'''[[Jenderal (Indonesia)|Jenderal]] [[Tentara Nasional Indonesia|TNI]] '''Gatot Soebroto''' ({{lahirmati|[[Banyumas, Banyumas|Sumpiuh, Banyumas]], [[Jawa Tengah]]|10|10|1907|[[Jakarta]]|11|6|1962}}) adalah tokoh perjuangan militer Indonesia dalam merebut kemerdekaan dan juga pahlawan nasional [[Indonesia]] yang berasal dari [[Kabupaten Banyumas|Banyumas]]. Ia dimakamkan di [[Ungaran (kota)|Ungaran]], [[kabupatenKabupaten Semarang]].
== Riwayat hidup ==
Setamat pendidikan dasar di [[HIS|Hollandsch-Inlandsche School]] (HIS)]], Gatot Subroto tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, tetapi memilih menjadi pegawai. Namun tak lama kemudian pada tahun 1923 memasuki sekolah militer ''[[KNILTentara Kerajaan Hindia Belanda|het Koninklijke Nederlands(ch)-Indische Leger (KNIL)]]'' di [[Kota Magelang|Magelang]]. Sempat menjadi sersan kelas II saat dikirim di Padang Panjang selama lima tahun, Gatot Subroto kemudian dikirim ke Sukabumi untuk mengikuti pendidikan lanjutan, pendidikan ''masose''. Gatot Subroto dikenal sebagai tentara yang solider terhadap rakyat kecil meski tengah bekerja sebagai tentara kependudukan Belanda dan Jepang. Ia dianggap contoh seorang pemimpin yang layak diapresiasi berkat jasa-jasanya. Bergabung dengan KNIL membuat Gatot Subroto paham dan mengerti bagaimana seorang tentara harus bertindak.
Setelah Jepang menduduki Indonesia, serta merta Gatot Subroto pun mengikuti pendidikan [[PETA|Pembela Tanah Air (PETA)]], organisasi militer milik Jepang yang merekrut tentara pribumi untuk berperang, di Bogor. Di sanalah karier Gatot Subroto mulai merangkak naik. Selepas lulus dari pendidikan Peta, ia diangkat menjadi komandan kompi di Banyumas sebelum akhirnya ditunjuk menjadi komandan batalyon. Setelah kemerdekaan, Gatot Subroto memilih masuk [[TKR|Tentara Keamanan Rakyat (TKR)]] dan kariernya berlanjut hingga dipercaya menjadi Panglima Divisi II, [[Polisi Militer Angkatan Darat Indonesia|Panglima Corps Polisi Militer]], dan Gubernur Militer Daerah Surakarta dan sekitarnya.