Jawa Tengah dilalui beberapa ruas [[jalan nasional]] meliputi lintas utara (menghubungkan Jakarta–Semarang–Pati–Tuban–Surabaya),lintas tengah (menghubungkan Jakarta–Tegal–Purwokerto–Yogyakarta–Surakarta–Ngawi–Surabaya),dan lintas selatan Jawa (menghubungkan Bandung–Cilacap–Yogyakarta–Surakarta–Ngawi–SurabayaJakarta–Bandung–Cilacap–Yogyakarta–Surakarta–Ngawi–Surabaya), serta jalur Semarang–Solo. [[Losari, Brebes|Losari]], ''pintu gerbang'' Jawa Tengah sebelah barat dapat ditempuh 3,5–4 jam perjalanan dari Jakarta. Selain itu, Jawa Tengah juga dilintasi beberapa ruas [[Jalan Tol Trans Jawa]], yakni [[Jalan Tol Kanci-Pejagan|Jalan Tol Kanci–Pejagan]]; [[Jalan Tol Pejagan-Pemalang|Jalan Tol Pejagan–Pemalang]]; [[Jalan Tol Pemalang-Batang|Jalan Tol Pemalang–Batang]]; [[Jalan Tol Semarang-Batang|Jalan Tol Semarang–Batang]]; [[Jalan Tol Semarang|Jalan Tol Semarang ABC]]; [[Jalan Tol Semarang-Solo|Jalan Tol Semarang–Solo]]; dan [[Jalan Tol Solo-Ngawi|Jalan Tol Solo–Ngawi]] yang menghubungkan antar kota di Jawa Tengah; Jawa Timur; Jawa Barat; dan [[DKI Jakarta]]. Saat ini juga direncanakan pembangunan [[Jalan Tol Semarang–Demak]] dan [[Jalan Tol Demak–Tuban]] yang menghubungkan antara kota-kota di pantai utara Jawa Tengah dengan Jawa Timur, [[Jalan Tol Yogyakarta–Solo]]; [[Jalan Tol Yogyakarta–Magelang–Bawen]]; dan Jalan Tol Yogyakarta–Cilacap yang menghubungkan Jawa Tengah dengan [[Daerah Istimewa Yogyakarta]]; serta Jalan Tol Tegal–Cilacap yang menghubungkan antara kota di pantai utara Jawa Tengah dengan wilayah selatan.
Jawa Tengah merupakan provinsi yang pertama kali mengoperasikan jalur [[kereta api]], yakni pada tahun 1867 di [[Semarang]] dengan rute Semarang–Tanggung yang berjarak 26 km, atas permintaan Raja Willem I untuk keperluan militer di Semarang maupun hasil bumi ke Gudang Semarang.<ref>{{Cite news| url = http://oase.kompas.com/read/2011/07/21/10045816/Sejarah.Kereta.Api.di.Indonesia | title = Sejarah Kereta Api di Indonesia | date = 21 Juli 2011 | accessdate = 26 Juni 2012 | publisher = kompas.com | archive-date = 2012-07-15 | archive-url = https://web.archive.org/web/20120715024550/http://oase.kompas.com/read/2011/07/21/10045816/Sejarah.Kereta.Api.di.Indonesia | dead-url = yes | work = [[Kompas.com]] }}</ref> Saat ini [[Jalur kereta api di Indonesia|jalur kereta api]] yang melintasi Jawa Tengah adalah lintas utara (Jakarta–Cirebon–Semarang–Surabaya), lintas tengah (Jakarta–Purwokerto–Yogyakarta–Surakarta–Surabaya), lintas selatan (Bandung–Yogyakarta–Surakarta–SurabayaJakarta–Purwokerto–Yogyakarta–Surabaya), jalur Solo–Gundih–Semarang, Tegal–Slawi–Prupuk, dan Maos–Cilacap. Jalur Kereta Solo–Wonogiri yang telah lama mati dihidupkan kembali pada tahun [[2005]]. Jalur lain yang diaktifkan kembali adalah jalur rel Kedungjati–Ambarawa yang menghubungkan [[Stasiun Bringin]], [[Stasiun Tuntang]] dan berakhir di [[Museum Kereta Api Ambarawa|Stasiun Ambarawa]] serta Kutoarjo–Purworejo dan jalur percabangan {{sta|Semarang Tawang}}–[[Pelabuhan Tanjung Emas]]. Dari Stasiun Ambarawa dapat berlanjut sampai [[Stasiun Bedono]] pada tahun 2015 mendatang. Namun jalur percabangan Kutoarjo–Purworejo akan diaktifkan lagi pada akhir tahun 2023 diikuti dengan reaktivasi [[Stasiun Purworejo]] yang sempat punah pada tahun 2010.<ref>{{cite news|url=https://www.suaramerdeka.com/jawa-tengah/049678487/ada-3-kecamatan-yang-dilintasi-jalur-ka-purworejo-kutoarjo-stasiun-purworejo-masuk-kecamatan-mana|title=Ada 3 Kecamatan Dilintasi Jalur KA Purworejo–Kutoarjo, Stasiun Purworejo Masuk Kecamatan Mana?|date=2 Agustus 2023|last=Wahyu Utomo|first=Nugroho|newspaper=[[Suara Merdeka]]|location=[[Purworejo]]|access-date=2023-08-06|archive-date=2023-08-02|archive-url=https://web.archive.org/web/20230802100730/https://www.suaramerdeka.com/jawa-tengah/049678487/ada-3-kecamatan-yang-dilintasi-jalur-ka-purworejo-kutoarjo-stasiun-purworejo-masuk-kecamatan-mana|dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite news | url = http://tempo.co/read/news/2013/05/30/058484517/Jalur-Kereta-Kedungjati-Tuntang-Beroperasi-2015 | title = Jalur Kereta Kedungjati-Tuntang Beroperasi Tahun 2015 | date = 30 May 2013 | accessdate = 14 Juni 2013 | work = [[Tempo.co]] | language = id }}{{Pranala mati|date=Januari 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
Untuk transportasi udara, [[Bandar Udara Internasional Achmad Yani|Bandara Ahmad Yani]] di [[Kota Semarang|Semarang]] dan [[Bandara Adi Sumarmo|Bandara Adi Soemarmo]] di [[Kabupaten Boyolali|Boyolali]] adalah bandara komersial yang paling penting di Jawa Tengah. Selain itu juga terdapat [[Bandara Dewandaru]] di [[Kabupaten Jepara|Jepara]] ([[Karimunjawa, Jepara|Kec. Karimunjawa]]), [[Bandara Tunggulwulung]] di [[Kabupaten Cilacap|Cilacap]], [[Bandar Udara Jenderal Besar Sudirman|Bandar Udara Jenderal Besar Soedirman]] di [[Kabupaten Purbalingga|Purbalingga]], [[Bandar Udara Ngloram]] di [[Kabupaten Blora|Blora]] ([[Cepu, Blora|Kec. Cepu]]). Penerbangan Jakarta–Semarang atau Jakarta–Surakarta dapat ditempuh dalam waktu 45–50 menit.