Suku Jambak: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 14:
| archive-url = https://web.archive.org/web/20170429001827/http://wacanaetnik.fib.unand.ac.id/index.php/wacanaetnik/article/viewFile/42/49
| dead-url = no
}}</ref>
}}</ref> Adapun jika dilihat pada suatu daerah di [[Kota Bukittinggi]], tepatnya di [[Bukit Cangang Kayu Ramang, Guguk Panjang, Bukittinggi|Kel. Bukit Cangang Kayu Ramang, Kec. Guguk Panjang]], mereka menggunakan kedua aliran ([[Lareh Koto Piliang]] dan [[Lareh Bodi Chaniago]]) sekaligus yang berdampak pada bentuk rumah gadang dan adat istiadat. Pada rumah adat suku Jambak, rumah ini tidak memiliki anjuang pada kedua ujung rumah gadang dan berlantai datar seperti rumah gadang [[Lareh Bodi Chaniago|Bodi Chaniago]]. Namun, dalam adatnya dikenal istilah ''bajanjang naiak, batanggo turun'' yang merupakan model kepemimpinan [[Lareh Koto Piliang|kelarasan Koto Piliang]]. Hal ini mencerminkan integrasi antara konsep [[Lareh Bodi Chaniago|kelarasan Bodi Chaniago]] dan [[Lareh Koto Piliang|Koto Piliang]] pada adat suku Jambak di [[Bukit Cangang Kayu Ramang, Guguk Panjang, Bukittinggi|Bukit Cangang Kayu Ramang]].<ref>GDC Unand. [https://bukitcangang.gdc.unand.ac.id/situs/rumah-gadang-suku-jambak/1 "Rumah Gadang Suku Jambak"]. ''Explore the Beautiful Places Bukit Cangang Kayu Ramang''. Diakses pada 19 November 2024.</ref>▼
▲
Kemungkinan suku Jambak juga sempat menerapkan [[Lareh Nan Panjang]] jika dilihat pada demikian, karena suatu penerapan yang berbeda dengan [[suku Guci]] yang merupakan suku induknya dan [[suku Malayu]] yang merupakan suku pecahannya dimana keduanya menerapkan [[Lareh Koto Piliang]]. Bahkan [[suku Malayu]] yang merupakan pecahannya pun juga ada ditemukan adatnya perpaduan antara [[Lareh Koto Piliang]] dan [[Lareh Bodi Chaniago]] yang bisa dikatakan juga termasuk pada [[Lareh Nan Panjang]] yang mungkin praktiknya telah ada dari suku Jambak yang merupakan suku induknya walaupun tidak keseluruhan wilayah persebaran [[suku Malayu]] yang begitu, karena ada [[suku Malayu]] pada sebagiannya hanya menerapkan [[Lareh Koto Piliang]].▼
▲
Dalam versi lain, {{lang|min|suku}} (''klan'') ini adalah rombongan pengembara yang dipimpin [[Hera mong Champa]]/[[Harimau Champo]] yang datang dari [[Tiongkok]], [[Champa]], dan [[Siam]]. Versi ini cukup berbeda dengan asal usul suku Jambak yang jelas merupakan pecahan dari [[suku Guci]] yang itu jelas lahir dari [[etnis Minangkabau]] itu sendiri. Namun mengenai ini tidak memiliki referensi pendukung yang kuat dan malah ada di antara orang Minang sendiri yang menolak hal tersebut dikarenakan suku ini memang pecahan dari suku lain yaitu [[suku Guci]], dan penolakan ini juga dikarenakan hal tersebut terkesan 'pemaksaan' dalam merelasikan antara "Champa" dengan "Jambak" yang penyebutan kedua namanya hampir mirip.
|