sfn|Daftary|2007|p=120}} Di Irak dan Persia, komunitas terpecah antara dua faksi, tetapi di Bahrayn, para {{transl|ar|da'i}} lokal memisahkan diri dari Salamiyah dan mendirikan negara Qaramitah independen yang bertahan hingga tahun 1070-an.{{sfn|Daftary|2007|p=120}} Di sisi lain, Zakarawayh dan loyalisnya sekarang memulai serangkaian pemberontakan anti-Abbasiyah di Irak dan Suriah pada tahun 902–907, dengan dukungan suku [[Bedawi|Badui]]. Menyebut diri mereka {{transl|ar|Fathimiyyun}}, pemberontakan menikmati beberapa keberhasilan sementara, tetapi akhirnya ditekan oleh tentara Abbasiyah yang masih kuat. Zakarawayh tampaknya bergerak tanpa otorisasi Abdallah atau pengetahuan sebelumnya, dan dengan demikian menempatkannya dalam bahaya: otoritas Abbasiyah memulai tindakan keras terhadap {{transl|ar|da'wa}}, dan putra-putra Zakarawayh tanpa disadari mengungkapkan lokasi dan identitas Abdallah kepada Abbasiyah, yang meluncurkan perburuan terhadapnya.{{sfn|Daftary|2007|pp=122–124}} Sudah pada tahun 902, Abdallah dengan rumah tangganya meninggalkan Salamiyah menuju [[Ramla]]. Ketika pemberontakan yang dipicu oleh Zakarawayh ditekan, Abdallah pindah ke [[Dinasti Thuluniyah|Thuluniyah]] Mesir pada awal tahun 904. Ketika Abbasiyah mendapatkan kembali kendali atas Mesir pada tahun berikutnya, kelompok kecil itu melarikan diri lagi. Ketika para sahabatnya bersiap untuk berangkat ke Yaman, dimana dakwah Ismailiyah telah mencapai kesuksesan besar, Abdullah berbalik ke arah barat dan menetap di kota oasis [[Sijilmasa]], yang sekarang merupakan wilayah barat daya [[Maroko]], pada bulan Agustus 905.{{sfn|Canard|1965|p=852}}{{sfn|Daftary|2007|pp=123, 125}}
== Memerintah sebuah kekaisaran ==
=== Berdirinya Khilafah Fathimiyah ===
|