Efek kappa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rang Djambak (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Akhsan Bae (bicara | kontrib)
Fitur saranan suntingan: 2 pranala ditambahkan.
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Tugas pengguna baru Disarankan: tambahkan pranala
 
Baris 2:
 
== Dalam modalitas sensorik yang berbeda ==
Efek kappa dapat terjadi dengan [[Stimulus (psikologi)|rangsangan]] visual (misalnya kilatan cahaya), pendengaran (misalnya nada), atau sentuhan (misalnya ketukan pada kulit). Banyak penelitian tentang efek kappa telah dilakukan dengan menggunakan rangsangan visual. Misalnya, tiga sumber cahaya, X, Y, dan Z, disinari secara berurutan dalam kegelapan dengan interval waktu yang sama antara setiap kedipan. Jika sumber cahaya ditempatkan pada posisi berbeda, dengan X dan Y lebih berdekatan dibandingkan Y dan Z, interval waktu antara kilatan X dan Y dianggap lebih pendek dibandingkan interval waktu antara kilatan Y dan Z.<ref name="TAU-AND KAPPA-EFECTS">TAU- AND KAPPA-EFFECTS. Elsevier's Dictionary of Psychological Theories. Oxford: Elsevier Science & Technology, 2006. Credo Reference. 29 May 2008</ref> Efek kappa juga telah ditunjukkan dengan rangsangan pendengaran yang bergerak dalam frekuensi.<ref>{{cite journal|last=Henry|first=MJ|author2=McAuley, JD|title=Evaluation of an imputed pitch velocity model of the auditory kappa effect.|journal=Journal of Experimental Psychology: Human Perception and Performance|date=April 2009|volume=35|issue=2|pages=551–64|pmid=19331507|doi=10.1037/0096-1523.35.2.551}}</ref> Namun, dalam beberapa [[paradigma]] eksperimental, efek kappa pendengaran belum teramati. Misalnya, Roy dkk. (2011) menemukan bahwa, berlawanan dengan prediksi efek kappa, "Meningkatkan jarak antara sumber suara yang menandai interval waktu menyebabkan penurunan durasi yang dirasakan".<ref name="Roy">Roy, M., Kuroda, T., & Grondin, S. (2011). Effect of space on auditory temporal processing with a single-stimulus method. Advances in Sound Localization, 95-104</ref> Secara ringkas, efek kappa pertama kali digambarkan sebagai "Efek S" oleh Suto (1952).<ref>{{cite journal|last=Suto|first=Y|title=The effect of space on time estimation (S-effect) in tactual space|journal=Japanese Journal of Psychology|year=1952|volume=22|pages=45–57}}</ref> Goldreich (2007) menyebut efek kappa sebagai "pelebaran waktu persepsi" dalam [[analogi]] dengan [[Dilatasi waktu|pelebaran waktu]] fisik dalam [[teori relativitas]].<ref name="Goldreich_2007">{{cite journal|last=Goldreich|first=D|title=A Bayesian perceptual model replicates the cutaneous rabbit and other tactile spatiotemporal illusions.|journal=PLOS ONE|date=Mar 28, 2007|volume=2|issue=3|pages=e333|pmid=17389923|doi=10.1371/journal.pone.0000333|pmc=1828626|bibcode=2007PLoSO...2..333G|doi-access=free}}</ref>
 
== Referensi ==