'''Pagu''' adalah [[kecamatan]] di [[Kabupaten Kediri]] yang terletak di utara ibu kota Kabupaten Kediri di [[Ngasem, Kediri|Kecamatan Ngasem]].<ref name="DUKCAPIL">{{cite web|url=https://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/|title=Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2024|website=www.dukcapil.kemendagri.go.id|accessdate=25 Juli 2024|format=Visual}}</ref> Berdasarkan Perda No. 19 tahun 2004, Kecamatan Pagu dimekarkan menjadi [[Kayen Kidul, Kediri|Kecamatan Kayen Kidul]] sehingga sekarang tersisa 13 desa.<ref>Perda No. 19 tahun 2004</ref> Pagu dikenal dengan berbagai peninggalan sejarah masa [[Kerajaan Kediri]] seperti Pamuksan [[Jayabaya|Prabu Sri Aji Jayabaya]], [[Sendang Tirto Kamandanu]], dan Arca Totok Kerot. Desa Menang yang menjadi lokasi beberapa situs tersebut menggelar kirab atau ritual pada tanggal 1 [[Sura]] yang menarik banyak wisatawan setiap tahunnya.<ref>{{Cite web|title=Menjelajahi Wisata Bersejarah di Petilasan Sri Aji Jayabaya Kediri, Ini Lokasi Lengkapnya|url=https://www.koranmemo.com/wisata-travelling/1928759514/menjelajahi-wisata-bersejarah-di-petilasan-sri-aji-jayabaya-kediri-ini-lokasi-lengkapnya|date=2023-05-12|website=koranmemo.com|editor-last=Shadinta Aulia Sanjaya}}</ref><ref>{{Cite web|title=Kirab 1 Suro Petilasan Sri Aji Joyoboyo di Kediri Tarik Banyak Wisatawan|url=https://www.detik.com/jatim/budaya/d-7427491/kirab-1-suro-petilasan-sri-aji-joyoboyo-di-kediri-tarik-banyak-wisatawan|last=Andhika Dwi|date=2024-07-07|website=DETIK}}</ref> Tempat lain yang terkenal di Kecamatan Pagu antara lain Pasar Pagu dan mata air Sumber Gundi.
== Geografi ==
Pagu berada di dataran rendah dengan geografi yang didominasi persawahan. Batas wilayah kecamatan ini adalah:<ref name=bps>{{Cite book|title=Kecamatan Pagu Dalam Angka 2015|url=https://kedirikab.bps.go.id/id/publication/2015/11/02/6f91c722098822110df953b1/kecamatan-pagu-dalam-angka-2015.html|date=2015-11-02|publisher=BPS Kabupaten Kediri}}</ref>
{{Batas USBT
|utara= [[Kayen Kidul, Kediri|Kecamatan Kayen Kidul]]
|timur= [[Gurah, Kediri|Kecamatan Gurah]]
|selatan=[[Ngasem, Kediri|Kecamatan Ngasem]]
|barat=[[Ngasem, Kediri|Kecamatan Ngasem]] dan [[Gampengrejo, Kediri|Kecamatan Gampengrejo]]
}}
== Daftar desa dan dusun ==
Kecamatan Pagu terdiri dari 13 desa yang dibagi menjadi beberapa dusun atau dukuh, yakni sebagai berikut:<ref>{{Cite book|title=Kecamatan Pagu Dalam Angka 2015|url=https://kedirikab.bps.go.id/id/publication/2015/11/02/6f91c722098822110df953b1/kecamatan-pagu-dalam-angka-2015.html|date=2015-11-02|publisher=BPS Kabupaten Kediri}}</ref>
* Pamuksan [[Jayabaya|Prabu Sri Aji Joyoboyo]] - sebuah situs sejarah di Desa Menang yang menurut legenda merupakan lokasi Prabu Jayabaya melakukan [[moksa]] atau meninggal disertai raganya menghilang dari dunia.<ref name=jayabaya>{{Cite journal|title=NILAI-NILAI DAN MAKNA SIMBOLIK UPACARA KIRAB 1 SYURA DI LOKA MUKSA SRI AJI JOYOBOYO|journal=Enggang: Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, Seni, dan Budaya|last=Ismaya Indri Astuti|volume=3|issue=1|last2=Septia Nindy Lestari|year=2022|publisher=Universitas Palangka Raya}}</ref>
* [[Sendang Tirto Kamandanu]] di Desa Menang - kolam yang dipakai Prabu Jayawijaya sebelum melakukan moksa.<ref name=jayabaya></ref>
* Taman Wisata Air Sumber Gundi - sumber mata air di Desa Tanjung
* Situs Arca Totok Kerot - sebuah patung Dwarapala (penjaga gapura) peninggalan Kerajaan Kediri dan terletak di Desa Bulupasar.<ref>{{Cite web|title=ARCA TOTOK KEROT: PENINGGALAN SEJARAH KERAJAAN KEDIRI DAN BUKTI KESAKTIAN SRI AJI JOYOBOYO|url=https://syakal.iainkediri.ac.id/arca-totok-kerot-peninggalan-sejarah-kerajaan-kediri-dan-bukti-kesaktian-sri-aji-joyoboyo/|last=Shinta Belia Prabandari|date=2021-01-21|website=SYAKAL IAIN Kediri}}</ref>
* Situs Desa Semen
* Pasar Pagu
* [[Pondok Pesantren Salafiyah Kapurejo]] atau Pondok Kapu - pondok pesantren tua yang berdiri tahun 1890-an.<ref>{{Cite web|title=Menilik Pondok Pesantren Salafiyah Kapurejo Kediri, Saksi Bisu Perjuangan KH Hasyim Asy'ari|url=https://madura.tribunnews.com/2022/04/08/menilik-pondok-pesantren-salafiyah-kapurejo-kediri-saksi-bisu-perjuangan-kh-hasyim-asyari|last=Melia Luthfi Husnika|date=2022-04-08|website=madura.tribunnews.com|editor-last=Samsul Arifin}}</ref>