Sosiologi Daerah Aliran Sungai Indragiri: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Hendri Saleh (bicara | kontrib)
k Referensi
Hendri Saleh (bicara | kontrib)
k Status perkawinan
Baris 54:
 
Pekerjaan lainnya yang dijalani warga DAS Indragiri adalah pegawai (Pegawai Negeri Sipil, honorer, pegawai BUMN / BUMD, maupun staf kantor / perusahaan swasta), perngkat (Bupati, Camat maupun Kepala Desa beserta seluruh aparatnya), Polisi, Tentara, guru, bidan, mantri, dan ''bejualan.''
 
Status perkawinan di kalangan masyarakat DAS Indragiri hanya ada ''bujangan'' (laki-laki atau perempuan yang belum menikah}, ''nikah'' dan jande (janda) . Anak laki-laki remaja yang belum menikah disebut ''anak bujang'', jika perempuan disebut ''anak gades''. Kata kawin di Melayu Indragiri termasuk kata tabu, karena berkonotasi hubungan seksual. Istilah duda (laki-laki yang bercerai) tidak ada. Sehingga kata ''dude'' tidak ada dalam kosa kata Melayu. Duda, jika masih berusia di bawah 40 tahun tergolong ''anak bujang,'' di atasnya disebut pernah nikah. Meskipun jika kelak menikah lagi dalam proses pernikahannya disebut duda. Status janda termasuk aib di Melayu Indragiri, bahkan lebih memalukan dari perawan tua.
 
tingkat pendidikan di kalangan masyarakat DAS Indragiri hanya ada ''sekolah'' dan ''tak sekolah''. Orang-orang putus sekolah tetap masuk kategori ''tak sekolah''. Mahasiswa, meskipun sedang menemuh pendidikan S3 disebut ''sekolah''.
 
Dari struktur informal berkenaan kelompok kerja, di kalangan masyarakat DAS Indragiri ada istilah ''batobo'' (di Kuantan Singingi), ''pepaghiam'' (di Indragiri Hulu), dan ''bos''.
 
religius, kesehatan, adat, hubungan kekerabatan dan kebangsawanan.
 
=== Referensi ===